"Semua baik bukan?,"tanya Daniel masih memeluk tubuhku.
Aku mengangguk dan dia kembali mengelus rambutku. Pertemuan ini rahasia, tentu saja. Aku juga tidak menolak setiap sentuhannya padaku, ini sedikit menenangkan aku.
Aku juga mengabaikan ponselku yang berbunyi untuk kelima kalinya, Daniel mengambil dan melirik kearahku.
"Kamu nggak mau angkat?,"
Dan gelengan gue adalah jawabannya. Daniel sudah mengabari jika isekarang, Gbran tengah bertemu dengan pacarnya yang dia manfaatkan demi mendapat kelemahan musuh. Tapi aku tetap saja kesal, memangnya harus menjadi kekasih Mikaila ini?
Dia memang cantik bak dewi yunani karena Mikaila, anak dari pemilik perusahaan firma hukum itu adalah seorang model. Aku kalah telak, tinggiku hanya 150 dan aku tidak secantik dan semulus Mikaila, ada bekas luka di bagian punggung dan kakiku.
Sudahlah, jangan pikirkan itu semua. Yang ada aku akan semakin kesal, masalah ini tidak perlu diperbesar. Biarkan saja.
"Kamu tidak ingin mandi dulu?,"
