Chapter 17 - CHAPTER 17

~~~~~~~~~ Hyuk POV Start ~~~~~~~~~~

Selesai urusan dengan Choi Tae Joon, kini aku harus berandil dengan seorang artis yang sangat terkenal, memiliki fans dimana-mana, dan yang lebih membuatku kesal, Keyla mengatakan bahwa ia begitu tampan. Posisiku sungguh terancam. Aku tidak bisa membiarkan Keyla jatuh pada orang lain lagi setelah aku mengutarakan perasaanku yang sebenarnya.

Bisa-bisanya si pria topeng itu datang ke kantor Keyla untuk menyelesaikan urusan diluar pekerjaan, terlihat sekali bahwa ia berencana mendekati Choi Key-ku. Tentu saja tak bisa kubiarkan 'kan? Aku harus menuju kantornya untuk melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa tidak terjadi apapun di antara mereka.

Baru kali ini diperjalanan aku sangat membenci lampu lalulintas, aku harus berhenti dan memperlama waktuku untuk bertemu Key.

"Aishh...Kau lampu, cepatlah berubah menjadi hijau." Aku mengumpat dengan berbagai macam umpatan di dalam mobil.

Aku segera menginjak gas setelah lampu lalulintas yang semula merah berubah menjadi hijau. Aku merasa seperti pembalap yang menyalip lawan kanan dan kiri. Sebenarnya akupun tak tahu apa yang sedang aku lakukan, mengapa aku bisa merasa sekesal ini? Mengapa kau berhasil membuatku seperti ini Key?

~

Tanpa mengetuk pintu, aku langsung membuka pintu ruangan Key sehingga membuatnya terkejut. Maaf Key, aku tak bermaksud.

"Yah... Han Sang Hyuk. tak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum kau masuk? Aigoo... untung saja jantungku sehat, jika tidak kau sudah melihatku terkena serangan jantung." Ia mulai mengomel. Tapi omelannya itu membuat senyum hadir di wajahku.

"Maaf. aku terburu-buru." Sanggahku malas.

Aku melihat sekeliling, tapi aku tak bisa melihat sosok pria bermuka topeng yang Keyla bilang ia sedang bersamanya.

"Dimana Jay?" Aku penasaran sekali, karena ia aku datang kemari meninggalkan pekerjaanku.

"Ia sudah pergi. Ada jadwal pemotretan." Keyla yang berbicara dengan dirinya yang masih fokus pada pekerjaannya sungguh membuatku terpesona olehnya. Ia terlihat sangat cantik dan tangguh, tapi aku tahu ia banyak menangis.

"Syukurlah. kalau begitu kau tak akan bertemunya lagi hari ini." Aku merasa lega sekarang.

"Kau salah Hyuk-ah, Aku akan bertemunya lagi nanti malam. Ia mengajakku untuk makan malam bersamanya." Sekarang ia mengalihkan perhatiannya padaku.

"Apa? kau akan dinner dengannya? tidak kuizinkan."

"Wae?" ia menutup pekerjaannya dan duduk di sampingku.

"Karena kau wanitaku." Aku menatapnya.

"begitukah? sudah dua pria yang berkata aku ini wanitanya hari ini. Ada apa denganku?" ia menghela napas. Tunggu, siapa yang mengatakan bahwa ia wanitanya? apakah Jay?

"Siapa?"

"nae?"

"Siapa yang mengatakan kau wanitanya?"

"Tae Joon Oppa."

"nae? bisa-bisanya ia mengatakan bahwa kau wanitanya ketika ia akan menikah tiga hari lagi? wahh... jinjja." Perkataanku malah membuatnya tersenyum kecil.

"Kiyeowo." Ia tertawa.

"Kenapa kau tertawa? kau senang? melihatku harus berandil dengan dua pria sekaligus? Choi Tae Joon dan Lee Jae Hwan..."

"Biar kujelaskan. aku sudah menganggap Tae Joon Oppa sebagai kakakku sekarang, begitupun dengannya. Tae Joon Oppa yang menyemangatiku untuk menyelesaikan studiku di Jerman, aku tak mungkin menjauh darinya kan. karena itulah aku ini wanitanya." Ia menatapku. "Kalau masalah Jay... kau mau aku jelaskan seperti apa?"

"Apa maksudmu?"

"Kau ingat. Kau pernah memberiku gitarmu dulu?"

"nae. kiyeongna - aku ingat."

"Dan aku kehilangannya. karena meminjamkannya pada orang asing"

"Ya. aku juga ingat yang itu."

"Kau tahu. orang asing itu adalah Jay. Ia meminjam gitar dariku saat ia akan audisi dan sekarang ia telah menjadi artis terkenal. Ia juga berkata bahwa, gitar itu menjadi berharga baginya. Sungguh seperti mimpi." Ia menyandarkan punggungnya ke sofa dan tersenyum.

Sekarang aku tahu alasan Jay sering muncul dihadapan Key. Key memberikannya gitar saat ia audisi dan secara tidak langsung merubahnya menjadi sosok seperti sekarang ini. Tentu saja ia pasti menganggap Key adalah orang yang berharga juga untuknya. Aku pun jika berada di posisinya akan berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga itu. Namun, posisiku yang sekarang ini sangat terancam bukan?

"Jadi itu alasannya... pantas saja ia bersedia repot-repot menemuimu untuk mengurus world tournya."

"Hyuk-ah. geunde, kenapa kamu kemari saat aku bilang Jay ada disini?" Mengapa kau bertanya Key, tentu saja karena aku benci melihatmu dekat dengan pria lain selain aku.

"Tentu saja karena mu."

"..." Ia hanya terdiam dan tertawa kecil.

"wae?"

"Ani.. geunyang. I'm so happy."

"Keyla-yah. Apakah malam ini kau tidak bisa membatalkan janjimu dengan Jay?"

"Tidak Hyuk-ah. bagaimana pun ia klien ku, aku akan bertindak profesional, kau tak perlu khawatir."

Bagaimana aku tidak bisa khawatir key, aku tahu sekali kalau ia ingin mendekatimu, aku takut kau akan jatuh padanya key.

"Baiklah. kalau begitu izinkan aku ikut denganmu."

"nae?"

"Aku yakin Jay hanya seorang diri nanti malam, tak mungkin ia mengajakmu makan malam namun turut membawa manajer dan staf nya. Tidak bisa aku biarkan."

"Jadi kau mau ikut denganku?"

"Iya." Aku bersikeras.

"Baiklah."

