Sejak kejadian di kantin, Yvan selalu ada dimana Naya berada.
Seolah - olah Yvan adalah bayangan wanita mungil itu.
Disetiap kesempatan Yvan selalu menggoda Naya, entah di kantin, di perpustakaan atau di lorong kampus mereka.
Saat mereka tidak sengaja berpapasan, ada saja tingkah konyol yang dilakukan Yvan.
Seperti sekarang ini ketika Naya berjalan ke lorong kampus setelah dari perpustakaan.
"Hey..fierce angel. mau kemana?"
"Lo lagi..lo lagi..gak capek apa lo ikutin gw?!"ucap Naya sengit.
Naya sengaja bersikap tak bersahabat agar Yvan menjauhinya.
Debaran di dadanya selalu tak dapat di kontrol setiap kali melihat wajah Yvan dan Naya ingin menghilangkan debaran itu.
"ngikutin kamu? Kamu yakin aku ngikutin kamu? Kamu gak lagi ke PD an kan Nay? Aku mau ke Perpustakaan dan kamu tahu pasti kalau kita mau ke Perpustakaan ya lewatnya kan cuma jalan ini." Jawab Yvan sambil berusaha menyembunyikan senyumnya.
Sesungguhnya Yvan memang sengaja menggoda Naya.
Naya yang mendengar Yvan berbicara seperti itu langsung tertunduk malu karena pikiran konyolnya.
'Iya juga ya..kan Perpus lewatnya sini doang.Kok gw kepedean banget sih?!!malu Ya Allah...'ucap di dalam hati Naya merutuki dirinya sendiri.
Naya yang tidak berani melihat Yvan lagi, memutuskan untuk berjalan sambil menunduk melewati Yvan begitu saja.
'kabur..kabur..kabur'
"Fierce Angel!!"
Seperti biasa,ketika Naya mendengar Yvan memanggilnya entah mengapa seluruh sarafnya langsung berhenti bekerja yang membuat Naya tak sanggup melanjutkan langkahnya seolah tersihir oleh suara Yvan.
Naya berbalik hendak mengatakan kekesalannya, tapi Yvan terlebih dahulu berkata.
"Jangan liat bawah terus,"
"kenapa emangnya hah???!!!" jutek Naya.
"Ntar aku gak bisa lihat muka gemesin kamu" balas Yvan sambil tersenyum menawan.
deg..deg..deg..
Naya terpaku ditempatnya berdiri sambil merasakan jantungnya yang berdetak semakin kencang.
Lagi??
Dan itu karena si Player nol besar yang ada di depannya ini.
Lama mereka saling pandang dengan jarak yang lumayan jauh.
Ketika Naya sudah tersadar dari keterpakuannya, dia langsung berbalik sambil berjalan cepat agar segera pergi dari hadapan Yvan.
Yvan yang melihat kepergian Naya hanya menghela napas pasrah karena lagi-lagi Naya tidak membalas apa yang dia ucapkan.
Dan lagi-lagi Naya menghindarinya.
"Я дійсно закохуюсь у вас, my fierce Angel" monolog Yvan tersenyum sendiri sambil meneruskan langkahnya menuju Perpustakaan.
**********
"Sayang!"
Yvan yang baru saja keluar dari kelasnya mendengus kesal karena lagi - lagi Hani datang mengganggunya.
Yvan terus melangkah, namun tangannya ditahan oleh Hani.
"Apa lagi?"tanya Yvan menaikkan satu alisnya sambil melihat lengannya yang ditahan Hani.
"Kamu ada hubungan apa sama Naya?kalian gak ada main kan dibelakang Hani?"Tanya Hani merajuk.
"Hani, aku yakin kamu bukan orang bodoh. Hubungan kita udah berakhir dan kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi diantara kita.Kamu gak ada hak buat larang aku dekat sama siapa pun termasuk sama Naya! Dan Aku peringatkan juga sama kamu kalau Kamu gak ada hak larang Naya buat dekat sama Aku! " Yvan berkata panjang lebar sambil menunjuk wajah Hani dengan tatapan tajamnya.
Hani hanya terdiam ketika Yvan mengatakan hal itu, Yvannya sudah sangat jauh dan tidak terjangkau.
Tangan Hani yang memegang lengan Yvan merosot dengan lemah.
Ketika pandangan Hani kedepan, dia melihat Naya yang berjalan kearahnya.
Tiba - tiba Hani pura - pura terjatuh, dan dari jarak Naya melihat seolah - olah Yvan yang mendorongnya.
Yvan terkejut dan berusaha membantu Hani untuk berdiri, Namun lengannya ditahan seseorang.
Ketika dia menolehkan kepalanya ternyata lengan itu milik wanita mungil yang sudah memenuhi hati dan pikirannya.
"Biar gw yang bantu! "ujar Naya dingin.
"Lo gak papa kan Han?"
"Gw gpp"Jawab Hani pura-pura terlihat lemah setelah Naya membantunya berdiri.
"lo ada kelas lagi gak habis ini?"
