Ku langkahkan kaki menuju sudut tempat tidur dan berlutut berdoa kepada Tuhan, segala kegelisahan, ketakutan, dan semua yang membuat ku tidak nyaman kusampaikan pada Tuhan, meminta kepada Nya untuk kekuatan dan pemulihan diri. Setelah berdoa, ku merasakan ketenangan jiwa dan menerima semua keadaan kemarin termasuk menerima keadaan bahwa Keenan dan Marissa pergi ke Amerika, mungkin mereka akan memulai hidup baru disana. Aku pun tak mau kalah, aku harus bahagia juga meskipun ntah sampai kapan aku bisa membuka hatiku lagi untuk laki-laki lain.
_______________________________________
Akhirnya aku kembali ke kampus, sudah 2 minggu aku absen, mereka tahu apa yang terjadi, sampai ke rektor pun tahu soal Keenan, mungkin Keenan pindah ke Amerika juga karena keputusan rektor yg mengeluarkan Keenan dari universitas ini. Aku turun dari mobil dan mobil pun melaju meninggalkan kampus, mama masih belum mengizinkan aku pergi sendiri, jadi pam supir yang mengantarku ke kampus, aku berjalan menuju kelas, dan dari kejauhan aku melihat ada seseorang berlari kearahku, semakin mendekat dan aku mengenali siapa dia, dia adalah Calista Evelyn sahabat karib ku, Calista baru saja tiba dari Jerman karena ada pertukaran mahasiswa selama beberapa bulan.
"Sayaaangggkuuu ..." ucap Calista yang menghampiri ku dan memelukku erat, kubalas pelukan nya aku merindukan nya, aku tidak tahu apakah Calista tau soal Keenan atau tidak yang jelas aku tidak mau memulai nya sebelum dia bertanya.
"ich vermisse dich" ucapku yang berarti merindukanmu, Calista pun melepaskan pelukan nya dan langsung merangkul pundak ku, kita berjalan menuju kelas dan setiap orang mengalihkan pandangan nya kearahku, ntah tatapan apa yang mereka tujukan padaku, Calista pun bingung dengan apa yang terjadi dia sedikit melirik kepadaku seakan bertanya kenapa, tapi ku hanya bisa tersenyum.
"Selamat pagi Mrs. Hera" ucapku kepada dosen seraya mengalihkan perhatian Calista yang sedari tadi kebingungan soal perlakuan mahasiswa disini.
"Selamat pagi Jessie, How are you ?" tanya nya sambil memegang pundakku dan tersenyum.
"I'm fine maam, thank you" jawabku singkat.
"syukurlah kalau begitu, sudah 2 minggu kamu mengajukan cuti saya harap kamu bisa kembali bersemangat mengejar yang tertinggal" ucap Mrs. Hera yang memberi ku semangat.
"Cuti 2 minggu ? lo kemana Jess ?" Calista memotong pembicaraan dan langsung melirik bingung kepadaku.
"Calista, bagaimana Jerman ? Seru ? Semoga kamu bisa menerapkan kedisiplinan disana di kampus ini yaa, bisa jadi contoh buat temen-temen kamu yang lain juga" ucap Mrs. Hera yang memotong pembicaraan Calista kepadaku.
"Terima kasih maam sudah merekomendasikan saya ke jajaran dekan untuk pertukaran mahasiswa, saya banyak sekali mendapatkan ilmu disana, sebisa mungkin akan saya terapkan disini, kami pamit dulu maam" Calista pun menundukkan kepalanya seraya memberi hormat ke Mrs. Hera dan aku pun mengikutinya, Calista pun langsung merangkulku lagi dan berjalan meninggalkan Mrs Hera.
"Gue minta penjelasan lo yaa Jess, apa yang gak gue tau selama gue di Jerman" ucap Calista yang membuatku kaget, ah berarti dia tidak tahu soal Keenan, baiklah akan kuceritakan nanti.
"Gue bakalan cerita ke lu, tapi sekarang biarin gue healing time dulu yaa dan gue butuh lu sekarang, gue mau seneng-seneng, gimana kalo nanti malem kita ke club ? kayanya seru" ucapku ke Calista dengan wajah sumringah dan ajakan ku mendapat anggukan kepala dari Calista yang berarti dia setuju.
Hari ini terasa cepat sekali semua mata kuliah sudah selesai ku pelajari aku dan Calista pun beranjak ingin keluar dari kelas namun tertahan karena tiba-tiba teman kelasku memelukku satu persatu sambil berkata
"Stay strong Jessie" Calista makin bingung dengan perlakuan mereka terhadapku.
"Okay .. thank you yaa guys support nya gue sama Jessie pergi dulu bye" Calista pun langsung menarikku pergi dari mereka, dan Calista langsung mengajakku masuk ke mobilnya, saat aku masuk ke mobil dan memakai seat belt Calista pun langsung bertanya lagi ada apa.
"Sekarang lo ngomong sama gue jess, ini ada apa ? daritadi gue ngerasa ada yang janggal" ucap Calista yang menatap ku tajam.
Aku menceritakan semuanya ke Calista dari a sampai z soal Keenan, dia pun tidak bisa berkata apa-apa, Calista menggenggam stir mobil dengan erat dan memukul nya karena emosi.
"Brengsek juga si Keenan, ga nyangka dia bakalan kaya gitu jess, okay gue bakalan bikin healing time lo makin oke malam ini, lain kali gausah deh yaa lo pacaran terlalu pake hati lagian kan gue udah bilangin lo dari dulu, tapi lo masih gitu aja, cuss sekarang gue bakalan ajak lu have fun" ucap Calista sambil menyalakan mesin mobil dan menjalankan mobil meninggalkan kampus. Ini magic, omongan singkat Calista langsung membuatku semangat lagi.