~~~~~~~~~Hyuk POV end~~~~~~~~

Apa yang kau rasakan jika kau makan malam dengan dua orang pria? Canggung? Awkward? Oshekhae? Tentu saja. Pertama, kau menjadi sorotan orang-orang di restoran karena datang dengan dua pria tampan. Kedua, dua pria tampan ini cukup dikenal publik. ketiga, walaupun aku belum yakin, atau kau boleh mengatakan bahwa aku ini terlalu kegeeran, mereka menyukaiku.

Sungguh tidak pernah aku makan malam dengan suasana secanggung ini dan tak pernah ku sangka Hyuk bisa menjadi mood killer terbaik abad ini. Ia menyela perkataanku saat aku ingin berbicara pada Jay, dan ia menyela Jay saat ia ingin berbicara dengan ku. Namun, akhirnya aku bisa bernapas lega ketika Hyuk membuka topik bisnis untuk menghindari Jay mengobrol denganku, sangat picik, tapi aku sedikit bersyukur, setidaknya mereka saling mengobrol walaupun aku hanya bisa diam mendengarkan mereka. Menyebalkan? Ya.

Aku memakan makananku dalam diam ketika makanan sampai di meja kami. Hyuk dan Jay tak henti berdebat mengenai bisnis. Membosankan sekali kedua pria ini.

"ChoKey." Seorang pria memanggilku dengan suara yang sangat kukenali. Tae Joon Oppa.

"Ohh... Oppa. wae yeogi isseo?" Aku terkejut dengan hadirnya Tae Joon Oppa diantara kami.

"mwoya ChoKey? Kau dinner dengan dua orang pria sekaligus?" Ia duduk bersama kami tanpa dipersilahkan. Hal itu membuat Hyuk dan Jay berhenti berdebat dan memberikan tatapan aneh pada Tae Joon Oppa.

"Annyeong. Hyuk-ah, hmmm... kau Jay 'kan?"

"..." mereka berdua hanya menatap Tae Joon Oppa dengan tatapan canggung.

Apa ini? Apa yang terjadi padamu key? Han Sang Hyuk, Lee Jae Hwan, Choi Tae Joon, duduk bersamamu untuk makan malam? sungguh kau wanita beruntung key, bisa-bisa kau menjadi musuh nomor satu seluruh wanita di korea.

"Oppa, wae yeogi isseo?"

"Ahh... majda. Aku bertemu klien tadi. Lalu melihatmu key, otomatis aku langsung menghampirimu."

