Dia memperkirakan saat Wu Hao kembali dari minimarket, maka kelas berikutnya akan segera dimulai.
Wu Hao mengatakan dengan hati-hati, "Tentu saja kakak ipar. Satu perintah darimu mengalahkan perintah dari sepuluh orang"
"Bagus. Sekarang pergilah."
"Baiklah !"
Melihat bahwa Wu Hao telah pergi jauh ke arah minimarket, Bai Meijiao kemudian memalingkan pandangannya dengan puas dan berjalan menuju Kelas 2S.
"Kakak Shaojie." Begitu sampai di pintu, dia berjalan menuju Yin Shaojie dengan malu-malu.
Meja di samping Yin Shaojie selalu dibiarkan kosong khusus untuk gadis-gadis yang datang mengunjunginya. Bai Meijiao duduk di sampingnya lalu melingkarkan tangannya di lengan Yin Shaojie. Dia mendekatinya dengan centil.
Ia menunggu lama tetapi Yin Shaojie tidak mengatakan apa-apa. Lalu dia menyadari kalau suasana di kelas itu aneh. Dia mengangangkat kepalanya dan kaget saat melihat wajah tampan Yin Shaojie terlihat sangat muram.
"Kakak Shaojie, ada apa? Siapa yang membuatmu marah?" tanyanya sambil menunjukkan wajah yang khawatir.
Yin Shaojie sedang kesal dan kekesalannya bertambah ketika dia melihat kalau Bai Meijiao ada disini.
"Kenapa kau kesini?" tanyanya dengan dingin dan mendorong tubuhnya yang sedang bersandar.
"Aku merindukanmu." Bai Meijiao mengibaskan bulu matanya dan bertingkah manja.
Namun, Yin Shaojie mengabaikannya seolah-olah pikirannya sedang memikirkan hal lain.
Bai Meijiao tidak senang, tapi dia tidak berani menunjukkannya. Firasatnya memberitahukannya kalau Yin Shaojie saat ini sedang memikirkan wanita bernama Mu Xiaoxiao itu.
Beberapa saat kemudian, Wu Hao datang setelah membelikan minuman. Dia terengah-engah di pintu dengan botol minuman di kedua tangannya dan berjalan ke arah mereka.
"Tuan Muda Jie, minumanmu," katanya sambil meletakkan botol-botol itu di depan mereka.
Wajah Yin Shaojie berubah bingung. Tatapannya bergerak dari minuman ke wajah Wu Hao dan dengan nada yang marah, bertanya, "Apakah aku menyuruhmu untuk membeli minuman?"
Wu Hao dengan cepat menoleh ke arah Bai Meijiao.
Bai Meijiao bersandar ke tubuh Yin Shaojie dengan manja dan sambil tersenyum manis, dia berkata, "Aku yang memintanya untuk membeli minuman; Aku pikir kau mungkin haus."
Selama setengah detik, suasana terasa seperti dingin membeku.
Tiba-tiba, Yin Shaojie mendorong Bai Meijiao dengan kasar. Matanya menatap dengan dingin dan dengan nada suara yang kasar dia membentak, "Pergilah dari sini! Enyah dari hadapanku. Aku tidak mau melihatmu lagi!"
Bai Meijiao terkejut. Dia menatapnya seolah-olah ia tidak pernah membayangkan kalau Shaojie akan semarah ini. Dia mengumpulkan keberanian dan bertanya, "Kakak Shaojie... A-apa maksudmu? Jangan marah lagi. Aku tahu ini salahku, tolong jangan usir aku ..."
Dia menunjukan wajah sedih saat mengatakan ini, matanya basah dengan air mata seolah-olah dia akan menangis.
Saat seorang gadis menunjukan ekspresi seperti itu, mereka menunggu pria membujuk dan menenangkan mereka.
Namun, dia salah menduga. Yin Shaojie sedang dalam suasana hati yang buruk dan dia sedang tidak ingin membujuknya. Lagipula Yin Shaojie tidak pernah membujuk wanita, termasuk wanita di depannya ini.
"Jangan memaksaku mengatakannya dua kali!" dia membentaknya dengan dingin. Tatapannya mendarat ke Wu Hao dan bertanya, "Apakah kau sudah melakukan apa yang aku perintahkan?"
"B-belum ..." Wu Hao gemetar .
Refleksnya lebih cepat daripada Bai Meijiao dan dengan tergesa-gesa ia berkata, "Tuan Muda Jie, tolong jangan marah. Aku akan pergi mencari Mu Xiaoxiao sekarang juga!"
Lalu, dia bergegas keluar.