Chereads / AWAS! Presiden Tsundere / Chapter 4 - Perselingkuhan yang Berbahaya IV

Chapter 4 - Perselingkuhan yang Berbahaya IV

Lu Zhaoyang menghela nafasnya, matanya menatap kosong ke arah sosok siluet yang dikenalnya, bergerak maju dan mundur di ruang makan. Terdengar suara air rebusan, dentingan peralatan masak, dan suara ibunya sedang mengiris bawang putih.

Terlepas dari apa yang orang lain katakan tentang dia, dia adalah ibuku, ibuku tersayang ...

Masih terasa seperti mimpi bahwa orang yang lembut dan peduli seperti dia akan melakukan kejahatan seperti itu ...

"Ini dia, Sayang. Aku membuatkanmu daging babi asam manis, mie bihun dengan cabe kering."

"Terima kasih, Bu."

"Semua masakan ini ibu buat untuk anak kesayanganku."

Dan mereka mulai menyantap hidangan yang sudah tersedia di atas meja makan. Mereka saling bercanda sambil menikmati makanan yang tersaji. Pembicaraan kecil antara ibu dan anak itupun masih terus berlanjut setelah makan malam selesai.

"Jadi, aku mengambil dokumen itu dan-" Ponsel Lu berdering, "Maaf." Lu sekilas melihat layar ponselnya, melihat nama kontak si penelepon, ekspresinya mendadak berubah.

HUO YUNTING.

"Sayang, apakah kamu akan mengangkat teleponnya?" tanya ibunya.

"Haha... Umhh ..." Senyumnya canggung ketika dia menyembunyikan ponselnya yang terus berdering ke balik punggungnya dan mematikan panggilan itu, "Dari orang asing, nomornya tidak kukenal, semacam panggilan iklan untuk menawarkan sesuatu, menjengkelkan saja, mereka tidak hanya menelepon sekali tetapi hampir setiap hari!" Lu Zhaoyang dengan cepat mematikan telepon genggamnya dan menjauhkannya ke sisi meja.

Bayangkan jika ibu tahu tentang hubunganku dengan Huo Yunting, bahwa aku sudah menikah ... dia pasti akan sangat marah!

Fiuh... Untungnya tidak sulit berkelit dari ibu.

…(Sementara itu)…

*Ring Ring *

* Bip ... Bip ... Bip ... Bip ... *

"Oh?" Huo Yunting memegang ponselnya, kemudian mengerutkan keningnya dan tersenyum sinis, "Aku sudah menunggu seharian di meja makan untuk makan malam bersama dan begitukah cara dia memperlakukanku?" matanya menyipit karena kesal.

"Sama sekali tidak membalas pesanku dan sekarang dia memutuskan panggilanku?"

"Bagus, bagus sekali. Kamu sudah punya keberanian untuk melakukan ini padaku."

Jari-jari Huo Yunting mengetik cepat di layar sentuh ponselnya, "Ya, halo, ini aku, cepat cari dimana wanita itu sekarang berada. Seharusnya dia berada tidak jauh dari sini." Setelah mendapatkan informasi wanita itu berada. Huo Yunting mengemudi mobil Rolls-Royce hitamnya dan meluncur dengan cepat melanggar marka jalan.

Mobilnya berhenti di pinggir kota. Matanya menyipit mengamati sekeliling area itu. Di antara bangunan yang kumuh dan tidak berpenghuni, ada satu bangunan yang menarik perhatiannya. "Ah ..." Tiba-toba Huo Yunting ingat akan sesuatu, terutama ketika dia melihat ada nyala lampu di salah satu jendela di lantai 7 bangunan itu. Dia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan seberang bangunan itu.

"Aku tahu kamu ada di sini." Huo Yunting bergumam pada dirinya sendiri.