"Gak Nay, gw mau pulang aja" Hani melirik Yvan sekilas yang terpaku karena kedatangan Naya, dan Yvan langsung tahu apa yang di rencanakan Hani dari sorot mata Hani.
"Ya udah yuk gw anter sampai mobil lo, Mang Asep nungguin kan?"tanya Naya, dan Hani hanya mengangguk lemah untuk memudahkan rencananya.
Ketika Naya menuntun Hani dan hendak beranjak pergi, Yvan menahan lengan Naya.
"lepas!"ucap Naya pelan tapi terkesan dingin.
"Tapi Aku harus jelasin,ini gak seperti yang ka.."
"cukup Van! Gw gak suka cowok yang kasar sama cewek.dan itu Lo! Jangan mentang-mentang udah jadi mantan trus lo bisa bersikap kasar ya Van! " tegas Naya dengan tatapan dinginnya.
Yvan syok mendengar ucapan Naya, dan melepaskan pegangannya dari lengan Naya.
Yvan membiarkan Naya pergi dengan kesalahpahaman yang direncakan Hani, karena Yvan terguncang dengan tatapan kebencian Naya yang dilayangkan untuknya.
Sebenci itukah Naya padanya?
Hani tersenyum licik karena rencananya berhasil.
Berhasil membuat sahabat polosnya ini membenci Yvan.
Pria yang dicintai Hani dan Hani tidak rela jika Yvan mencintai wanita lain.
'Naya..Naya..jadi orang jangan naif - naif banget kali! Jadj mudah kan lo gw bego in! ' Ucap Hani dalam hati sambil masih mempertahankan senyum liciknya.
********
Sejak kejadian 3 hari yang lalu, Yvan tidak mengganggu Naya lagi dan memilih memperhatikan Naya dari jauh.
Yvan sadar dia hanya orang baru yang masuk dalam kehidupan Naya dan tidak mudah bagi Naya untuk mempercayainya kalau Yvan berkata yang sejujurnya.
"Lo ngapain sih liatin dedek gemez muluk!biasanya juga langsung lo samperin. "ucap Geri sambil menepuk bahu sahabatnya tersebut.
Yvan mendengus kesal ketika Geri memanggil Naya dengan sebutan dedek gemez.
Memang Naya terkenal dengan wajah imutnya, dan dia masih terlihat seperti anak SMA karena wajah imut dan postur tubuhnya yang mungil.
Geri tertawa renyah ketika mendengar sahabatnya itu mendengus kasar.
Yvan pernah mengatakan kalau hanya dia yang boleh memanggil Naya dengan sebutan 'Dedek Gemez' karena memang Yvanlah yang mempopulerkan julukan 'dedek gemez' untuk Naya di angkatannya.
"Sorry Bro, gw suka khilaf kalo liat muka si Ded..hahahha...Ok gw nyerah! Muka lo jangan kayak pengen makan orang gitu dong! " Geri tidak jadi melanjutkan ucapannya karena tatapan permusuhan yang dilayangkan Yvan.
"Dia marah sama gw" jawab Yvan akhirnya dan mengalirlah semua kebenaran tiga hari yang lalu dari mulut Yvan.
Geri mendengarkan dengan seksama sambil sesekali mengumpat karena perbuatan Hani.
"tenang Bro, kebenaran pasti bakal terungkap.Tapi gw heran sama Hani, dia gak ada berentinya fitnah lo. Dulu dia bilang lo duain dia, sekarang dia fitnah lo lagi dengan pura- pura jatuh karena lo dorong dia. Kayaknya si Princess gak rela lo putusin hubungan kalian itu"
"Dia cuma mikirin egonya aja Ger. Gw tau orang kayak gitu gak mau kalah, apalagi dia ngerasa kalo dia Super Model dan pesonanya gak ada yang nandingin. Gw tau dia banget! "ucap Yvan datar sambil mengeraskan rahang namun tatapannya masih mengarah kearah Naya yang terlihat sedang berbincang dengan Kina.
"eh Nay,"
"hmm?"jawab Naya sambil meminum es jeruknya.
"Lo sama Yvan lagi kenapa sih?kemarenan perasaan udah kayak bayangan. Dimana ada lo disitu Yvan ada. Kok sekarang kayak kaku gitu kayak kanebo abis kena matahari?"tanya Kina yang penasaran dengan perubahan sikap Naya yang lebih banyak diam belakangan ini.
'Pasti ada hubungannya sama jarak mereka sekarang'ucap Kina dalam hati.
"gak lagi kenapa-kenapa kok Na" jawab Naya memaksakan senyum.
"Jelek lo kalau senyum kayak gitu! Gak cocok sama lo yang biasa senyum tulus. Fix sih keliatan freak banget senyum lo!. Udah cerita lah ada apa sebenernya and don't lie to me , because I know you're a bad liar! "ucap Kina memperingatkan.
Naya menghela napas gusar karena dia selalu tidak bisa berbohong dengan baik.
