Chereads / SELIN—DION / Chapter 5 - 4. JANJI DION

Chapter 5 - 4. JANJI DION

Dion tiba di restoran lebih dulu karena memang jarak dia dari rumahnya dari lokasi tersebut yang terbilang dekat dan memang ia berangkat lebih dulu dari pada Selin dan temannya itu. Sedangkan Selin dan Cerry tiba lima belas menit kemudian.

Dion yang telah menunggu kedatangan Selin dan temannya itu melambaikan tangan kepada dua gadis yang baru saja datang setelah melihat mereka memasuki restoran.

"Maaf kami telat, kamu udah lama nunggu ya?" tanya Selin setelah mengambil tempat duduk didepan Dion dan disusul oleh Cerry di sampingnya.

"Tidak masalah, aku juga baru nyampe kok", jawab Dion dengan senyum ramahnya

"Oh iya, kenalin ini Cerry sahabat aku" ucap Selin memperkenalkan Cerry pada Dion

"Hai, kenalin aku Cerry sahabat sekaligus tempat curhatnya Selin. Jadi kalo kamu mau kenal Selin lebih jauh kamu bisa tanya-tanya sama aku". ucap Cerry mengulurkan tangannya dengan gaya sok akrabnya. Selin yang mengetahui sifat Friendly Cerry hanya bisa geleng-geleng kepala dan tersenyum melihat tingkah sahabatnya ini.

"Hai, aku Dion calon suami Selin", balas Dion sambil tersenyum melihat kearah Selin yang dibalas pula dengan senyuman oleh gadis tersebut.

"nggak nyangka calon suami kamu ganteng juga Sel" bisik Cerry sambil menyikut lengan Selin.

"Sudah, kamu diam aja. Kayak Farukh ngga ganteng aja" Balas Selin sambil mengatakan kalau tunangan sang Sahabat tak kalat gantengnya dari calon suaminya itu.

"Mereka punya ketampanan yang berbeda" ucap Cerry lagi, ya.. memang Dion dan Farukh memiliki ketampanan yang berbeda. Dion dengan ketampanan khas Indonesianya sedangkan Farukh dengan ketampanan Khas Turkinya karna memang Farukh memiliki darah campuran Indonesia-Turki dari kedua orang tuanya.

"Oh iya dengar-dengar kamu pilot yah?" tanyanya pada Dion, tadi di perjalanan Selin sempat memberitahunya bahwa Dion adalah seorang Pilot disalah satu maskapai penerbangan yang cukup terkenal dinegara mereka.

"Dulunya iya, tapi sekarang udah nggak.", jawab Dion

"kenapa?" tanya Cerry penasaran dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Dion

"Papa meminta ku untuk bergabung di perusahaannya buat bantuin dia, yah sebagai anak satu-satunya aku harus menuruti kemauan papa sekaligus mulai membiasakan diri kalo nantinya papa udah memutuskan buat pensiun dan aku yang harus mengambil alih perusahaan" ucap Dion menjelaskan.

"kalo kamu Sel, kapan mau gabung di perusahaan papa kamu?" Cerry beralih bertanya pada Selin yang sedari tadi hanya diam mendengar perbincangan mereka.

"Yahh ngga tahu, aku cuman mau ngebangun Karir ku sendiri tanpa ada nama papa di belakang namaku, aku mau semua orang tahu namaku karena kerja kerasku sendiri bukan karna nama papa ataupun keluargaku". jelas Selin santai, Dion yang mendengar jawaban Selin merasa kagum dan bangga pada calon istrinya ini.

"nah, Kamu sendiri kenapa ngga gabung di kantor papa mu?", tanya Selin balik

"kan aku ngga mau pisah sama kamu, kita kan soulmate" jawab Cerry sekenanya. Yahh memang keluarga Selin dan Cerry memiliki perusahaan mereka masing-masing dan mereka sempat bekerja di perusahaan tersebut, tapi karna masa lalu Selin, gadis itu memutuskan untuk mencari pekerjaan lain ditempat baru dan Cerry yang sangat paham akan kondisi sahabatnya saat itu kemudian memutuskan untuk mengikutinya untuk bekerja ditempat kerjanya yang sekarang ini.

"alaahh, basi tahu ngga alasan mu, bilang aja kamu ngga mau nerima tanggung jawab buat mengurus perusahaan, dasar..." Sunggut Selin tidak mau menerima alasan yang diberikan oleh sang sahabat.

"nah itu kamu tau... Kamu emang Sahabat ku yang paling mengerti", balas Cerry sambil memeluk Selin dari samping yang terlihat sedikit berlebihan, dan interaksi keduanya tidak luput dari pengamatan orang yang ada di hadapan Mereka, yah siapa lagi kalau bukan Dion.

"oh iya sampai lupa, kalian mau pesan apa?", tanya Dion sambil menyerahkan daftar menu pada mereka.

