"Lu…"
"Maaf, Aku tidak mau berteman dengan orang-orang yang menggunakan status mereka untuk menginjak-injak orang lain," Lu Yichen meludah sebelum melanjutkan langkahnya dan mengabaikan Mu Xiaoxiao yang tercengang oleh kata-kata kasarnya.
Merasa sedih, Mu Xiaoxiao hanya bisa cemberut sambil menatap sosok Lu Yichen yang menghilang.
Bagaimana ini bisa terjadi? Saat sarapan tadi, semuanya terasa baik-baik saja. Dia tidak mengerti maksud kata-kata Lu Yichen dan itu membuatnya merasa sedih.
Sesampainya di kelas, dia bersandar di tempat duduknya dengan sedih.
Yu Zhe berbalik dan menatapnya. Kepada Mu Xiaoxiao, dia bertanya dengan nada peduli, "Xiaoxiao, ada apa? Apakah kau sedang sedih?"
Masih dilanda kebingungan, Mu Xiaoxiao mengangguk dua kali.
Dia menatap Yu Zhe dan bertanya, "Yu Zhe, apakah kamu tahu kenapa Lu Yichen begitu marah? Kenapa dia marah padaku?"
"Hah?" Yu Zhe terkejut dengan pertanyaan itu.
Mu Xiaoxiao menceritakan seluruh kejadiannya. Setelah mendengarkan ceritanya, wajah Yu Zhe menunjukan ekspresi mengerti.
Mu Xiaoxiao menarik lengan bajunya dengan tidak sabar dan bertanya, "Cepat beri tahu aku. Mengapa dia begitu marah? Dia tidak ada hubungan dengan penjaga keamanan itu kan?"
Yu Zhe tidak tahu apakah harus tertawa atau apa. Dia berkata dengan serius, "Mungkin karena ... dia merasa kasihan dengan penjaga keamanan itu?"
Mu Xiaoxiao menatapnya dan berkedip karena bingung "Apa maksudmu?"
"Apa kamu tidak tahu?"
Dia menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak tahu. Apa maksudmu?"
Dengan nada mengejek, Yu Zhe menatapnya dan berkata, "Apakah kau yakin kalau kau adalah teman Lu Yichen? Kau bahkan tidak tahu tentang masa lalunya."
"Bagaimana dengan masa lalunya?" tanya Mu Xiaoxiao ingin tahu. Telinganya terangkat seperti kelinci dan dia terlihat sangat penasaran.
Lalu Yu Zhe mulai menceritakan apa yang ia ketahui. "Ingat waktu aku mengatakan bahwa Lu Yichen dibiayai oleh sekolah dan sekolah memberikannya beasiswa yang sangat besar? Kalau dia menerima beasiswa itu berarti keluarganya adalah keluarga miskin!"
Mata Mu Xiaoxiao melebar karena terkejut. "Benarkah? Keluarganya miskin? Aku tidak tahu!"
Melihat pakaian Lu Yichen, dia tidak terlihat seperti murid yang miskin. Namun, itu mungkin karena dia cukup tampan, memiliki postur tubuh yang bagus, wajah yang terurus, dan aura bangsawan yang samar-samar. Semuanya itu membuat penampilannya terlihat mengesankan meskipun dia berasal dari keluarga miskin.
"Itu benar. Banyak orang tahu kalau keadaan keluarganya biasa-biasa saja dan dia hanya punya orangtua tunggal. Aku mendengar desas-desus kalau ibunya pernah ditindas oleh orang kaya ketika dia bekerja. Itu sebabnya dia membenci orang kaya."
Mu Xiaoxiao tidak menyangka kalau semuanya akan sangat dramatis seperti ini. Matanya melotot karena kaget.
"Tidak heran kalau dia berusaha memperbaiki ketidakadilan yang terjadi pada penjaga yang dipecat itu .."
"Dan kau tahu, gadis-gadis yang menyatakan cinta padanya setiap hari. Hampir semuanya adalah orang kaya. Jadi jelas bahwa mereka akan ditolak mentah-mentah olehnya."
Sambil mendengarkan, Mu Xiaoxiao bertanya dengan penasaran, "Jika ada gadis yang tidak kaya dan ingin menyatakan cinta padanya, apakah dia akan menerimanya?"
Yu Zhe mengangkat bahu. "Aku tidak yakin tentang itu. Sepertinya belum pernah ada situasi seperti itu sebelumnya. Sekolah kami hanya untuk orang kaya jadi orang-orang yang bersekolah di sekolah ini biasanya adalah orang kaya atau orang terhormat. Orang yang bersekolah disini melalui tes akademik dengan nilai bagus adalah minoritas. Lagipula gadis yang berasal dari golongan minoritas biasanya merasa rendah diri dan mereka tidak akan berani menyatakan cinta padanya."
Mu Xiaoxiao mengangguk mengerti. "Aku mengerti apa maksudmu ..."
Nasihat Yu Zhe membuatnya mengerti. Dia mengerti mengapa Lu Yichen begitu marah. Itu mungkin karena dia telah melihat perlakuan tidak adil terhadap penjaga sekolah dan itu mengingatkannya pada perlakuan yang pernah dialami ibunya.