Lu Yichen tersenyum geli. Dia belum pernah melihat ada orang yang menanggapi kekalahan begitu serius. Belum lagi, pada akhirnya dia harus menghiburnya.
Keduanya bermain bowling selama lebih dari satu jam. Mu Xiaoxiao merasa lelah lalu dia duduk di sisi arena bowling dan menonton Lu Yichen bermain.
Tiba-tiba dia mendapatkan sebuah ide. Dia berlari ke kasir dan mendekati saudara Hui. Dengan senyum lebar, dia berkata, "Saudara Hui! Ada yang ingin kutanyakan padamu!"
Kakak Hui tersenyum dan berkata, "Apa yang ingin kau tanyakan?"
Mu Xiaoxiao mencondongkan tubuhnya ke depan. Dengan suara pelan, dia mendiskusikan sesuatu dengan kakak Hui. Lalu dia kembali ke Lu Yichen.
Lu Yichen memandangnya dan bertanya, "Apa kau lelah, atau kau masih mau bermain bowling?"
Mu Xiaoxiao menyerahkan secangkir teh hijau padanya sambil menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau main bowling lagi. Aku mau main sesuatu yang lain."
"Kau mau main apa?" tanyanya dengan sikap ingin menemaninya melakukan apa yang diinginkannya.
Mu Xiaoxiao tertawa nakal dan menjawab, "Ayo bekerja!"
Tertegun, Lu Yichen menatapnya dengan bingung.
Ternyata, dia tadi pergi menemui saudara Hui untuk menawarkan jasa untuk kompensasi tagihan mereka. Mereka akan membantu menarik pelanggan ke tempat bowling itu.
Mu Xiaoxiao tahu kalau Lu Yichen akan bersikeras ingin membayar tagihan mereka, yang sangat mahal itu. Setelah bertanya jumlah tagihannya - jumlahnya dua ratus yuan untuk satu jam permainan dan karena mereka mendapatkan potongan harga sebesar 50% maka total tagihan mereka adalah seratus yuan.
Meskipun seratus yuan sangat kecil baginya, itu mungkin bukan jumlah yang kecil untuk Lu Yichen karena keadaan keuangan keluarganya yang sederhana.
Mu Xiaoxiao tidak ingin Lu Yichen membayar tagihan mereka dengan uang sakunya tetapi dia juga tidak ingin melukai harga dirinya dengan bersikeras untuk membayar tagihannya. Jadi ia pikir ini ide yang sangat bagus untuk menyelesaikan masalah tagihan tersebut.
Mu Xiaoxiao khawatir kalau Lu Yichen akan mencurigai sesuatu, jadi dia menunjukkan kegembiraan seolah-olah dia sangat suka pekerjaan ini.
"Kita hanya perlu menarik sepuluh pelanggan. Ini sangat mudah bagiku!"
Dia menepuk dadanya dengan ekspresi sangat percaya diri.
Setelah menerima selebaran dari saudara Hui, dia pun berjalan keluar dengan bersemangat.
Tepat saat Lu Yichen akan mengikutinya, saudara Hui menepuk pundaknya dan berkata kepadanya, "Gadis itu sangat baik. Dia bukan cuma imut, tapi juga lincah, periang, pengertian, dan pintar – sangat jarang ada gadis sepertinya. Kalian berdua terlihat sangat cocok bersama. Jadi, kau harus menjaganya dengan baik. "
Setelah mengucapkan kata-kata itu, Saudara Hui pun beranjak pergi.
Lu Yichen memperhatikan Mu Xiaoxiao yang berada di luar pintu dengan penuh tanda tanya. Wajahnya terlihat tersenyum ketika dia menyapa pelanggan dengan hangat. Sepertinya dia benar-benar menyukai apa yang dia lakukan.
-----
Setelah Mu Xiaoxiao berpisah dengan Lu Yichen, ia kembali ke sekolah sendirian.
Dia kembali ke sekolah bukan karena Yin Shaojie. Tapi karena dia harus mengambil tasnya di kelas.
Jam pelajaran sekolah sudah lama berakhir ketika dia kembali. Hanya ada beberapa siswa yang tersebar di halaman sekolah.
Untungnya, pintu ruang kelas belum dikunci jadi dia berhasil mengambil tasnya. Mu Xiaoxiao membawa tasnya keluar, lalu dia berdiri di pintu masuk sekolah dan melihat sekelilingnya.
Mungkinkah Yin Shaojie bersembunyi di pojokan dan menunggunya seperti terakhir kali?
Mengingat bagaimana dia muncul kemarin membuat kemarahannya hampir hilang begitu saja.
Baiklah kalau begitu, jika Yin Shaojie menunggunya lagi, ia akan bersikap ramah dan akan memaafkannya.
Mu Xiaoxiao sudah berdiri di gerbang sekolah selama lebih dari sepuluh menit sementara langit dengan cepat menjadi semakin gelap. Namun, tidak ada satu pun tanda kehadiran Yin Shaojie atau mobil sport mencolok miliknya.
Ekspresi Mu Xiaoxiao menjadi semakin suram. Dia melihat sekeliling dan ke jalanan yang kosong tanpa ada satupun bayangan mobil, dia tidak bisa menahan diri untuk berteriak, "Yin Shaojie! Keluar sekarang!"
Dia pasti bersembunyi di suatu tempat dan sedang menontoni kepanikannya kan?