WARNING!
Bahasanya mungkin sedikit tidak nyaman. Dimohon untuk bijak berkomentar, terima kasih dan selamat membaca.
-----
Perkataan kepala keluarga Lee waktu itu jadi amunisi bagi gue untuk tetap bertahan pada jabatan yang sekarang gue pegang. Tentu saja, ego gue sebagai lelaki tergores diremehkan. Tapi itu mengasah gue untuk tetap tenang dalam berpikir.
Berkas pagi ini cukup banyak, apalagi ada rapat penting sebelum makan siang. Jadi setidaknya gue harus baca dengan teliti tiap surat yang meminta persetujuan gue.
Apalagi setelah rapat terakhir tentang banyaknya kendala surat ijin pembangunan dan kehilangan tender penting karena penawaran kami yang dianggap masih kurang memadai. Sebab vendor perusahaan yang lalai ketika itu, menghilangkan proyek penting untuk meningkatkan kepercayaan calon mitra pada jasa perusahaan.
Sialan memang, para tua bangka itu. Benar-benar totalitas dalam membuat nama gue sebagai CEO muda yang baru menjabat menjadi buruk karena ini. Mereka tetap pada suara pertama, menginginkan Daniel sebagai pengganti papa.
Sebab dianggap lebih kompeten dari gue.
padahal umur gue sudah menginjak angka dua puluh tujuh tahun, tapi mereka mengaggap gue seakan anak SMA pasca lulus yang baru mengenal dunia kerja. Sialan!
Kendala juga terjadi karena koneksi gue belum begitu luas seperti Daniel, gue hanya bisa menggertak melalui media tentang perselingkuhannya membawa wanita lain yang bukan tunangannya.
Mengangkat perkara pamannya yang ternyata mengancam sugar baby yang mengetahui kebusukannya, mengkorupsi uang perusahaan gue. Paman Daniel adalah salah satu direksi di perusahaan. Yang paling getol menjatuhkan gue, sampai mengambil dana perusahaan mengatas namakan gue dengan cara curang.
Sayang, kelicikannya sudah tercium sejak pertama gue menjabat. Papa juga memberi gue klue siapa saja yang mungkin akan melakukan kudeta pada jabatan gue.
Dan yang sebenarnya memberatkan gue juga adalah jika sugar baby itu ternyata adalah teman dekat Faras, Salma.
Sebenarnya ini sangat beresiko, tapi gue juga sudah diskusikan ini dengan papa dan bang Keenan. Dia siap membantu jika adanya ancaman demi ancaman masuk kedalam perusahaan. Papa mendukung itu, apalagi nanti akan ada pesta perayaan pemindahan warisan kepala keluarga Lee pada cucu tersayangnya, Abiandra Lee.
Disana pasti banyak peluang tinggi untuk menambah koneksi dan kolega baru.
.
.
Gue ada di bar Atlas milik Keanu, salah satu anak konglomerat yang berpengaruh dalam dunia bisnis. Orang tuanya pengusaha batu bara dan dia pemilik beberap bar dan pub terkenal yang ada di pulau jawa maupun luar jawa, dimana tempat pariwisata pasti akan ada Bar milik Keanu.
"Tumben si Bara kagak gabung sama si Dennis di sana," Keanu yang duduk didepan gue menunjuk kearah belakang tubuh gue, dimana orang-orang menggila diatas pengaruh alkohol dan musik yang berdentum mengiringi tubuh bergoyang.
Sebenarnya, guelah yang mengajak ketiga teman gue untuk meminta bantuan dalam menyingkap perkara dari salah keluarga konglomerat korea yang berdiri di Indonesia. Gue butuh back up yang kuat sebelum mengeluarkan berita tersebut.
Gue melihat kearah Bara yang hanya minum dengan wajah nelangsa, dia melamun. Gue hanya mengedikkan bahu tidak tau, sejak kejadian diapartemen waktu itu. Bara jarang membawa perempuan selain wanit yang gue lihat terakhir kali.
Tapi si penjahat kelamin ini tidak ada buka suara untuk cerita pada kami.
"Jadi... apa yang membawa jomblo ngenes untuk bertemu di bar. Gue kira lo udah impoten sejak ditinggal Faras. Eh! Terbalik, kan si tai ini yang ninggalin," sarkas Dennis yang baru saja duduk disebelah gue.
Tubuhnya berkeringat dan menguarkan bau yang bercampur.
"Sial!! Badan lu bau banget kampret!!,"
"Ini bau-bau kenikmatan. Tadi ada cewek, pinter banget nyiumnya," ujar Dennis dengan wajah mesum.
