Cahaya silau matahari yang menembus ke kamar Calista membangunkan ku siang ini, yaa ini sudah siang kulirik jam dinding di kamar Calista menunjukkan pukul 9 pagi, cukup siang menurutku. Kami pulang dari club pukul 4 pagi, dan itu pun dijemput oleh supir nya Calista karena kami berdua mabuk berat, ntah berapa gelas minuman yang kami teguk, masih umur 20 sudah berani teguk minuman ? who's care~ that's our way to enjoy the life and healing ourself, lagipula sebentar lagi usia ku 21 tahun dan orang tua kami tidak mempermasalahkan hal ini selagi nilai akademik kami di kampus baik-baik saja. Kepalaku sangat pusing, kulirik ke sebelah, Calista masih terlelap tidur, aku pun beranjak dari tempat tidur menuju ke sudut kamar, aku mengambil air mineral dingin dari minibar, aku pun minum dan duduk di sofa sudut kamar, setelah minum aku kembali membaringkan tubuhku di sofa itu, tiba-tiba terlintas lagi ajakan Daniel untuk memintaku menjadi FWB nya, aiih sebenarnya apa FWB itu ? Kuambil laptop Calista yg ada di dekatku, lalu kucoba browsing di internet soal hal ini, dan hasilnya hanyalah sebuah nama film yang dibintangi Justin Timberlake. Karena tidak puas dengan hasil pencarian di internet, akupun kembali ke ranjang dan tidur lagi, ah persetan dengan waktu, aku sangat lelah dan butuh banyak istirahat, lagipula ini hari libur, ranjang calista terlalu nyaman jika tidak digunakan hahaha.
___________________________________________
Jam makan siang pun tiba, aku dan Calista duduk di kursi, di meja makan kami sudah tersaji hangover soup buatan koki pribadi di rumah Calista yang kebetulan berasal dari Korea Selatan, dia selalu menyajikan soup ini setiap Calista pulang dalam keadaan mabuk, dan koki pribadi ini juga rekomendasi dari Andrew tentunya karena dia ada darah Korea juga. Kucicipi soup nya dan rasa nya hangat sekali kaldu sapi dan gabungan dari sayur-sayuran serta bumbu khas dari Korea sungguh menyegarkan dan kepalaku sudah mulai membaik, soup ini sangat magic. Disela-sela waktu makan kami akupun mencoba menanyakan hal yang kemarin Daniel katakan padaku.
"Gue diajak FWB sama Daniel" ucapku singkat yang membuat Calista tersedak dan akupun membantu memberikan minum untuknya.
"WHAAT ?! Gila si Daniel berani juga ambil jalan ini" ucap Calista yang sudah membaik karena tersedak tadi sambil menyapu mulut nya dengan tissue.
"FWB apaan sih Cal ? kasih tau gue dong, itu julukan ? apa hubungan ? atau apasih" tanyaku serius dan antusias.
"Jadi gini jess, singkatan nya dulu yaa FWB itu Friends with benefit, artinya temenan yang menguntungkan apapun itu bentuknya, misal gue sama Andrew, gue pengen liburan ke Eropa, trus tiba-tiba Andrew juga mau kebutuhan "pria" nya terpenuhi, yaudah gue kasih yang Andrew butuhin, begitupun sebaliknya" jelas Calista santai sambil memakan apel yang ntah kapan ada di meja itu karena fokusku tertuju pada Calista. setelah mendengar penjelasan Calista aku hanya bisa menelan ludah,
"Tapi inget ya jess, ini ga pake perasaan. karena balik lagi singkatan nya itu FRIENDS so that mean it just a friend, contoh lagi soal semalem kita ke club, gue minta Andrew buat nemenin gue padahal dia lagi sibuk sama urusan nya, sebagai gantinya nanti gue bantu dia juga buat backup kerjaan yang pending kemarin" jelasnya lagi, akupun masih bingung dan banyak sekali pertanyaan di kepalaku.
"Berarti ga selama nya soal 'itu' cal ?" tanyaku lagi yang sekarang ikut memakan apel.
"Depends on both of you, better sih kalian bikin perjanjian dulu atau mungkin gampang nya kesepakatan kali yaa, kalo perjanjian mah kayanya resmi banget" jelas Calista.
"Trus gue harus jawab apa dong ke Daniel ?" tanyaku singkat.
"Ya kalian ketemuan aja dulu, trus bikin kesepakatan nya deh, tapi setau gue ya Daniel itu udah biasa ngelakuin semua sendiri urusan bisnis, dll semua sendiri, yang gabisa sendiri yaa urusan 'itu' " jelas Calista lagi.
"So that mean gue harus selalu kasih 'itu' ke Daniel ?" tanyaku ragu
"Hemm .. bisa jadi, karna gue gatau juga ya, kan kesepakatan itu kalian berdua yang atur, tapi tenang aja kok jess kalo diliat-liat Daniel itu lebih mapan dari Andrew lu juga gak bakalan nyesel sih kayanya yaa" jelas Calista. Setelah mendengar jawaban Calista tiba-tiba handphone ku bergetar, tertera nomor yang tidak ku kenal, aku pun menjawab telfon nya.
👧 : "hallo"
👨 : "gimana ? gue bisa dapet jawaban dari lu sekarang ?"
👧 : "daniel ?" mataku langsung melotot kearah Calista, ku yakin pasti dia yang memberikan nomorku ke Daniel.
👨 : "yes, lu harus save nomor gue sekarang, gimana soal tawaran gue kemaren ? bisa kita ketemu sekarang ? lu masih dirumah Calista kan ? gue jemput ya ?"
👧 : "iya masih, eh nanti dulu ..." ku hold telfon Daniel.
"Cal ini gimana ? dia ajak gue ketemuan sekarang, bahkan mau jemput gue disini" tanyaku panik.
"yaudah iyain aja, lagian kan gue juga mau pergi bantuin Andrew di kantornya, abis ini gue makan langsung pergi kok, lu siap-siap disini aja, pake baju gue" ucap Calista. kujawab dengan anggukan dan kusambung lagi telfon ku dengan Daniel.
👧 : "hallo .. sorry ke hold"
👨 : "it's ok. Gimana ?"
👧 : "yaudah gue tunggu dirumah Calista, lu mau jemput jam berapa ?"
👨 : "jam 4 sore, sekalian gue mau ajak lu nonton dulu sebelum dinner"
👧 : "ok see you"
👨 : "see you"
"Gimana ?" tanya Calista
"Jam 4 dia jemput gue disini" jawabku
"Oke sekarang udah jam 2 cukup lah yaa 2 jam buat siap-siap, lo pergi gue juga pergi" jelas Calista yang kujawab hanya dengan anggukan kepala saja, kami berdua pun bersiap untuk urusan masing-masing. Saat ini aku masih belum tau apa yang akan ku katakan ke Daniel dan begitu pula sebaliknya, aarrrgghh... ntah lah biarkan semua mengalir begitu saja nantinya, mungkin ini juga jalan satu-satunya untukku atas keputusan ku yang tidak mau membuka hati lagi.