"Sial! Bagaimana bisa kalian ada begitu banyak!" Lin Yun terkejut. Prajurit Kerangka dengan jumlah seperti itu jauh melebihi apa yang dia bayangkan.
Sebaliknya, sekumpulan Prajurit Kerangka dari Urat Baja Rendah di Dimensi Tulang tidak layak di jelaskan, itu hanya jumlah yang sedikit dari seratus Prajurit Kerangka… Apa yang dia hadapi sekarang adalah lautan Prajurit Kerangka, setidaknya seribu!
'Apa yang harus aku lakukan…'
Hal pertama di pikiran Lin adalah menggunakan Terangan untuk melompat dari tebing.
Tapi saat dia mengucapkan mantra, dia mengingat catatan Guru nya. Ini adalah ilusi yang sebenarnya dan berbahaya.
Ini terdengar seperti pertentangan, tapi Lin Yun tahu kalau bagian penting dari kalimat ini adalah kata "sebenarnya".
Seperti apa bemtuk sebenarnya dari tentara mayat hidup? Catatan Sandro mengajarkan Lin Yun pada bagian ini. Lin Yun yakin kalau jika dia menggunakan Terangan untuk turun ke tebing, apa yang menantinya kemungkinan besar adalah sebuah kelompok besar dari Penyemprot Air, atau selusin Patung Batu Kaca, atau bahkan beberapa Tulang Naga.
Sebuah tempat seperti sebuah Kebun Kematian bukan sesuatu yang bisa di jelaskan dengan logika. Ini merupakan sebuah tempat dimana sejumlah besar energi kematian terus-menerus berkumpul, merubahnya menjadi sebuah Kebun Kematian yang sangat aneh. Kebun Kematian sendiri merupakan perwujudan dari kekuatan kematian. Pada tingkat tertentu, terdapat juga jejak dari Hukum Bayangan. Menghadapi keadaan yang aneh, bagaimana dia mendapatkan apa yang dia mau dengan sebuah trik murahan?
Gelombang awal dari Prajurit Kerangka sudah bergegas menaiki lereng, mengangkat pedang berkarat mereka.
Lin Yun tidak punya banyak waktu untuk berfikir, dia mengucapkan beberapa kata dan sebuah Pembatas Api dengan cepat di dirikan di bawah lereng. Lin Yun merupakan seorang Penyihir Agung sekarang, kekuatannya sepuluh kali lebih tinggi di bandingkan saat dia masuk ke Dimensi Tulang. Pembatas Api itu bangkit di tengah gelombang awal dari para Prajurit Kerangka, mekar dengan kekuatan yang menakutkan. Selusin Prajurit Kerangka berubah menjadi abu sebelum mereka bahkan mampu bereaksi.
Terlebih lagi, kemunculan dari Pembatas Api juga memunculkan kekacauan diantara Prajurit Kerangka. Takut akan api merupakan naluriah pada seluruh bentuk kehidupan mayat hidup, seperti bentuk kehidupan-Umpan Meriam juga seperti Prajurit Kerangka juga bukan tidak terkecuali. Prajurit Kerangka yang menghadapi Pembatas Api ingin mundur saat sementara seseorang di belakang mereka mencoba bergegas.
Kekacauan pun terjadi.
Lin Yun mengambil keuntungan dari kekecauan untuk memenuhi mantra Badai Api. Dia hanya mendengar sebuah ledakan sebelum kegaduhan muncul di tengah-tengah Prajurit Kerangka. Sebuah bola api muncul diantara Prajurit Kerangka, berputar-putar dengan ngeri karena suhu yang seketika naik. Ini seperti sebuah angin topan yang terbuat dari api menelan segala sesuatu yang ada di jalannya. Hanya abu yang tertinggal di jalan Badai Api. Mantra nya bertahan sepuluh detik, mengurangi lebih dari seratus Prajurit Kerangka menjadi abu. Hampir seluruh gelombang awal dari Prajurit Kerangka hancur.
Tapi dia tahu kalau ini hanya lah permulaan.
Tentu saja, karena gelombang awal telah di bersihkan oleh Lin Yun, Prajurit Kerangka yang tersisa mulai menaiki lereng. Prajurit Kerangka yang terdekat berjarak kurang dari seratus meter, dan mereka sepuluh kali lebih banyak dari gelombang sebelumnya.