____________________________________________
Sedikit cerita soal Calista, dia sahabatku dari kita duduk di bangku SMA, dulu dia juga sama sepertiku pacaran terlalu menggunakan hati dan perasaan sampai akhirnya dia jatuh dan sangat kecewa, tapi setelah itu dia berubah menjadi wanita yang lebih kuat, dia tidak punya pacar , sekarang fokus utamanya adalah pendidikan dan kesenangan pribadinya, selama kedua hal itu balance orang tua nya sangat tidak mempermasalahkan nya ( selama itu bukan narkoba ). tapi ketegaran nya akan aku contoh dan Calista pun memang mau aku menjadi lebih kuat.
Waktu menunjukkan jam 9 malam, suara klakson mobil Calista pun sudah berbunyi, aku yang berada di ruang keluarga langsung bersiap-siap keluar untuk menemui Calista.
"Ma.. Pa .. Jessie pergi sama Calista dulu yaa, kalian gausah nungguin aku, aku kayanya nginep dirumah Calista bye ma.. bye pa" ucapku sambil mencium pipi mereka berdua dan langsung bergegas keluar menuju mobil Calista.
"You look so gorgeous tonight dear.." puji Calista padaku yang kujawab dengan senyuman manis, aku menggunakan outfit casual namun elegant, begitupun Calista, semenjak kembali dari Jerman gaya berpakaian nya sekarang lebih modis.
Sesampainya di club, Calista pun terlihat sedang mencari seseorang kepalanya tidak berhenti menengok ke segala arah, dan akhirnya dia menemukan apa yang dia cari.
"Kita mau kemana sih ?" teriakku ke Calista karena dentuman musik yang keras sambil berjalan di tengah kepadatan manusia yang menikmati musik disini.
"Gue mau ajak lo ketemu sama FWB gue, namanya Andrew Choi blasteran Amrik - Korea - Indo juga, tuh dia org nya tenang aja dia bisa bahasa kok" jawab Calista dengan teriakan juga sambil menunjuk orang di seberang sana, aku pun langsung melihat orang yang ditunjuk Calista tadi, dia tampan, tinggi, outfit nya pun terlihat fancy, aku yakin dia pasti dari kalangan elite juga sama dengan Calista. Tapi tunggu dulu ... tadi Calista bilang "FWB" apa yaa artinya ? apa itu sebuah singkatan ? atau julukan ? ntahlah biar nanti Calista saja yang menjawab.
"Hai dear ..." ucap Calista sambil mencium bibir Andrew singkat.
"Hello dear " jawab Andrew sambil membalas ciuman Calista.
"Dear .. kenalin ini Jessie, sahabat aku dari SMA, Jess kenalin ini Andrew FWB gue xixixi" ucap Calista, dan Andrew pun mengulurkan tangannya.
"Hello jessie .. Andrew" ucap andrew sambil tersenyum, dan aku pun membalas jabatan tangan dan senyuman andrew. Kita bertiga pun duduk di bangku club dan memesan minuman, namun tiba-tiba ada suara yang menghampiri kami.
"Hai guys, sorry telat tadi ada urusan dulu" ucap pria asing itu yang sambil menjabat tangan Andrew dan mencium pipi kiri dan kanan Calista.
"Ini ... ? Siapa ?" Tanya pria asing itu ke Andrew dan Calista sambil melirik kepadaku.
"Ya lo tanya aja sendiri ke orangnya, jangan macem-macem loh yaa, dia temen baik gue" ucap Calista yang daritadi bersandar di pelukan Andrew.
"Hello ... Gue Daniel .. Lo ...?" ucap Daniel sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya kepadaku.
"Gue Jessie" jawabku singkat dan membalas senyuman Daniel.
"Naaah .. karena semua udah ada disini let's go to the dance floor guys" ajak Andrew yang langsung menggandeng Calista ke lantai dansa. Tiba-tiba tanganku pun digandeng Daniel untuk menyusul Andrew dan Calista, aku pun reflek melepas gandengan Daniel.
"Ntar lo ilang, lo kan kecil mungil, udah deh lo disini buat have fun kan ? gue bisa bikin lo have fun disini, Calista juga ga bakalan inget sama lo, dia udah asik sama Andrew" ucap Daniel yang akhirnya menggandeng tanganku lagi dan berjalan menyusul Andrew dan Calista, Daniel memang tinggi, jika aku berdiri berdampingan dengannya tinggiku hanya setara dengan ketiaknya, apa yang dia makan sampai setinggi itu ? Aku dan Daniel pun menikmati alunan musik dari DJ di club ini.
"Jess..kita kaya mereka yuk ?" teriak Daniel kepadaku,
"Mereka siapa ?" tanyaku bingung.
"Yaa.. Andrew sama Calista laah o'on" jawab Andrew sambil tertawa.
"Kita FWB'an kaya mereka, gimana ?" lanjut Daniel, sontak membuatku bingung dan aku tidak tau harus menjawab apa, karena memang benar tidak tahu apa artinya dan kita harus ngapain ? apa itu suatu jalinan hubungan atau ntahlah.
"Gue pikirin dulu yaa Niel" Jawabku singkat, Daniel pun mengangguk kan kepala seraya setuju dengan jawabanku, mari kita pikirkan nanti, sekarang biarkan kami menikmati malam kami dengan perasaan senang, ini benar-benar healing time untukku.