Aku tidak tahu siapa kamu. Aku tidak tahu apa yang kamu inginkan. Jika kamu ingin mencari kebebasan, aku akan memberitahumu bahwa aku tidak bisa memberikanmu hal itu. Apa yang aku miliki adalah kemampuan bagaimana aku dapat memberikan mimpi buruk terhadap orang-orang sepertimu. Kamu lebih baik menemuiku dan meminta maaf kepadaku, karena itulah satu-satunya yang harus kamu lakukan. Jika kau lakukan itu, aku tidak akan marah padamu, aku tidak akan mengejarmu. Tetapi jika kamu tidak meminta maaf, aku akan menemukanmu, dan pasti aku akan memberimu pelajaran yang setimpal.

Huo Yunting menggertakan jari jemari tangannya.

Di saat yang bersamaan, masih di ruang makan, wanita itu tidak tahu terhadap nasib yang akan menimpanya, namun instingnya memberitahu bahwa dia harus sesegera mungkin memberitahu ibunya untuk segera pergi dari apartemennya, "Uhh .. ibu, apakah mungkin jika Ibu ... Ibu tahu ... maksudku, lihat sekarang sudah jam berapa. "

"Kenapa anakku? Sudah cukup lama sejak terakhir kita menghabiskan momen bersama antara ibu dan anak." Nyonya Xue jelas tidak ingin pulang cepat. "Tapi bu, jujur ​​saja, aku masih punya pekerjaan yang belum selesai dan aku harus menyerahkan laporannya besok pagi."

"Sepenting itukah?" Nyonya Xue mengerutkan keningnya, melihat Lu buru-buru bangkit dari kursinya dan menaruh piring kotor ke wastafel. "Ya, bu, ini laporan tengah tahun, aku harus menyelesaikannya malam ini."

"Kedengarannya kamu memang banyak pekerjaan...Oh, baiklah kalau begitu.. aku akan pulang sekarang, sampai jumpa Sayang." Ibunya kemudian mengambil tas kulitnya dan beranjak dari tempat duduknya.

"Beri aku waktu sebentar, Bu. Aku akan mengantarkanmu ke bawah. Aku akan mengambil dokumen di dalam laci kamarku untuk aku sampaikan ke rekan kerjaku." Lu mengelap meja makan dan menuju kamarnya.

"Yang, sayang, apakah kamu membutuhkan bantuan ibu?" Ibunya bertanya dengan ramah, berdiri menunggunya dekat pintu keluar.

"Tidak, terima kasih!" Lu memasukkan beberapa dokumen ke dalam tasnya dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Lu membawa tasnya dan berjalan menuju pintu.

Brakk!

Bola matanya membesar terbelalak kaget dan mulutnya menganga. Seketika Lu kehilangan tenaga dan melepaskan tasnya dari genggamannya dan jatuh ke lantai. Isi tas tersebut berserakan di lantai, sama seperti pikirannya. Lu Zhaoyang memandang pria yang tiba-tiba muncul seperti sosok iblis di belakang ibunya. Perasaan takut mencekiknya.

Itu adalah kesalahan, kesalahan besar.

Lu Zhaoyang lupa bahwa Huo Yunting juga memiliki akses sidik jari untuk membuka kunci pintu apartemennya ...

Huo Yunting mengangkat bahunya sembari tersenyum. Senyum yang sangat lebar, namun dingin.

Lu Zhaoyang hampir saja pingsan, tetapi kedatangan Huo Yunting yang tidak terduga bukanlah satu-satunya ketakutannya hari itu.

"Apa ini?" Mata Nyonya Xue menangkap sesuatu yang berwarna merah di antara dokumen yang berserakan di lantai. Karena penasaran, dia pergi untuk melihat lebih dekat.

Leher Lu Zhaoyang kaku, pikirannya tiba-tiba menjadi kosong.

Apa yang harus dilakukan... apa yang harus dilakukan... tunggu, kemana ibu? Apa yang dia lakukan? Bukankah itu... oh tidak!

Sertifikat!