Chereads / SELIN—DION / Chapter 7 - 6. JANJI SELIN

Chapter 7 - 6. JANJI SELIN

Setelah kejadian di toko kue beberapa waktu lalu. Kini Selin lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melamun dan memikirkan tentang hal-hal yang pernah terjadi padanya dimasa lalu, tentang kebersamaannya bersama Raka dulu, tentang hari-hari bahagia mereka dulu selama berpacaran.

Hingga setelah tiga tahun menjalin hubungan kekasihnya itu melamarnya secara pribadi ditempat yang sangat romantis, gadis mana yang tidak bahagia mendapat kejutan seperti itu dari kekasihnya? Selin merasa seolah hidupnya sudah sangat sempurna, membayangkan bahwa dia akan menikah dengan orang yang sangat ia cintai dan hidup bahagia bersama keluarga kecil mereka. Impian demi impian telah ia rancang untuk masa depan mereka.

Tetapi sehari sebelum pertunangan mereka diadakan, semua impian yang ia rancang selama ini seketika hancur tak tersisa. Bagaikan mimpi buruk yang sangat ia harapkan akan berubah setelah hari esok. Saat ia mendapatkan surat dari sang kekasih yang telah menghilang beberapa hari ini, bahwa ia tidak bisa melanjutkan rencana pertunangan mereka dan menyuruhnya untuk melupakan dirinya.

Hati gadis mana yang tidak hancur mendapatkan kenyataan seperti ini? rasa cinta yang begitu besar seketika menjadi kebencian dan dendam yang mendalam yang akan ia ingat sampai kapan pun.

Gadis yang dulunya memiliki sifat periang dan selalu tersenyum hangatnya pada siapa pun yang berpapasan dengannya seketika menjadi gadis yang dingin dan tidak pernah lagi menampilkan senyuman itu diwajahnya, bahkan pada orang-orang terdekatnya sekalipun.

Waktunya hanya ia gunakan untuk bekerja dan bekerja, sebagai pengalihan dari rasa sakit dan dendamnya. Bahkan ia memilih untuk keluar dari rumah dan perusahaan ayahnya yang selama ini menjadi tempat kerjanya dan memutuskan untuk hidup mandiri dengan membeli sebuah apartemen kecil dan memulai hidupnya dengan mencari pekerjaan ditempat lain yang tidak memiliki hubungan dengan masa lalunya terutama dengan Raka sang mantan kekasih.

Kedua orang tuanya sempat menolak akan keputusannya, tetapi dengan keras kepala dia mengatakan bahwa ia tidak membutuhkan persetujuan dari mereka dengan keputusan yang ia ambil ini, dan dengan berat hati kedua orang tuanya menerima keputusannya

Mereka juga menyadari bahwa Selin membutuhkan pengalihan dari rasa sakitnya ini dan membutuhkan suasana baru. Mereka hanya berharap putri mereka tidak akan selamanya tenggelam pada rasa sakitnya dan melupakan untuk mencari kebahagiaan dan melanjutkan hidupnya.

"Sel, are you okay?" pertanyaan Dion menariknya kembali dari lamunannya. Dion menghapus air mata tunangannya yang bahkan tak Selin sadari kapan ia menangis. mungkin ia terlalu menghayati lamunannya sampai-sampai tak menyadari hal itu.

Mereka sekarang berada di halaman belakang kediaman orang tua Selin, duduk berdampingan di sebuah bangku kayu yang memang diperuntukkan untuk dua orang. Selin bahkan tidak sadar kapan Dion mulai duduk di sampingnya. Bahkan sekarang Dion telah merubah posisi duduk mereka agar mereka saling berhadapan.

"Selin.. are you okay?" Dion mengulang pertanyaannya karna tidak mendapat jawaban dari Selin

Selin terdiam sesaat sambil menatap langsung pada mata Dion dan menggenggam tangan Dion yang masih menghapus air matanya "Berjanjilah untuk tidak akan pernah meninggalkanku apa pun keadaannya!" Bukannya menjawab pertanyaan Dion, ia malah meminta Dion untuk berjanji untuk tidak meninggalkannya.

