Chapter 16 - CHAPTER 16

Tepat tiga hari lagi Tae Joon Oppa dan Hye Shin eonni akan menikah. Walaupun belakangan ini aku sibuk mengurus pekerjaan yang datang silih berganti dan berandil dengan Hyuk, Aku sangat bersyukur karena aku masih bisa menghandle persiapan pernikahan mereka. Mereka datang langsung dan memintaku untuk mengurus acara pernikahan mereka, tak mungkin aku menolaknya bukan?

Aku terus memfokuskan diriku pada desain pakaian yang dirancang oleh tim desain busana. Tak kusangka mereka sangat berbakat. kalau seperti ini caranya, aku yakin seratus persen peragaan busana yang akan kita gelar berjalan dengan baik dan mungkin saja banyak perusahaan luar negeri yang akan merekrut orang-orang dari tim desain perusahaanku untuk bekerja sama, sungguh bagus sekali.

tok...tok...tok... Seseorang mengetuk pintu ruanganku.

"Choi Daepyo, Apakah kau masih mengurus pekerjaanmu?" Lee biseo masuk keruanganku dengan senyum diwajahnya.

"Nae. aku masih memilah desain busana yang dikirimkan oleh tim desain. Apakah ada masalah Lee biseo?"

"Choi byeonhosanim - pengacara Choi, ingin menemuimu. Ia memintaku agar aku menanyakannya terlebih dahulu padamu."

"Choi Tae Joon? Gwaenchanha - tak masalah. Izinkan ia masuk." Aku membalas senyuman Lee biseo.

"Geureom." Lee biseo menunduk dan beranjak dari ruanganku.

Pintu ruanganku terketuk untuk yang kedua kalinya. Kali ini seorang lelaki tampan yang menghiasi wajahnya dengan senyuman datang menghampiriku.

"ChoKey. Apakah kau seorang workaholic? mengapa kau suka sekali bekerja? sampai sampai aku khawatir kau tak akan mengurus acara pernikahanku." Tae Joon Oppa duduk di sofa dalam ruanganku. Aku pun segera menutup semua pekerjaan yang sedang aku kerjakan dan duduk bersamanya.

"Aku tak akan mengecewakanmu Oppa. Bukankah semua sudah siap? kau hanya tinggal menenangkan dan mempersiapkan dirimu saja untuk hari pernikahanmu. Aku sungguh tak sabar melihatmu menikah Oppa." Aku menyandarkan punggungku di sofa.

"Kau benar-benar nampak seperti adik kandungku ChoKey." Ia mendekat padaku dan mengacak rambutku, ya seperti biasa.

"Oppa, aku sudah bilang berhenti melakukan itu. rambutku... aishh." Aku merapikan rambutku.

"Haha... mianhae." Ia tertawa. "Key apakah kau tahu? aku pernah berpikir bahwa perasaanku padamu tak akan pernah bisa diubah oleh siapapun. dahulu Aku begitu mencintaimu, dan akan terus mencintaimu. Sampai sekarang pun, cintaku masih ada untukmu key." Tae Joon Oppa berkata dengan wajah yang serius. Apa yang dia katakan?

"Apa maksudmu Oppa?"

"Aku memang memiliki rasa cinta dan sayang untuk Hye Shin. Tapi, aku masih belum bisa menghilangkan rasa cintaku untukmu key. terlebih saat kau kembali hadir dimataku." Aku begitu bingung dengan perkataan Tae Joon Oppa sekarang, Apa yang ia mau sebenarnya?

"Mengapa kau mengatakan hal ini sekarang Oppa?"

"Aku hanya ingin kau mengetahui isi hatiku sekarang key. sebentar lagi aku akan menikah, Aku tak mau memiliki penyesalan karena tidak pernah mengatakan apa yang didalam hatiku padamu."

"nae?"

"Kau tak usah khawatir key. Aku memang masih menyimpan rasa cinta untukmu, tapi rasa cinta ini tidak sama seperti rasa cinta yang dulu kusimpn untukmu."

"Apa yang sedang kau bicarakan Oppa? aku tak mengerti satupun."

"Amudeun. - apapun itu. Terimakasih key, karena kau hadir dalam hidupku." ia mendekat padaku dan memelukku. Aku tak tahu mengapa, tapi air mataku menetes begitu saja.

"Neo.. wae uleo? - mengapa kau menangis?" Tae Joon Oppa melepas pelukannya dan menghapus air mataku.

"Aku bahagia karena aku memilikimu di sampingku Oppa. mianhae... jongmal mianhaeyo Oppa. dahulu aku sering membuatmu merasa sakit, mulai dari menceritakan semua hal mengenai Hyuk saat kita masih berpacaran dan bahkan memaksamu mengenal Hye Shin eonni untuk dapat melupakanku. mianhae..." Aku tak dapat mengkontrol air mataku untuk keluar.

