Chapter 36 - Pesta Dimulai

Begitu akhir pekan tiba, Xi Xiaye tidak bangun lebih awal karena dia telah bekerja keras hingga larut, sekitar jam empat dinihari, dia telah menyiapkan dan mengatur rincian proyek South River. Sekalinya dia sibuk, dia sampai lupa waktu.

Sudah hampir siang saat dia terbangun. Ponselnya yang dalam mode diam menunjukkan banyak panggilan tak terjawab. Semuanya berasal dari Su Nan, namun dia sudah tahu untuk ada dia menelepon. Termenung sesaat, diputuskan untuk tidak menelepon Su Nan balik.

Setelah mandi dan sarapan, dia berganti pakaian dan bersiap pergi.

Pakaiannya seperti biasa, atasan dan bawahan hitam. Untuk bagian luar, dia mengenakan mantel hitam yang sedikit panjang. Dengan rambut hitamnya yang dibiarkan terurai, dia terlihat begitu kurus dan lemah secara keseluruhan.

Hari itu berawan dan angin terasa kering begitu dia meninggalkan rumah.

Kakeknya, Xi Jiyang, berulang tahun yang ke-70 hari itu juga jadi dia harus datang.

Jika ada bagian dari rumah itu yang layak untuk dia datangi, bahkan sekecil apapun itu, pastilah kakeknya.

Xi Jiyang begitu menyayanginya. Xi Xiaye belum melihatnya setelah beberapa tahun lamanya. Meski dia tahu dia tidak harus melakukannya, dia tidak punya pilihan lain. Banyak kenangan yang tidak ingin diingatnya di rumah yang besar itu.

Ya, acara makan bersama di ulang tahun Xi Jiyang diselenggarakan di rumah besar itu: West Park.

West Park adalah rumah lama keluarga Xi, dengan lahan yang luas. Desain rumahnya terlihat seperti kastil, mewah dan cantik ala Eropa.

Saat ini, West Park sudah mulai ramai. Ada busur cantik berdiri di pintu masuk, karpet merah mewah yang terbentang menuju rumah, juga kedua sisi karpet dengan keranjang-keranjang bunga.

Di dalam rumah di mana bilik utamanya didekorasi dengan anggun, segala jenis makanan dan kudapan juga minuman tertata rapi di atas meja dengan kursi di kedua sisinya yang penuh diduduki para tamu.

Doa dan harapan terus berdatangan.

Perjamuan masih belum dimulai. Yang menyambut tamu di depan adalah Yue Lingsi, Xi Xinyi, dan sisanya.

"Selamat untukmu! Semoga selalu panjang umur!"

"Terima kasih, Direktur Wang!"

Wajah Xi Xinyi yang manis berkali-kali tersenyum sambil berterima kasih pada tamu yang memberi ucapan selamat.

"Nona Xi semakin cantik saja. Keluarga Xi benar-benar diberkahi putri yang cantik dan baik hati. Siapa kira-kira yang menikahi istri sebaik ini."

"Ya, dia bahkan seorang selebriti di industri perfilman dan layar lebar. Lihat karisma itu! Menakjubkan! Betul-betul seorang putri Walikota Xi. Rupanya luar biasa!"

Saat mereka melihat Xi Xinyi menyambut para tamu, banyak istri dari keluarga kaya yang membicarakan dia sementara Yue Lingsi merasa bangga mendengarnya.

Putrinya ini selalu menjadi kebanggaan dan kesenangan Yue Lingsi. Tidak hanya pintar dan cakap, namun dia begitu pengertian dengan orang lain dan juga cantik!

"Siapa kira-kira pasangan Nona Xi? Aku benar-benar ingin mengenalkan putraku padanya."

"Tidak perlu! Kudengar dia akan segera bertunangan dengan Han Yifeng Direktur Utama Perusahaan Han yang baru. Dia itu pria muda yang baik. Aku khawatir putramu tidak punya peluang…"

"Yah, sayang sekali ya!"

Yue Lingsi tersenyum selagi menghampiri Xi Xinyi.

Dilihatnya selama beberapa waktu dan masih belum menemukan tanda-tanda Han Yifeng, jadi Yue Lingsi bertanya, "Xinyi, mana Yifeng? Kenapa dia tidak di sini?"

"Yifeng sudah lama datang. Dia mungkin mendiskusikan sesuatu dengan Ayah di ruang studi. Dia pasti turun dengannya nanti, namun sebelumnya Kakek memanggil Ayah juga. Mungkin sedikit tertunda," jelas Xi Xinyi tersenyum.

"Kakekmu memanggil Ayahmu?" Yue Lingsi terlihat sedikit terkejut.

"Ya, Bu. Hampirilah para tamu dulu. Aku akan ke atas melihat mereka."

Dia pun berpaling tersenyum, menaiki tangga di sebelahnya.

Di saat yang sama, di jalanan lebar menuju pintu masuk bagian belakang West Park, sebuah Volkswagen Passat hitam melaju. Mobil pun diparkir di sebelah pintu.

Xi Xiaye mengentikan mobilnya dan mengambil hadiah di sebelahnya sebelum dengan sigap turun dari mobilnya. Dia berjalan masuk dan hendak membunyikan bel saat tiba-tiba pintu dibukakan.

Seorang paruh baya berbadan berisi pun keluar. Dia terpaku begitu dilihatnya Xi Xiaye.

"Nona!"

Suaranya penuh dengan kejutan yang menyenangkan. "Kenapa kembali"

Saat didengarnya Xi Xiaye langsung mengernyit. Dengan dingin dilihatnya pria paruh baya itu.

Dengan jelas diingatnya bahwa orang ini adalah kepala pelayan West Park, Guo Fu yang telah bekerja selama bertahun-tahun. Dulu dia seorang bawahan Deng Wenwen.

Guo Fu terlihat memahami sesuatu dan tersenyum begitu dilihatnya Xi Xiaye melihatnya canggung. "Maafkan saya, Nona. Maksud saya Nona belum kembali setelah waktu yang lama. Saya tak menyangka Nona kembali untuk ulang tahun Tuan Besar. Selama beberapa tahun ini Nona…"

Xi Xiaye melihatnya begitu saja sebelum akhirnya dia masuk dan berkata dengan nada yang dingin, "Aku sudah menyusahkanmu, Kepala Guo."

Guo Fu tiba-tiba teringat sesuatu dan berpaling mengikuti Xi Xiaye. "Nona, saya ingat sekarang. Nyonya Besar bilang jika saya melihat Nona kembali, saya diminta mengantar Nona ke ruang studinya. Dia mau mendiskusikan sesuatu dengan Nona!"

"Tidak banyak yang harus kukatakan antara aku dan dia. Jika ada sesuatu, biar ke Xi Xinyi saja."

Alasanmya datang hari ini sederhana saja. Dia hanya mau melihat Sang Kakek, memberinya hadiah, kemudian pergi. Dia tidak berselera untuk mengikuti perjamuan mereka itu. Di samping itu, Xiaye sangat mengenal kakeknya. Pesta ulang tahun ini pasti bukan keinginan kakeknya, dia tahu kakeknya itu orang yang sangat sederhana.

Mungkin Xi Mushan dan orang-orang di belakangnya yang merencanakannya.

Namun, Xi Xiaye tak mau ambil pusing karena ini semua tidak ada hubungan dengannya lagi sekarang.