Dion yang mendengar permintaan Selin yang menurutnya aneh hanya mengerutkan keningnya bingung, tetapi setelah beberapa saat ia langsung tersenyum hangat dan membalas genggaman Selin dan membawah tangan Selin untuk ia kecup.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, bahkan tidak akan pernah ada dalam pikiranku sedikit pun untuk meninggalkan mu, karena aku mencintaimu dan kau pun harus berjanji untuk tidak akan pernah meninggalkan ku apa pun yang terjadi". ucap Dion serius sambil menatap langsung pada manik coklat Selin menunjukkan keseriusannya.

Mendengar keseriusan dari sang tunangan membuat Selin tersentuh dan mulai terisak haru, ia hanya mampu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas permintaan Dion. Ia berharap pilihannya kali ini tidak akan mengecewakan dirinya untuk yang kedua kalinya, cukup sekali ia merasakan sakit yang amat dalam, ia tidak mau merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya.

"I Love you, for the rest of my life" ucap Dion tiba-tiba sambil menatap langsung pada manik Selin. Ia sekarang menyadari bahwa ia telah jatuh cinta sangat dalam pada gadis di hadapannya ini dan ingin memiliki serta membahagiakannya dengan segenap jiwa raganya.

Selin yang mendengar pernyataan cinta tiba-tiba dari Dion hanya mampu terdiam dan balik menatap manik Dion, mencoba mencari kebohongan dalam ucapannya barusan. Tapi nihil, yang iya temukan hanya keseriusan dari tatapannya.

Akhirnya dia bertambah yakin akan keputusannya untuk menerima Dion sebagai bagian dari hidupnya dan akan berusaha mencintai lelaki di hadapannya.

Selin langsung menghambur ke pelukan Dion dengan isakan yang bertambah kencang "aku mungkin belum bisa membalas perasaan cintamu untuk saat ini, tapi aku akan berusaha membalas perasaanmu segenap hatiku" ucap Selin jujur disela isakannya didada bidang Dion dan Dion yang mendengar pernyataan dari Selin sudah lebih dari puas akan hal itu, setidaknya Selin telah menerima perasaannya dan gadis itu pun berjanji akan berusaha dengan segenap hatinya untuk membalas perasaannya.

"Bagiku itu sudah lebih dari cukup sayang. Aku akan menunggu saat itu, saat dimana kau membalas perasaanku, bahkan jika kau membutuhkan waktu seumur hidup mu aku akan menunggunya" ucap Dion semangat tanpa menyembunyikan rasa senangnya dan mencium pucuk kepala Selin berkali-kali. Jujur saja, hari ini adalah hari yang paling membahagiakan baginya seumur hidupnya.

mereka terdiam cukup lama dalam posisi yang masih saling berpelukan, tak ada satu pun dari mereka membuka suara hingga suara deheman menginterupsi keheningan yang mereka ciptakan.

"ehm.. makan malam sudah siap dan kalian sudah ditunggu didalam" seru papa Selin yang berjarak sekitar 5 meter dari mereka duduk, dari jarak itu papa Selin masih bisa melihat sisa air mata di wajah sang anak dan menyerngitkan dahinya bingung akan situasi yang dialami pasangan itu. Tak ingin mempermasalahkannya papa Selin kembali berseru lalu kembali masuk ke dalam rumah "cepatlah masuk sebelum mamamu yang datang sendiri memanggil kalian"

"Emm.. sebaiknya kau ke kamar dulu memperbaiki penampilanmu sebelum bergabung, wajah mu sangat berantakan" ucap Dion sedikit bercanda untuk mencairkan suasana canggung diantara mereka setelah kejadian yang mereka alami tadi, lalu beranjak dari duduknya sambil menarik tangan Selin mengajaknya untuk berdiri. "Aku akan masuk duluan" ucap Dion melangkah masuk ke rumah setelah sebelumnya menghapus sisa air mata yang masih menempel di kedua pipi Selin dan merapikan rambutnya.

Selin yang mendapat perlakuan seperti itu dari Dion kembali menitikkan air matanya, dia tidak pernah menyangka akan kembali dicintai oleh seorang lelaki dengan begitu tulus seperti ini.

Selin berjanji pada dirinya akan berusaha untuk membalas perasaan Dion secepatnya, ia tidak ingin membuat Dion menunggu terlalu lama dalam menantikan balasan perasaannya hingga akhirnya lelaki itu menyerah. TIDAK.. ia tidak mau kehilangan lelaki seperti Dion.