"Jangan merasa bersalah padaku key, justru hal itu yang membuatku makin sakit. Aku bersyukur kau memaksaku mengenal seorang malaikat Seperti Hye Shin. Kau berhasil key. Kau berhasil wanitaku." Tae Joon Oppa memelukku lagi dengan hangat. Tunggu. mengapa ia memanggilku dengan sebutan 'wanitaku?'. Apa yang ia lakukan.

"Oppa." Aku melepaskan pelukannya. "Semoga kau bahagia bersama Hye Shin eonni. Aku hanya akan bahagia ketika melihatmu bahagia bersamanya."

"Kau tak perlu khawatir key. aku sangat bahagia bersamanya." Tae Joon Oppa tersenyum padaku. "Kau juga harus bahagia key."

"Mmm..." Aku mengangguk dan tersenyum padanya.

Klek. pintu ruanganku terbuka tanpa kudengar suara ketukan pintu. Lee biseo masuk kedalam ruanganku dengan canggung.

"Apakah aku mengganggu daepyonim? chusunghamnida. Aku mengetuk pintu berkali-kali namun tak ada jawaban."

"Tak masalah Lee biseo. ada apa?"

"Di luar ada seseorang yang ingin bertemu denganmu."

"Siapa?"

"Jay."

"Biarkan ia masuk."

"nae daepyonim." Lee biseo segera keluar dari ruanganku.

Tae Joon Oppa menatapku dengan tatapan aneh. "Eiiii...eiii...eiii... kau sedang dekat dengan artis itu key? Jay? wahh... Daebak. Yes dariku untuknya."

"Aishh... museun soriya? - apa maksudmu? ia klienku."

"Aku pikir seorang artis tak perlu repot-repot datang untuk mengurus konsep world tour nya sendiri kan? bukankah itu tugas CEO dan staf dari agensinya?" Benar juga apa yang dikatakan Tae Joon oppa, mengapa ia repot-repot datang kemari ditengah jadwalnya yang padat, apa ia menyukaiku? Aishh... mwoya Choi key. kemanhaera. sadarlah, mana mungkin seorang artis seperti Jay menyukaimu. Tipenya itu pasti model seperti Shin Sae Kyung kan. Huh.

"Aigoo... Oppa dia itu artis yang merakyat, ke swalayan pun ia sendiri, tidak memerlukan asistennya."

"Jadi kau bertemu juga dengannya di swalayan selain di kantor?"

"Ia aku bertemu dengannya di swalayan saat aku berbelanja dengan Hyuk."

"Ah... majda. Aku sampai melupakan Hyuk." Tae Joon Oppa mulai mengejekku.

"Oppa kemanhae. jinjja."

Tok...tok...tok... sepertinya Jay telah tiba di ruanganku.

"Masuklah tuan artis." Tae Joon Oppa mengatakannya dengan keras.

"Yah... Oppa." Aku memukulnya.

"Anyeonghaseo." Jay dengan sopan menunduk dan memberi salam. Tidak heran ia memiliki fans dari berbagai penjuru dunia. Ia begitu tampan dan memesona. Ia juga sangat memerhatikan fashionnya, ya wajar saja, ia seorang artis besar kan. Ia membawa gitar bersamanya kali ini.

"Ohh... Jae Hwan-Shi. silahkan duduk."

"Nae. kamsahamnida." Jay sepertinya agak terganggu dengan tatapan Tae Joon Oppa.

"Oppa. Kemanhae." Aku menyenggol tangan Tae Joon Oppa. "Jae Hwan-Shi, perkenalkan. ia Choi byeonhasa. - pengacara Choi. ia orang terdekatku."

"Nae. senang bertemu denganmu."

Tae Joon Oppa mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan Jay.

"yah... ChoKey. Aku harus pergi sekarang. dua jam lagi aku harus menghadiri persidangan. Kanda."

"Oppa hwaighting. semoga kau memenangkan persidangan kali ini."

"Kau bercanda? tentu saja aku selalu menang. Bye.."

"Josimhae ka." Aku melambaikan tangan pada Tae Joon Oppa.

Aku melihat tatapan Jay yang agak aneh terhadapku. Apa yang ia pikirkan sekarang? Aku mulai memutar otak untuk mengkalkulasi. Ah... Apakah ia berpikir bahwa aku ini aneh? kemarin aku bertemunya saat bersama Hyuk yang memanggilku 'Sayang' dan sekarang aku bertemu dengannya saat bersama Tae Joon Oppa yang kupanggil dengan sebutan 'Oppa' (Panggilan ini selain dipakai untuk kakak-adik, dipakai juga untuk memanggil pacar lelaki). wahh... tak bisa dibiarkan.

"Dia akan menikah tiga hari lagi." Aku mengeluarkan kata-kata tersebut tanpa sadar. Neo pabo ya? Aigoo.

"Nae?" Jay tampak kebingungan.

