Chereads / SELIN—DION / Chapter 8 - 7. PERASAAN SELIN

Chapter 8 - 7. PERASAAN SELIN

Setelah terdiam cukup lama memandang kepergian Dion, Selin kemudian ikut masuk ke dalam rumahnya dan segera berjalan menuju kamarnya untuk memperbaiki penampilannya seperti yang di instruksikan oleh Dion.

sesampainya Selin dikamarnya ia langsung menuju lemari pakaiannya dan mengambil baju ganti untuk dirinya dan kemudian masuk ke dalam kamar mandi miliknya.

Selin memandang pantulan dirinya dicermin wastafel dengan perasaan bergidik ngeri, bagai mana tidak ngeri? penampilannya saat ini sangat mengerikan dengan wajah yang kusut oleh sisa air matanya yang sudah mengering serta rambut yang sangat berantakan. Pokoknya penampilannya saat ini sangat tidak layak untuk dilihat dan ia merasa sangat malu karna Dion melihat penampilan yang berantakannya seperti ini.

setelah membasuh wajah dan memperbaiki kembali penampilannya serta mengganti bajunya yang tadi ia pakai, Selin kembali memastikan penampilannya sekali lagi sebelum keluar kamarnya menuju ruang makan.

Diruang makan Selin melihat Papanya dan Dion sedang mengobrol sambil sesekali tertawa, entah apa yang tengah dibicarakan oleh dua laki-laki beda generasi itu. Sedangkan Sang mama tengah menyiapkan makan malam untuk mereka dibantu oleh asisten rumah tangga mereka.

Dion yang menyadari kedatangan Selin segera menoleh kearah gadis itu dan tersenyum hangat padanya dan segera berdiri untuk membukakan kursi untuk tempatnya duduk, Selin yang mendapat perlakuan manis seperti itu hanya mampu mengucapkan terima kasih tanpa mengeluarkan suaranya yang diangguki oleh Dion.

"Cantik.." bisik Dion tepat di samping telinga Selin.

Sedangkan Selin yang mendengar ucapan Dion hanya mampu tersenyum dan tersipu. Ia yakin kalau sekarang pipinya pasti sudah memerah karna malu.

Posisi duduk Selin dan Dion memang saling berdampingan dan kedua orang tua Selin duduk tepat di hadapan mereka.

"Lagi bahas apa? kayaknya seru banget" tanya Selin setelah duduk dikursinya dan mencoba mengalihkan perasaan malunya dengan bertanya pada mereka

"Lagi bahas pengalaman Dion semala menjadi pilot" jawab sang papa

"Emang ada apa sama ceritanya? tadi Selin liat kalian sempat ketawa, pasti ada yang lucu yaa?" tanyanya lagi

"Banyak sayang, salah satunya pernah ada ibu-ibu yang menawarkan aku buat jadi menantunya" kali ini Dion yang menjawabnya sambil tersenyum geli "Dan kamu tau apa alasannya?" tanyanya pada Selin yang dibalas gelengan oleh gadis itu. " Ibu itu mau jadiin aku menantunya supaya katanya bisa sering-sering diajak jalan-jalan naik pesawat padahal kan sebentar lagi udah mau resign" lanjutnya dengan masih tertawa geli. Selin yang mendengar penuturan Dion ikut tertawa mendengar alasan ibu-ibu yang dimaksudkan oleh Dion.

"Lalu kamu jawab apa sama ibu-ibu itu?" tanya Selin ingin tau tanggapan Dion terhadap ucapan ibu-ibu yang Dion maksud.

"karna--"

"Makanan siap, ayok makan dulu ngobrolnya bisa dilanjut setelah makan" ucap mama Selin menyela ucapan Dion. Dion yang mendengar ucapan sang calon mama mertua tidak melanjutkan ucapannya lagi, sedangkan Selin sebenarnya masih menunggu Kelanjutan dari jawab dari Dion

"Terima kasih tante" ucap Dion pada mama Selin

"Loh kok tante sih? panggil mama dong, sama kayak Selin manggil mama dengan sebutan mama. Kamu kan bentar lagi jadi anak mama juga, jadi mulai sekarang kamu manggil mama aja supaya terbiasa" ucap sang mama mengoreksi sebutan Dion terhadapnya.

