"Xiaoxiao, bagaimana kau bisa menjadi begitu rusak?!"
Setelah mendengar kalimat itu, Mu Xiaoxiao tersentak dan matanya pun memerah.
Dia sudah marah karena Lu Yichen telah salah paham padanya, tetapi dia bisa melupakannya. Akan tetapi, siapa yang menyangka bahwa Yin Shaojie akan salah paham juga dengannya. Itu membuatnya merasa begitu sedih.
Air mata segera menggenang di matanya dan meluncur turun di pipinya yang kemerahan. Melihatnya menangis tiba-tiba, Yin Shaojie diam terpaku.
"Shaojie, kamu baj*ngan! Aku tidak mau bicara denganmu lagi!" Mu Xiaoxiao memelototinya dengan marah dan kemudian menjerit saat dia menangis dan berlari keluar ruangan.
Yin Shaojie mengepalkan tangannya kuat-kuat, dia tampak kesal.
Di belakangnya, Kepala Sekolah memandanginya dengan ragu. Dengan hati-hati, dia bertanya, "Tuan Muda Jie, lalu apa yang harus aku ..."
"Diam!" Ia berbalik dengan marah lalu Yin Shaojie menggerutu.
Sial! Ia mengutuk pelan dan mengejarnya. "Xiaoxiao -"
Meskipun dia hanya menunda beberapa detik sebelum keluar dari kantor kepala sekolah, namun sudah tidak ada tanda-tanda dari Mu Xiaoxiao. Karena kesal, Yin Shaojie merasa ingin memukul seseorang. Dia bergegas menuruni tangga untuk mengejarnya.
Sepintas dia melihat sepertinya Mu Xiaoxiao sedang bersembunyi di sudut tangga. Ketika dia berlari, sosoknya sebenarnya sudah melintasi tempat di mana Xiaoxiao berada. Tapi karena dia tersembunyi dalam kegelapan, Shaojie tidak melihatnya.
Mu Xiaoxiao mengangkat kepalanya dan melihat Shaojie, tetapi dia menundukkan kembali kepalanya di sela - sela lututnya dengan rasa marah.
Yin Shaojie, kamu brengsek! Kamu bodoh!
Air matanya keluar lagi. Sambil berjongkok di sana, dia mencoba menahan suara tangisannya dan terisak diam-diam.
Dia sudah lupa sudah berapa lama sejak terakhir kali menangis seperti ini. Sejak kecil, dia sudah menjadi anak kesayangan di keluarganya dan bahkan dimanjakan saat dia sedang bersama keluarga Yin. Dia tidak pernah menderita karena rasa marah yang begitu besar sebelumnya.
Selain itu, sejak mereka masih kecil sampai sekarang, Yin Shaojie, si brengsek itu, tidak pernah menghukumnya dengan berat. Yang terpenting, bagaimana bisa Shaojie salah paham dengannya seperti ini?
Xiaoxiao jelas tidak pernah berpikir seperti ini jadinya!
Dia hanya mengagumi Lu Yichen. Dia tidak pernah berpikir untuk mengejarnya dan terlebih lagi, dia tidak pernah ingin merebut Lu Yichen dari pacarnya. Namun si ba**ngan Yin Shaojie, berani menuduhnya ...
Mu Xiaoxiao menjadi sangat marah dan sangat marah dan semakin marah lagi saat dia memikirkannya. Ia menangis tanpa henti, waktunya terbuang sia - sia. Matanya terasa tidak nyaman dan kakinya pun mati rasa.
Saat itu, sepasang kaki panjang muncul di depan pandangannya yang sedang berlinang air mata.
"Mu Xiaoxiao…"
Dia mengangkat kepalanya karena kaget. Untuk sesaat, dia merasa senang. Dia berpikir bahwa Yin Shaojie akhirnya sadar dan kembali untuk mencarinya. Dia tidak membayangkan bahwa Lu Yichen lah yang berada di hadapannya.
Mu Xiaoxiao terpaku ketika dia menyadari dia telah mengenali orang yang salah. Dia membuka matanya yang merah karena menangis dan menatap Lu Yichen dengan tatapan kosong, tampak sangat menyedihkan.
Lu Yichen mengamatinya saat dia berjongkok di sebuah sudut sambil menangis. Seperti biasa Lu Yichen terlihat tenang dan memancarkan tatapan mata yang menenangkan .
"Apakah ... kau baik-baik saja?" dia bertanya dengan suara pelan sambil berjalan mendekat. Dia pun berjongkok sambil tetap menatap ke arah Xiaoxiao.
Dia menangis dengan sedih sampai matanya bengkak dan merah, tampak seperti kelinci kecil yang dianiaya. Adegan ini akan selalu terekam dalam ingatan Lu Yichen. Dia akan mengingatnya untuk waktu yang lama bagaimana Mu Xiaoxiao menatapnya dengan mata merahnya yang bengkak dengan sangat jelas.
Mu Xiaoxiao kembali sadar dari kebingungannya. Merasa malu, dia lalu menyeka air matanya dengan punggung tangannya karena tidak ingin dia terlihat berantakan.
"Kau ... bagaimana kau tahu bahwa aku ada di sini?" Suaranya serak karena menangis.