"Ah... maksudku dia menemuiku karena ia memintaku mengurus pernikahannya. jadi jika kau memiliki teman atau kerabat yang akan menikah, kau bisa datang ke sini, EO yang ada di perusahaan ku sudah tersertifikasi." Aku mengatakannya dengan canggung.

"Ah...haha... pasti." Ia tertawa dengan canggung. jinjja eosaekhae - benar-benar Canggung.

"Apakah kau kesini untuk melihat perkembangan persiapan world tourmu Jae Hwan-Shi?"

"Aniyo Keyla-Shi. Aku ingin mengembalikan ini." Ia mengeluarkan gitar yang ia bawa. gitar yang dahulu kupinjmkan padanya saat ia akan mengikuti audisi. Gitar yang sangat berharga baginya sekarang.

"Hmmm... Kalau kau mau. kau boleh menyimpannya Jae Hwan-Shi."

"Tapi dahulu aku berjanji padamu aku akan mengembalikannya."

"Kau sudah menganggapnya menjadi barang berharga bagimu 'kan? kalau begitu kau simpan saja."

"Bolehkah? kau menyuruhku untuk mengembalikannya beberapa waktu lalu."

"Hmmm..." Aku mengangguk.

"Kalau begitu aku akan menyimpannya." Ia tersenyum lebar. "Jogi... Choi Keyla-Shi..."

"Hmmm?"

"Kalau kau tidak keberatan. apakah kau bersedia makan...."

drrr...drrr...drrr... Dering handphone ku membuat pembicaraan Jay terputus.

"Jamkanmanyo Jae Hwan-Shi. Aku akan mengangkatnya."

Terlihat nomor tidak dikenal melakukan panggilan. Aku segera menggeser tombol hijau muda untuk mengangkatnya.

"nae. yeoposeyo? - halo?"

~|Keyla-yah. Neo jigeum bappa? - Kau sibuk sekarang?|~ terdengar suara Hyuk dibalik sambungan. Aku sampai melupakan untuk menyimpan nomor Hyuk setelah lima tahun putus sambungan dengannya.

"Ani... geunyang. Aku sedang kedatangan tamu di kantorku."

~|nugu? - siapa? hoksi namja ya? - apakah seorang Pria?|~

"Nae. geureom yeon. namja - pria"

~|Aishh... nugu? apakah ia sudah Tua? atau ia masih muda?|~

"tentu saja masih muda. Aku sedang kedatangan Jay sekarang."

~|Yah... kau bilang kau tak akan sering bertemu dengannya. mengapa sekarang ia ada di kantormu?|~

"Ada urusan selain pekerjaan yang harus kita selesaikan."

~|Nae? yah... mwondae? - Apa itu?|~

"geunyang."

Aku yakin Hyuk sangat cemburu sekarang. Aku tak tahu mengapa aku seperti ini, aku sengaja membuatnya cemburu. Apakah aku terlalu tega? biarkan saja, ia juga membuatku cemburu saat aku baru saja kembali ke Korea beberapa waktu lalu.

~|Yah... Neo... Aku akan ke kantor mu sekarang. Sampai nanti.|~ ia menutup sambungan. Aku tak menyadari senyum datang diwajahku, aku senang saat ia akan datang kemari menghampiriku. walaupun kami baru saja bertemu beberapa waktu lalu, aku sudah merindukannya.

"Kau sudah selesai menerima telepon Choi Keyla-Shi?" Aku sampai melupakan bahwa tadi Jay ingin mengatakan sesuatu padaku.

"Nae. Lanjutkan lah."

"Hmmm... kalau kau tidak keberatan, apakah kau bersedia makan malam denganku malam ini?" Ia bertanya padaku dengan lembut. Apakah aku sedang bermimpi? bagaimana bisa seorang Jay ingin makan malam denganku?

"nae? makan malam?"

"Hmm... bisakah?" Aku bingung apa yang harus kukatakan. Hyuk akan bertemu denganku sekarang juga, ia pasti akan memintaku untuk terus bersamanya, bagaimana bisa aku punya waktu malam ini? namun ia klienku, akan ada sedikit keuntungan untukku jika makan malam dengan klien, bukan begitu?

"baiklah. kau beritahu saja tempatnya. nanti aku akan menemuimu."

"Terimakasih Keyla-shi." Ia tersenyum lebar padaku. "Ah... majda. Aku sampai melupakan jadwal pemotretanku hari ini." Ia mengecek notifikasi handphone nya. "manajerku menelpon lebih dari dua puluh kali. aku merasa bersalah padanya."

"Kalau begitu pergilah."

"Baik. sampai jumpa nanti malam Keyla-Shi. geureom." ia menunduk dan beranjak dari ruanganku.

Kali ini aku mengembalikan fokusku pada pekerjaanku yang tersisa sebelum Hyuk sampai di kantorku dan membuat fokus kerjaku buyar. Hwaiting Key.