"Maaf untuk penundaannya."
"Oh… tidak apa-apa."
"Saya punya selai lagi di kulkas, anda mau?"
"T-tidak terimakasih…"
Makanan itu seperti siksaan. Ia bahkan akan menolaknya kalau pun ia sudah kelaparan sampai mati. Setiap serat di tubuhnya menolak Ryuzaki. Sepenuhnya. Misora tidak pernah memiliki kepercayaan diri untuk memalsukan senyuman, tapi satu yang ia tujukan padanya saat ini tampak sangat meyakinkan.
Orang dapat tersenyum bahkan saat ketakutan.
"Oke," kata Ryuzaki, menjilati selai dari jari-jarinya, tidak menunjukkan tanda bagaimana Misora memandang reaksinya. "Jadi, Misora, ayo pergi."
"Pergi? Pergi ke mana?" tanya Misora, dengan sia-sia mencoba untuk menemukan cara menolak berjabat tangan dengannya.
"Jelas," kata Ryuzaki, "Untuk melanjutkan penyelidikan kita pada tempat kejadian, Misora."
Pada saat ini, Misora seharusnya masih mampu untuk (dengan egois) memilih jalannya pada apa yang akan datang. Ia dapat secara fisik melempar Ryuzaki keluar dari rumah Believe Bridesmaid, dan kita bahkan dapat mengatakan, bahwa melakukan itu adalah reaksi yang paling bijaksana akan keberadaannya, tapi disamping menjadi sangat, sangat tertarik untuk mengambil langkah bijaksana, Misora meyakinkan dirinya untuk membiarkan Ryuzaki tinggal. Lebih dari apapun, kemungkinan bahwa ia telah menguping percakapannya dengan L membuat Ryuzaki berbahaya, dan bahkan mengabaikan bahwa ia mencurigakan, mengerikan, dan memiliki salinan teka-teki silang itu, yang telah menutup kesepakatan. Ia perlu menjaganya dalam pengamatan sampai ia memiliki ide lebih baik tentang siapa Ryuzaki. Pastinya, siapapun yang tahu lebih banyak tentang situasinya, siapapun seperti aku, bisa mengatakan bahwa ini tepatnya yang Ryuzaki harapkan, tepatnya yang ingin ia raih, tapi akan jadi terlalu berlebihan jika mengharapkan Naomi Misora untuk menyadarinya sedini ini. Lagipula, beberapa tahun setelah Kasus Pembunuhan Los Angeles BB, ketika ia dibunuh oleh Kira, Misora tetap yakin bahwa ia belum pernah bertemu dengan L secara langsung, bahwa ia hanya mematuhi perintah suara-sintesisnya dari layar komputernya. Tergantung bagaimana kau melihatnya, ini mungkin saja hal yang bagus untuk dunia bahkan si pembunuh Kira, yang jika ia tahu sedikit saja seberapa dalam hubungan Misora dengan L, tidak akan membunuhnya begitu cepat. Hidup L hanya bertambah beberapa tahun lebih, tapi bahkan itu bisa juga berkat Misora… nah, tidak penting untuk menduga-duga.
Kembali ke titik ini.
Siapapun yang telah membaca Sherlock Holmes akan mengingat deskripsi gamblang dari seorang detektif yang berkeliling ruangan, mengamati lekat-lekat segala sesuatu melalui kaca pembesar. Sebuah kesan khas yang bekerjasama dengan novel detektif tua yang mana orang tidak pernah melihat detektif bertindak seperti itu lagi. Untuk hal itu, istilah novel detektif hampir tidak pernah digunakan—mereka dipanggil novel misteri, atau novel mengerikan. Tidak ada yang menginginkan detektif yang benar-benar menduga segalanya—jauh lebih menarik jika mereka hanya mengatakan kebenarannya. Sama seperti komik Shounen Jump[1] di Jepang, populer di seluruh dunia. Semua buku yang paling populer memiliki pahlawan dengan pengecualian kekuatan.
Jadi ketika mereka memasuki kamar tidur dan Ryuzaki tiba-tiba turun dan mengambil posisi merangkak, persis seperti saat ia keluar dari bawah kasur, dan mulai merangkak ke seluruh ruangan (sekalipun tanpa kaca pembesar) Misora benar-benar terkejut. Kelihatannya, berada di bawah tempat tidur bukan satu-satunya alasan untuk sikapnya ini. Ia tampak begitu terbiasa mengahbiskan waktu merangkak-rangkak sampai ia terlihat akan memanjat dinding dan melintasi langit-langit.
"Apa yang kau tunggu, Misora? Bergabunglah denganku!"
Misora menggelengkan kepala cepat sekali hingga membuat pandangannya kabur.
Itu menghina kehormatannya sebagai wanita. Bukan, sebagai manusia—bergabung dengannya akan selamanya memisahkannya dari sesuatu yang sungguh-sungguh penting.
[1] komik dengan genre yang dikhususkan untuk anak laki-laki.