Chapter 30 - Kartu Undangan

Malam pun tiba dan kota terlihat begitu sibuk sebagaimana biasanya.

Di ruangan Direktur Utama lantai 58 Glory World Corporation.

Mu Yuchen berdiri menghadap jendela memandang banyaknya lampuan di bawah sana. Sepertiga panjang rokok telah dihisapnya, ada sedikit wangi tembakau memenuhi ruangan.

"Tuan, Walikota Xi baru saja mengirim undangan. Ulang tahun Kakek Xi yang ke-70 di akhir pekan ini. Apakah kita akan menghadirinya?" terdengar suara asisten Li Si dari belakangnya.

"Walikota Xi?"

Mu Yuchen mengernyit selagi mengira-ngira pengirimnya.

"Walikota Kota Z, Xi Mushan. Kakek Xi Jiyang telah pensiun dari pemerintahan. Dia dulu bekerja di posisi yang sama seperti Tuan Besar sekarang."

Li Si menjelaskan perlahan, "Waktu itu, Direktur sebelumnya biasanya mengirimkan hadiah di hari ulang tahun Kakek Xi, atau mungkin menghadirinya secara pribadi. Tapi sekarang Tuan Besar sedang berada di luar negeri dan belum kembali dalam waktu dekat ini. Walikota Xi yang sekarang adalah orang yang berpengaruh. Kudengar dia mencopot sekumpulan orang begitu dia menjabat dan beberapa perusahaan besar mengalami kemunduran karenanya, jadi…"

Mu Yuchen memadamkan rokoknya selagi Li Si menyelesaikan ceritanya. Berpaling, diambilnya kartu undangan itu dan dibukanya. Kemudian dibacanya sesaat dan dikembalikannya kepada Li Si.

"Kalau begitu kita kirimkan hadiah."

Kemudian dia mengambil mantelnya dan menggantungnya di bahunya kemudian berjalan keluar.

"Siap, Tuan! Biar dipanggil Ah Mo ke sini untuk menyiapkan mobil."

Li Si membawakan tas kerja Muchen dan mengikutinya dari belakang.

"Sudah, tidak apa-apa. Masukkan saja ke mobil. Biar saya sendiri yang menyetir."

Sosok Mu Yuchen yang tinggi berlalu dari depan pintu setelah memberikan perintah.

Sementara itu…

Xi Xiaye tidak pulang ke rumah setelah dari Rumah Sakit T. Malahan dia kembali ke kantornya, kelelahan.

Besok adalah akhir pekan, namun dengan tergesa-gesa dia lupa bahwa dia meninggalkan beberapa dokumen di kantornya. Karena dia hendak bekerja lebih sejak diperintahkan untuk menjalankan proyek sebesar itu, dia berencana menggunakan seluruh waktu di akhir pekan untuk mengatur pikirannya.

Tak peduli apapun, hidup terus berjalan. Dia memaksakan dirinya melalui segala kepahitannya itu dan tidak mau memikirkannya lagi.

Kantor telah kosong saat dia kembali. Tidak ada siapa-siapa di sana kecuali petugas keamanan dan petugas kebersihan.

Dengan sigap dia meninggalkan kantor setelah mengambil kembali dokumen-dokumen itu.

Kantor begitu sangat sepi di malam hari dan dia tidak harus menunggu lama menggunakan lift.

Dia membolak-balikkan dokumen sambil menunggu lift saat dia mendengar bunyi bel dan pintu lift terbuka. Dia berjalan masuk tanpa melihatnya sama sekali.

Dia tidak memperhatikan bahwa pintu lift yang tertutup membuat ujung bajunya tersangkut. Karenanya, dia tersandung sepatu haknya setelah beberapa langkah memasuki lift.

Dia pun berteriak dan semua dokumen di tangannya jatuh berantakan. Dikiranya dia hampir terjerembap, namun sepasang tangan menopangnya. Xiaye mendarat ke dekapan dada yang hangat, diendusnya wangi segar tembakau dan mendengar sebuah tawa kecil.

"Hati-hati. Kenapa kau ini selalu saja ceroboh?"

Suara itu begitu tidak asing!

Xi Xiaye mengangkat kepalanya dan melihat wajah tampan Mu Yuchen yang tersenyum. Matanya seperti bintang di langit dan Xi Xiaye hampir kehilangan dirinya dalam pandangan itu. Untungnya kesadarannya dengan sigap menarik dia kembali pada kenyataan.

"Mu Yuchen! Kenapa…oh maaf, Direktur Utama Mu… Tumben pulang larut?" Xi Xiaye tersipu sambil menjauh dengan canggung.

"Ada beberapa dokumen penting yang harus diurus. Jika semuanya di kantor bekerja keras sepertimu, aku yakin pendapatan perusahaan meningkat dua kali lipat dalam setahun.

Mu Yuchen berbalik dan melihat dokumennya yang berantakan itu.

"Aku bekerja keras karena aku ini bodoh," Xi Xiaye dengan malu-malu menjawab. Dia menjongkok dan mulai mengambil kembali dokumennya saat ada suara lain yang mengikuti, "Biar saya ambilkan, Direktur Xi."

Sepasang tangan besar mulai mengambil kertas-kertas itu juga.

"Asisten Li?" Xi Xiaye terkejut bahwa ada juga orang lain dalam lift.

"Direktur Xi benar-benar karyawan berbakti, baru pulang kerja sekarang." Li Si tersenyum sambil merapikan dokumen yang berantakan itu.

"Ah, tidak. Aku hanya lupa dokumen ini tadi dan kembali untuk mengambilnya." Xi Xiaye melambaikan dokumen di tangannya. Tiba-tiba dia melihat ada kartu undangan merah yang terselip di antara dokumen-dokumen itu.

Itu kartu undangan keluarga Xi!

Xi Xiaye terkejut sesaat begitu dilihatnya itu. Seketika gerakannya terhenti, namun kembali biasa dan mengembalikannya pada Li Si. Raut wajahnya kembali normal.

Namun, Mu Yuchen dengan tajam menangkap gerak-geriknya selagi membantunya berdiri.

"Maaf, dan… ya, terima kasih!" Xi Xiaye memandang Mu Yuchen dan berterima kasih setelah selesai dengan semua dokumennya itu.

Raut wajah Mu Yuchen pun menghangat. "Tidak adakah kata-kata lain selain dua kata itu, Xi Xiaye?"

Xi Xiaye bingung. Melihat senyumnya yang aneh itu, dipikirkannya lagi dan kemudian menjawabnya serius. "Terima kasih banyak, Direktur Utama Mu!"

Sebelum Mu Yuchen memberikan reaksi, Li Si tidak dapat menahan tawanya. Dia tidak menertawakan ucapan "terima kasih banyak" itu, namun raut wajah serius Xi Xiaye dengan wajahnya yang memerah yang lucu.

Xi Xiaye merasa malu saat didengarnya tawa itu, Dia berpaling tanpa melihat reaksi Mu Yuchen dan bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa…

Dan di saat itu, sebuah suara yang bisa membuatnya menyembunyikan diri ke dalam tanah tiba-tiba terdengar.