"Lagian, gue gak impoten bangsat!. Lu aja yang terlalu aktif menanam dibanyak lubang!." Ralat gue masih tidak terima dibilang impoten.
"Bacot. Udah, sekarang to the point aja, gue takut si Bara kerasukan di bar. Masa iya kita panggil anak indigo kesini, kan nggak masuk akal. Gue merinding liatnya." itu suara Keanu yang menatap miris pada Bara yang mendengus tidak begitu peduli.
Akhirnya gue membuka suara dan menutup perbincangan tidak punya point penting.
"Jadi begini. Gue mau minta bantuan untuk back up dan mengintai tiap gerak gerik keluarga Kim, karena gue berniat mengangkat perkara keluarga Lee untuk menggertak mereka."
"Shit!!."
"Fuck you!!."
"Jangan ngadi-ngadi men!."
"Gue serius." ucap gue lugas tanpa ada candaan dalam ucapan gue.
"Nggak bisa dipercaya. Tapi gue setuju, gue ikut kalau gitu. Udah lama juga dunia bisnis terlalu diam sebelum bulan naga, kan?," Jawab Keanu sambil tersenyum malah terlihat menyeramkan, karena kilatan matanya.
"Untung di Farhan nggak dateng ya, gue yakin dia udah angkat kaki dari sini." Kata Dennis yang tertawa mengingat perangai Farhan yang lurus dan tidak mau mengambil resiko menyakiti keluarganya.
Tidak tau saja, adik bungsunya sudah jatuh terjerumus. Mencelupkan diri demi perempuan yang dia cintai dalam diam.
"Gue minta tolong. Gue takut... Mereka melukai orang yang gue sayang. Gue mitan bantuan kalian, karena tau kedudukan kalian dan keluarga kalian sudah kuat. Sedang gue seakan merintis kembali karena ada tangan orang luar diperusahaan, gue perlu meyakinkan para pemegang saham dan para tua bangka direksi disana!!."
"Tenang bro. Lo meminta bantuan kepada orang yang benar kok, beruntung nggak ada Farhan disini. Sebab kita tau dia bukan apa-apa jika membantu kita, dia hanya akan menyelakai diri sendiri karena ikut serta dengan kita. Gue akan bantu dan saran gue juga, dekati cucu kesayangan keluarga Lee sebelum pesta pengumumannya yang akan diangkat menggantikan kakeknya."Kata Bara yang tiba-tiba saja berwajah serius, berbanding terbalik dari dirinya yang tadi.
Di singgung tentang Abiandra gue tidak yakin dia mau bekerja sama dengan gue. Dilihat dari dia yang membenci gue karena menyakiti sahabatnya.
"Gue nggak yakin, Abiandra mau kerja sama ama gue,"
"Yakinin dia dengan menjual nama Faras, karena kenyatannya ini juga membawa nama Faras atas penghinaan keluarga Kim yang mempermainkan perjodohan antar keluarga konglomerat yang akan menjadi bulan-bulanan media massa ataupun buah bibir para kaum borjuis,"
"Gue akan bantu untuk back up dari belakang layar tentunya ya, kita sudah pastikan ini. Untuk Bara pastinya pada koneksinya yang luas dan Dennis mengatur media massa dalam jangkauan keluarga lo. Ini dapat membantu. Tinggal lo membuat cucu kesayangan keluarga Lee berpihak pada lo." Final Keanu pada akhirnya kami angguki bersama.
.
.
Pada akhirnya gue mendapatkan kepercayaan Abiandra, dia mau bekerja sama menutupi berita itu ketika meledak. Namun sayang, gue sudah lebih dulu memperingati Faras melalui pesan walau hany diread. Tapi gue tidak mengatakan hal itu pada Abi.
Dan hari ini, pada pukul lima subuh berita meledak bersamaan. Membuat dunia bisnis meledak ricuh karena problem salah satu keluarga konglomerat asal korea itu tersandung masalah yang sangat lumayan mencoreng nama baik.
Apalagi gue sudah meminta sekretaris gue mendatangi divisi HRD dan melepas jabatannya, dengan berita penggelapan dana dan buukti yang sudah gue pegang. Hanya akan menjegal jalan pama Daniel jika dia mengacau diperusahaan.
Gue tersenyum senang penuh kemenangan membaca artikel beritanya yang sudah naik sampai masuk tagar paling atas.
Pagi ini tentunya sangat cerah dan menyenangkan bagi gue.