Akhirnya dengan berat hati Naya menceritakan semuanya sampai tuntas.
Sementara Kina mendengarkan dengan seksama.
"Lo .. gak asal main tuduh aja kan?" tanya Kina sambil menatap Naya curiga setelah sahabat mungilnya itu selesai bercerita.
" Gak lah! Hani sendiri yang ngomong sama gw pas nganterin dia ke mobil. Hani datengin Yvan cuma kasih tau jangan jadiin gw sebagai mainannya,eh Yvan tiba - tiba aja gitu dorong Hani.Itu kan kasar banget Na! Gw gak nyangka aja Yvan sekasar itu."Ucap Naya dengan nada kecewa.
Dalam lubuk hatinya yang terdalam, Naya sepertinya telah jatuh dalam pesona Yvan.
Tapi karena kejadian itu seketika membuat perasaan Naya terhempas dan tertutupi oleh kekecewaan.
"I think She lied again, like three years ago.Lo inget gak waktu kita SMA, Hani fitnah Dian karena dia deket sama mantannya Hani si Dewa? "
Naya mencoba mengingat kejadian yang Kina katakan.
Setelah lama terdiam, Naya baru teringat kejadian tiga tahun yang lalu dimana Hani memfitnah teman mereka yang bernama Dian mencuri Ponselnya sampai - sampai Dian dikeluarkan dari sekolah mereka.
Tapi tak berapa lama setelah kejadian itu, Dewa membongkar kalau Hani yang menaruh Ponselnya sendiri ke dalam tas Dian karena Dewa melihat dengan mata kepalanya sendiri.
Namun, pihak sekolah tidak percaya pada Dewa karena tidak ada bukti Hani melakukan hal tersebut.
Kasus ditutup dengan kepergian Dian dari sekolah mereka, sampai tak sengaja Naya dan Kina bertemu Dian di salah satu Mall di Ibukota.
Dian menceritakan semuanya, kedekatannya dengan Dewa yang notabene mantan Hani menjadi bomerang untuknya sendiri.
Padahal seluruh sekolah tahu kalau Hani dan Dewa sudah tidak memiliki hubungan lagi, tapi Hani yang merasa lebih dari semua wanita disekolahnya tidak terima kalau mantan kekasihnya dekat dengan wanita yang menurut Hani level wanita itu jauh dibawahnya.
Dian hanyalah anak dari pegawai negeri biasa, sementara Hani sudah kaya sejak kecil dan sepertinya kedekatan Dian dan Dewa membuat Hani geram.
Naya yang mendengar cerita Dian hanya bisa menenangkan Dian karena Dian bercerita sambil menangis.
Sedangkan Kina sudah mengumpat berkali kali karena perbuatan Hani yang keterlaluan.
Sejak kejadian itu Kina memaksa Naya menjauhi Hani.
Tapi setelah dua minggu Kina dan Naya tidak menegur Hani, Papa Hani datang kesekolah untuk menemui Naya dan Kina agar mau berteman lagi dengan anaknya itu.
Papa Hani bercerita bahwa dia sudah memasukkan Dian kesekolah unggulan lainnya dan berjanji akan membiayai kuliah Dian sampai selesai.
Papa Hani juga sudah meminta maaf secara resmi kepada keluarga Dian dan keluarga Dian menyambut dengan baik.
Naya yang melihat Papa Hani memohon pada mereka, tidak tega dan membujuk Kina agar mau mengikuti permintaan Papa Hani.
Akhirnya setelah permintaan Papa Hani, Naya dan Kina mulai mendekati Hani lagi dan berteman seperti biasa.
"Tapi Hani udah berubah,dia gak pernah fitnah orang lagi setelah kejadian itu.Lo kan tau mantan dia berapa setelah sama Dewa, dan gak ada cerita yang kayak di SMA dulu.Gw rasa dia cuma khilaf waktu SMA.."Ucap Naya setelah mengingat kejadian 3th lalu.
"Berubah gak segampang itu Nay, lagian lo yakin setelah Dewa dia punya pacar lagi?"
"ya cowok-cowok yang dekat sama dia?"
"Hani gak pernah bilang kan kalau mereka itu pacarnya dia? Lagian juga kalau memang bener para cowok itu mantannya si Hani, mungkin aja mantan-mantan dia setelah Dewa gak ada yang menarik perhatiannya,dan sekarang Yvan sangat menarik dimata dia,makanya dia gak suka lo deket sama Yvan. who know's!"Jawab Kina sambil mengangkat bahu.
Naya jadi berfikir apa yang diucapkan Kina.
"gw yakin Hani gak kayak gitu lagi" lirih Naya namun nadanya terdengar ragu.
Sementara Kina hanya memutar bola mata malas karena kepolosan sahabatnya ini.
'Lo gak mungkin kayak dulu lagi kan Han? please jangan kecewain gw karena percaya sama lo seratus persen, Hani..' pinta Naya dalam hati.
#########
Terjemahan:
Я дійсно закохуюсь у вас : Aku benar-benar jatuh cinta padamu.