Kedua gadis itu kembali tersadar kalau mereka tidak hanya berdua di meja tersebut, melainkan ada orang ketiga yang bersama mereka.

Selin menerima daftar menu tersebut dan mulai melihat-lihat menu yang ada lalu memesan beberapa makanan pada pelayan yang sedari tadi berdiri di dekat mereka, Cerry dan Dion pun melakukan hal yang sama, dan setelah memastikan pesanan mereka, pelayan itu pun pamit meninggalkan mereka untuk menyiapkan pesanan dengan sikap sopannya.

Setelah berbincang-bincang beberapa saat, pesanan mereka pun datang, dan ketiga orang itu makan dengan tenang dengan diselingi beberapa percakapan ringan.

Cerry yang memang banyak bicara yang paling aktif dalam percakapan mereka yang sesekali mengundang gelak tawa Dion, Selin hanya sesekali ikut dalam percakapan mereka, karena memang dia orangnya yang irit bicara dan tersenyum pada Dion untuk memaklumi sahabatnya ini. Dion yang mengerti maksud Selin hanya mengangguk dan tersenyum pada Selin tanda mengerti.

"Dion, kamu harus kerja keras buat ngeluluhin hati batunya Selin, kamu ngga boleh nyerah, oke?" ujar Cerry pada Dion

"Pasti, aku ngga bakalan nyerah buat dapatin hati Selin seutuhnya", jawab Dion mantap

"nah, itu baru gentleman. Lo tau selama ini udah banyak yang berusaha untuk mendapatkan hatinya dia, yahh tapi emang dasar si Selin aja yang hatinya batu, ngga peka sama keadaan" ujar Cerry sambil tertawa kecil yang di balas jitakkah oleh Selin.

"aduuhhh, sakit Sel", gerutu Cerry sambil mengusap-usap kepalanya yang mendapat jitakan maut dari sahabatnya itu

"udah puas kamu menggosipi ku ?, dasar mak lambe", ucap Selin yang hanya dibalas cengiran oleh Cerry.

"maaf yah Dion, si Cerry emang gitu orangnya nggak bisa diam"

"iya ngga papa, aku senang kok bisa kenal sama Cerry dia orangnya baik yah walaupun sedikit cerewet", ucap Dion sambil tertawa geli melihat ekspresi muka Cerry yang ternyata tak terima disebut cerewet.

"aku ngga cerewet, cuman sedikit banyak bicara OKE", gerutu Cerry yang dihadiahi gelak tawa dari keduanya, Cerry yang menyadari ucapannya yang sedikit aneh pun ikut tertawa.

Setelah makanan mereka habis, Selin melihat ke arah arloji yang ada di pergelangan tangannya untuk memeriksa jam istirahat mereka yang sebentar lagi akan habis.

"Dion, kita balik duluan yah soalnya jam makan siang kita udah mau Selesai dan kita masih banyak pekerjaan yang harus kamu urus dikantor" ujar Selin

"yahh, udah mau selesai yahh, padahal aku masih mau ngobrol banyak sama Dion" ujar Cerry menanggapi perkataan Selin dengan raut muka yang dibuat-buat seolah tidak tega untuk pergi

"lain kali kita masih bisa ngobrol kok Cer" jawab Dion dengan senyumnya.

"ayo Cerr kita balik, Dion kita pamit yah", ujar Selin sambil berdiri dari duduknya dan disusul oleh Cerry.

"iya, kalian hati-hati dijalan yahh. Sampai ketemu lagi Cerry" balas Dion sambil melambaikan tangan pada mereka yang dibalas oleh kedua wanita itu.

Dion masih diam ditempatnya semula, dia masih memperhatikan kepergian kedua wanita itu sampai mobil mereka melaju meninggalkan parkiran restoran. Dion kembali teringat dengan percakapannya dengan Cerry sewaktu Selin meninggalkan mereka berdua ke toilet.

"Dion, aku mohon sama kamu, jangan pernah sakitin hati Selin apalagi sampai mengkhianatinya, cukup sudah rasa sakit yang selama ini dia tanggung, aku percaya sama kamu, kalo kamu bisa membuat Selin bahagia dan bisa menyembuhkan rasa sakitnya", ucap Cerry Serius dengan tatapan memohon pada Dion.

"Pasti Cerr, aku akan berusaha menyembuhkan hati Selin dan berjanji nggak bakalan menyakiti hatinya apalagi mengkhianatinya", jawab Dion mantap yang dibalas anggukan dan senyum kelegaan oleh Cerry.

Mengingat perkataan Cerry tadi membuat Dion semakin bertekad untuk mendapatkan hati Selin yang sedingin es.

"Sel, aku janji bakalan buat kamu sembuh dari rasa sakit hati kamu, ini janji Seorang Dion Atmajaya" ucap Dion mantap sebelum beranjak meninggalkan tempatnya.