Dan tentunya ponsel milik gue yang ada diatas meja terus berbunyi tanpa henti dari nomor asing maupun nomor yang dikenali. Gue sudah mengangkatnya, dimana Kim Min Suk, atau biasa dikenal Zaidan Kim.
Tentu, dengan koneksi yang luas. Si tua bangka Kim ini cepat mengetahui siapa dalang dari semuanya, murka dan benci dilontarkan tuan Kim pada gue ketika menelpon tadi. Dia mulai menggertak dan mengancam tapi tidak gue indahkan yang membuat dia benar-benar naik pitam.
Dan sejam kemudian, ponsel gue terus berdering. Gue mengabaikan itu, karena itu adalah ponsel pribadi, bukan ponsel khusus untuk menerima email dan semua pekerjaan gue.
.
.
Gue masih tidak percaya, bagaimana tadi Abi menelpon memberitahu gue kejadian diluar perkiraa. Diluar dugaan yang kami sepakati, gue kira mereka tidak akan menyentuh Faras. Ini masih dugaan, sebab Abi berkata kalau sejak kepulangan Faras dari villa setelah pesta yang di adakan salah satu keluarga Lee.
Sial, mungkin karena kebangsatan gue yang meniduri Faras waktu itu. Dimana ketika itu gue tau, kalau sejak diumumkannya gue akan memegang jabatan papa. Semua orang terus memantau gue, mencari kelemahan gue.
Gue tidak mengira kalau mereka manargetkan Faras.
Dan disinilah gue, menatap Faras yang terbaring diatas ranjang pesakitannya. Terlihat mengenaskan dengan selang oksigen dan alat penunjang lainnya. Sudah tiga hai Faras tersadar dan kembali kehilangan kesadarannya ketika dia merasakan sakit yang hebat pada tenggorokan dan dadanya.
Abi dan Farrel duduk di sofa dekat jendela kamar inap Faras, keduanya terlihat kacau. Mereka masih mencari-cari bukti jika memang keluarga Kim lah yang berulah. Apalagi Abi ikut turun tangan dengan kekusaan yang dulu sempat sangat ia tidak sukai tapi berguna untuk pencarian data dan informasi.
Dia adalah cucu dari pengusaha old money, koneksi dan kenalan yang tidak main-main dapat dengan mudah ia mintai tolong.
Sampai Farrel memulai dengan suara menahan emosi.
"Gue udah tau ini bakalan kejadian!!. Dan bangsatnya si Daniel ini malah diem aja, kekuasaan dia ternyata nggak berguna selama kakeknya yang masih hidup."
"Gue tau, firasat gue mengatakan hal buruk ketika tau Daniel adalah orang yang dijodohkan dan melamar Faras. Gue sampai gila rasanya waktu itu. Makannya, demi kebaikan dan keselamatan Faras, gue ungkap ke media. Gue langsung dapet banyak ancaman dari banyak pihak." Jawab gue sambil berbalik dan menatap keduanya.
"Gue hanya gak nyangka, kejadiannya bakalan separah ini!. Gila, kalau kita telat datang, Faras mungkin kehilangan fungsi bicara dan kerusakan paru-paru yang parah!!." Lagi, Farrel berucap penuh murka.
"Gue akan turun tangan kalau gitu," gue menimpali dengan impulsif.
"Jangan gegabah!! Gue bawa lo kesini bukan untukmakin buat Faras dalam bahaya. Gue masih belum memaafkan lo." Sindir Abi yang sedari diam berpikir.
Dia menatap gue dengan pandangan tidak bersahabat.
"Apa gue pernah bilang sama lo, kalau lo perlu hati-hati. Jangan gegabah dan ini hasilnya, gue juga lengah karena terlalu percaya diri. Sekarang kita udah tecebur dan nggak bisa lepas gitu aja, karena keluarga Kim di korea adalah old money seperti gue tapi tidak dinegara kita. Mereka bisa kita gertak, jadi kita perlu siasati rencana dengan matang."
Kemudian kami berdua mengangguk, mengiyakan cucu kesayangan kepala keluarga Lee.
.
AUTHOR NOTE
.[Hai... gimana kabar kalian?? Jaga kesehatan selalu ya hehehe. Akhir tahun dan awl tahunku sedikitnya banyak terjadi musibah. Alhamdulillah....
makannya sempat kemarin aku cukup lama gak up karena kesehatan dan itu sungguh buat aku putus asa...
Sehat itu mahal, jangan sakiti diri dengan makanan tidak sehat terus ya hehehe.
Maaf aku jadi mendikte... jangan lupa tinggalkan jejak ya. terima kasih banyakkkk]