Lin Yun tahu kalau suatu saat dia di kelilingi oleh jumlah sebanyak ini dari Prajurit Kerangka, bahkan seorang Penyihir Mulia tidak akan bisa selamat. Tidak seorang pun di bawah tingkat Archmage yang mampu untuk bertahan dari seratus Prajurit Kerangka, itu merupakan lautan mayat hidup. Jika seseorang mencoba untuk menyerah… Ya… Mungkin mereka akan tenggelam.
Satu-satu nya hal yang Lin Yun mampu lakukan adalah menaikan kecepatan mengucap mantra pada puncaknya dan bekerja keras untuk Jajaran Sihir untuk tetap mengucap Sihir Api terus menerus. Metode Lin Yun ini tidak sepenuhnya tidak dapat di mengerti karena dia mengingat pengetahuan yang dia miliki pada Max Tiran Api.
Jika bukan untuk Prajurit Kerangka terlalu banyak jumlahnya, Lin Yun menganggap pertarungan ini sebagai peluang yang bagus. Setiap mantra api memberinya pemahaman lebih tentang gaya Tiran Api. Akhirnya, Lin Yun bahkan merasakan dia telah terjatuh kedalam langkah Max. Ini seperti pertarungan antara Tiran Api dan tentara mayat hidup di Kota Hantu.
Prajurit Kerangka terjatuh satu demi satu, dengan cepat di gantikan oleh saudara-saudara mereka.
Seluruh pertempuran terasa seperti pertarungan kesabaran dan tekad bagi Lin Yun. Dia bahkan tidak mengingat berapa banyak mantra yang dia ucapkan, atau berapa kali dia kehabisan mana nya. Dia hanya mengingat mengekstrasi mana dari Inti Jiwa Darah Hantu Wanita setiap kali dia berlari.
Sayangnya, Darah Hantu Wanita adalah bentuk kehidupan seorang hantu, Inti Jiwa mengandung mana lebih murni di bandingkan dengan Kristal mana yang serupa. Lin Yun sesungguhnya punya waktu yang mudah untuk menyerap mana dari hal ini, kecuali satu masalah. Bersamaaan dengan mengisi ulang mana, hal ini menyebabkan beberapa perasaan buruk yang memuakkan. Pikirannya akan menjadi resah setiap saat.
Tapi dia tidak bisa berurusan dengan itu sekarang ini.
Jika Darah Hantu Wanita adalah musuh yang paling menyusahkan yang dia temui sejak datang di jaman ini, maka pertarungan ini pertarungan terpanjang yang dia pernah alami.
Bulan sabit penuh es telah tenggelam sedikit karena sinar pertama dari matahari mulai mencapai puncaknya di langit timur.
Sebagian besar malam telah berlalu.
Lin Yun masih membantai tak henti-henti, seluruh lereng di penuhi oleh debu dan patahan tulang yang terbakar. Mantra api keluar dari tangan Lin Yun, di ikuti dengan Prajurit Kerangka berjatuhan ke tanah. Ini terasa seperti pertarungan yang tak ada habisnya.
Lin Yun masih mengucapkan mantra lain saat matahari mencapai puncaknya, tapi setelah dia melepaskan mantra, Lin Yun menemukan kalau tidak ada Prajurit Kerangka lagi berdiri di lereng.
'Akhirnya selesai…' Lin Yun terengah-engah. Dia mengambil Inti Jiwa dari kantung nya dan menyerap mana dari hal ini terakhir kali. Kakinya bergetar karena terantuk dan mulai duduk di lantai.
Pertarungan itu berlangsung cukup lama, setidaknya setengah hari. Lin Yun terus menerus mengucap, terus menerus berjuang. Tidak ada Penyihir Agung lain yang mampu menangani ini, ini lebih dari apa yang Penyihir Agung Tingkat Ke-1 mampu tangani.
Untungnya, sudah berakhir.
Sekeliling Lin Yun berubah sesaat Lin Yun duduk, mayat-mayat busuk menghilang, darah yang mengering menghilang, keduanya terganti oleh taman hijau dan subur sekali lagi. Lin Yun tahu kalau dia melewati ilusi Kebun Kematian.
Dengan cemas dia menantikan hadiah yang akan datang.
Guru itu menulis di akhir catatannya kalau ini akan setiap pilihan yang di buat dalam ilusi akan mempengaruhi hadiah.
Lin Yun memikirkan tentang ini dengan hati-hati. Dia tidak membuat pilihan dalam ilusi, dia hanya bertarung dari awal sampai akhir. Hadia seperti apa yang akan dia dapat?