"Ahh... bagaimana sidangmu hari ini?"

"Aku bilang aku selalu memenangkannya. kau tak tahu siapa aku?" Ia mengacak rambutku.

"Aishh..." Hyuk dan Jay mengumpat secara bersamaan.

"Aigoo... Apakah aku mengganggu kalian?" Tae Joon Oppa tertawa kecil. "Yah.. ChoKey, kemari." Tae Joon Oppa menyuruhku mendekat padanya untuk berbisik. Aku lantas mendekat padanya sembari memperbaiki rambutku.

"Bagaimana bisa kau berandil dengan dua pria sekaligus? kau bersyukur aku datang." Ia tersenyum.

"Aigoo...gomawo Oppa."

"Yah... Key. bukankah berbisik saat ada seseorang di depanmu adalah hal yang tidak baik." Hyuk memprotes.

"Lebih baik kita cepat selesaikan makan malam kita kali ini. Aku ada sedikit urusan dengan Tae Joon Oppa. Benarkan Oppa?" Aku menyenggol lengan Tae Joon Oppa.

"Nae?..." Ia menatapku bingung. "Ah... haha... majda. Aku ada urusan dengannya. jadi cepatlah selesaikan makan malam kalian."

"Mwondae?" Hyuk terus menginterogasi.

"Ada sedikit urusan mengenai persiapan pernikahan Tae Joon Oppa." Aku mencari alasan.

"Ah.. haa..hahaah... nae majda, untuk pernikahanku. Kita akan bertemu Hye Shin setelah ini."

~

Setelah menyelesaikan makan malam, Jay langsung berpamitan karena ada jadwal Talkshow. Aku merasa bersalah padanya karena telah membiarkan makan malam yang ia tawarkan menjadi seburuk ini. Aku tak bisa mengobrol dengannya mengenai projek world tournya. Sudah seharusnya aku meminta maaf padanya lain waktu. Aku juga tidak bisa menyalahkan Hyuk yang bertindak seperti tadi karena ia cemburu. Aku malah dibuat senang karenanya.

"Apakah kalian ingin bertemu Park Hye Shin?" bagaimana ini? Hyuk bertanya pada kami.

"tentu saja tidak. tadi adalah problem solving versi ChoKey untuk mengatasi suasana yang begitu mencekam, kau tahu?" Tae Joon Oppa angkat bicara.

"nae?"

"Yah... Han Sang Hyuk. apakah kau tidak merasa bahwa suasana menjadi tidak enak karenamu? Aigoo... jinjja." Tae Joon Oppa meregangkan badannya.

"Sudahlah. Maafkan aku Hyuk, aku tidak punya cara lain. Lain kali aku tidak akan mengizinkanmu untuk merusak makan malamku dengan Jay." Tunggu... kata-kata ku seperti... Aku dan Jay pacaran saja.

"Wah... kau sudah menentukan pilihanmu key? Aku salut padamu." Tae Joon Oppa menyalakan api. Sungguh menyebalkan sekali.

"Nae?" Hyuk memasang wajah bingung.

"Apakah aku salah key?" Tae Joon Oppa mulai menggodaku.

"Aish... jinjja... Oppa kemanhae. Aku ingin makan malam bersama Jay karena ia klienku. Aku merasa tidak enak dengannya sekarang. Hehh..." Aku menghela napas.

"Ah... begitu? Kau aman sekarang Hyuk-ah."

"nae?" Aku hanya mendengar Hyuk mengatakan 'nae' sedari tadi. ini yang ketiga kalinya.

"Ah... pabbo. Yah... Hyuk-ah." Tae Joon Oppa mendekat pada Hyuk dan berbisik. Aku sungguh kesal karena tidak bisa mendengar sedikitpun apa yang dikatakan Tae Joon Oppa. "Antarkan Key Pulang Hyuk-ah. Aku akan bertemu Hye Shin sekarang. bye... nikmatilah waktu berdua kalian... kanda" Ia menepuk pundak Hyuk dan pergi begitu saja.

"Tak usah kau beritahu pun aku akan mengantarnya. Aish... jinjja."

"Gaja Key..." Ia menggenggam erat tanganku untuk ikut bersamanya.

Seperti biasa jantungku mulai membunyikan musik heavy rock, sangat kencang sehingga aku dapat mendengarnya. Aku hanya berharap semoga Hyuk tak mengetahui bahwa aku segugup ini sekarang, kalau tidak ia pasti menggodaku dan mengambil keuntungan. Tak akan kubiarkan. Itu melukai harga diriku.