"Iya.. terima kasih Mama " ulang Dion

"Nah gitu dong, jadi sekarang mama udah punya anak laki-laki dong" ucap mama Selin bangga

"Kalau kamu udah manggil tante dengan panggilan Mama, berarti kamu juga harus manggil Om dengan panggilan Papa" ucap Papa Selin tak mau kalah

"Siap Papa" ucap Dio menyetujui sambil mengangkat jempolnya kearah Sang calon papa mertua

"Yaa udah ayo makan, keburu makanannya dingin" ucap sang mama sambil mengambil piring sang suami untuk diisi makanan dan lauknya.

Selin yang melihat itu pun melakukan hal yang sama pada Dion.

"Kamu mau lauk apa?" tanya Selin setelah mengisi piring Dion dengan nasi

"Rendang aja, ntar aku nambah sendiri kalau masih kurang" jawab Dion, setelah mengisi piring Dion dengan lauk yang dia mau Selin kemudian menyerahkan piring makan Dion dan kemudian mengisi piringnya sendiri.

"Terima kasih sayang" bisik Dion pada Selin yang di angguki oleh Selin sambil tersenyum.

Mereka makan malam dengan tenang dan sesekali diselingi dengan obrolan ringan antara mereka.

Setelah makan malam, mereka berkumpul diruang TV dan kembali berbincang-bincang, dan membahas perkembangan dari hubungan mereka. Orang tua Selin ingin memastikan bahwa hubungan Selin dan Dion berjalan lancar tanpa hambatan. Mereka sangat bahagia mengetahui bahwa sang putri dan sang calon menantu mereka sudah mulai serius untuk membahas rencana selanjutnya untuk pernikahan mereka berdua.

Dion mengatakan dia hanya perlu mengurus beberapa hal mengenai rencana resign nya dari pekerjaannya sebagai pilot dan setelah itu berencana untuk bergabung di perusahaan orang tuanya. Mereka sepakat akan membahar rencana pernikahan mereka setelah urusan Dion selesai agar tidak mengganggu persiapan mereka.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam dan Dion sudah bersiap-siap untuk pulang. Selin mengantarkan Dion menuju teras rumahnya.

"Kamu udah baikan?" tanya Dion setelah mereka sampai diteras rumah Selin dengan mengusap sayang pucuk kepala Selin. Selin tersenyum hangat saat mengerti maksud dari pertanyaan Dion.

"Iya, aku baik-baik aja kok. Kamu ngga udah khawatir" jawab Selin sambil menganggukkan kepalanya

"Kalau gitu aku pulang yah?" pamit Dion

"Iya, kamu hati-hati nyetirnya" jawab Selin

Sebelum Dion masuk ke dalam mobilnya, ia memberanikan diri untuk mengecup kening Selin. Mendapat perlakuan tiba-tiba seperti itu, Selin hanya mampu terdiam menerima kecupan Dion di keningnya dan setelah itu Dion segera masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan kediaman Selin.

Setelah mobil Dion sudah menghilang dari pandangannya Selin kemudian meraba keningnya yang masih meninggalkan jejak hangat dari bibir Dion. Gadis itu kemudian membalik badannya dan kembali masuk kedalam rumahnya tanpa menghilangkan tersenyum dibibirnya.

"Ciee, kayaknya putri kita udah mulai jatuh cinta lagi deh Pah.." goda sang mama setelah Selin kembali bergabung di tuang TV bersama kedua orang tuanya.

"Apaan sih Mah... Emang ngga boleh kalau Selin jatuh cinta lagi" ucap Selin malu sambil menjawab godaan sang mama dan tanpa ia sadari ia telah mengakui kalau ia telah jatuh cinta pada Dion.

"Jadi sekarang udah beneran jatuh cinta nih sama Dion" sekarang giliran sang papa yang menggoda Selin

"Kok papa ikut-ikutan sama mama sih ngegoda Selin?" tanya Selin dengan nada yang dibuat kesal untuk menutupi rasa malunya. Selin kemudian beranjak dari duduknya berjalan ke kamarnya sambil menghentak-hentakkan kakinya tanda ia sedang kesal. sungguh kebiasaan yang sangat kekanak-kanakan.

Setelah sampai didalam kamarnya Selin kemudian membaringkan tubuhnya terlentang menghadap langit-langit kamarnya.

"Apa benar, aku udah jatuh cinta sama Dion?" tanya Selin yang entah pada siapa.