***
✙Iron Cross✙
***
"Kau memang gadis barbar, tapi kau tetap putri kerajaan, Maria. Jaga sikapmu."
"Heeeh? Seharusnya aku yang bilang seperti itu. Kau tinggal di tanah bangsawan tapi kau suka membuat keributan, Pruisen."
"Kalian berdua sama saja, dasar kakak kembar."
"Apa kalian bertiga tidak bisa tenang sebentar saja?"
Ketiga saudara itu terdiam begitu Rain masuk dan membawa sebuah kertas bersamanya. Ia mengambil kursi dari sudut ruangan lalu duduk di samping ranjang Heitz. Baju pesta yang sebelumnya ia gunakan sudah berganti dengan baju yang biasa gadis itu gunakan sehari-hari.
Sebelumnya, dua monster laut yang menyerang pelabuhan. Heitz dan Maria yang kebetulan berada disana berusaha untuk mengalahkan keduanya. Namun selama pertarungan, Heitz tak sengaja melukai dirinya sendiri dan kini pemuda dengan manik biru itu harus beristirahat untuk sementara.
Pesta di Istana tetap berjalan hingga akhir meskipun tanpa kehadiran Sang pangeran. Pruisen sebenarnya juga tidak betah duduk sambil memakai pakaian formal serta jubah ayahnya. Entah ia harus senang atau sedih mengingat kota tersayangnya juga di rusak monster laut.
Pruisen berdehem pelan, memecah keheningan di ruangan itu. Pandangannya tertuju pada Rain. "Total kerusakannya?"
"Kira-kira seribu koin emas belum termasuk barang dagangan dan properti milik pribadi."
"Ugh, bisakah kita menyihir batu menjadi emas?" Heitz memijat keningnya. "Bagaimana dengan kapal untuk keberangkatan Iron Cross?"
Rain terdiam sejenak. Ekspresi di wajahnya berubah panik. "Rusak parah. Satu-satunya cara untuk pergi ke Dominica sekarang dengan pergi ke Kerajaan Canis dan meminta mereka menyediakan kapal penjelajah saat kita menyebrang ke Dominica."
Ketiganya termenung. Berpikir apakah rencana yang diajukan Rain bisa berjalan lancar. Sedangkan Kerajaan Canis sendiri sedang berperang dengan Kerajaan Falcate di perbatasan antara kedua kerajaan itu.
"Kalau begitu, tolong buatkan surat permintaan resmi kepada Raja Canis. Nanti akan kucap dengan stempel Kerajaan."
Gadis bermarga Castillo itu mengangguk menanggapi perintah Pruisen. Ia memberi hormat sebelum beranjak pergi.
***
✙Iron Cross✙
***
Sehari kemudian. Cuaca hari ini cukup cerah. Tepat pukul enam pagi setelah pertarungan tak terduga sebelumnya, semua orang berkumpul di dermaga. Sebagian besar orang sedang membersihkan dermaga dan puing-puing bangunan yang hancur. Sementara para pedagang berkerumun mencari Nelayan yang baru saja melaut. Berharap mendapatkan ikan segar dengan harga termurah. Semua berjalan lancar.
Kecuali satu orang.
Govert Francois. Ia memasang wajah pemarah… atau memang memang begitulah wajahnya sejak lahir. Membuat orang yang lewat di dekatnya merasa sedikit tidak nyaman. Tapi ia tak peduli. Tujuannya lebih penting dibandingkan memikirkan pandangan orang lain terhadapnya.
"Ah," Govert berhenti berjalan ketika menemukan seseorang yang dicarinya sedari tadi. "Rain Castillo!"
Rain yang kebetulan sudah selesai memberi arahan pada para Prajurit membalikkan badannya dan melihat Govert yang berjalan ke arahnya.
"Mr. Govert! Ada yang bisa kubantu?" serunya bersemangat.
Pemuda berambut blonde spike itu menggaruk kepalanya. Sedikit ragu untuk mengajukkan pertanyaan yang selama ini berputar di benaknya. Namun rasa penasaran mengalahkannya. Ia pun menghela nafas sebelum kembali berbicara.
"Apa… ada berita mengenai perwakilan dari Kerajaan Verbena?"
"Verbena?" Rain menjentikkan jarinya ketika ia menemukan jawaban dari pertanyaan Govert. "Sayang sekali, mereka belum memberikan kabar apapun mengenai perwakilan. Kalau kau mau, aku bisa mengirim surat untuk mempertanyakan soal perwakilan mereka."
"Tidak perlu, aku hanya penasaran," Govert berbalik, melambaikan tangannya sambil berjalan menjauh. "Terima kasih atas infonya."
Di belakang sana, Rain menampakkan raut wajah kebingungan. Tidak mengerti dengan tingkah laku Govert, ia mengendikkan bahunya dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.