Keributan diSore Hari.
" Kau monster, menjauh dari Tuan putri!!"
" Tuan putri, segera menjauh darinya! Atau kau akan dimakan oleh Orc itu"
"Cepat lepaskan kami kau Orc bajingan!!"
"Tenanglah kalian berdua!! Dia tidak akan menyakiti kalian jika kalian tidak melawan.. Yang lebih penting bagaimana kalian bisa sembuh secepat ini? Bukankah sebelum kutingggalkan kalian masih tertidur? Aku tidak percaya bahwa mantra penyembuh ku cukup kuat untuk menyembuhkan kalian. Jadi bagaimana kalian bisa bangun?"
"BERISIK.. Aku yang menyembuhkannya... Jadi diamlah,.. aku mau tidur!!" Aku terbangun gara-gara suara berisik mereka, Dan masih dengan menutup mataku aku berteriak kepada mereka. kemudian melanjutkan tidurku.
Sepertinya berhasil.. mereka sudah tidak berisik lagi...
"Seperti kata Tuanku, sebaiknya kita diam dan tidak menganggu beliau tidur"
"Apa katamu? Orc rendahan sepertimu berani memerintah kami?"
"Sadari derajatmu Orc rendahan!!"
Ah sial mereka berisik lagi_-
"Cukup!! Kalian berdua, diamlah!! Orxsia, Jika mereka mengeluarkan kata-kata tidak perlu lagi segera seret dan lempar mereka berdua keluar, mengerti!!" Aku yang sudah kesal dan kehilangan mood untuk tidur bangkit dan memerintahkan hal itu ke Orxsia.
"Baik Tuan." Mendengar jawaban Orxsia, mereka berdua pun terdiam.
(Hap'') Tiba-tiba Luxia memeluk ku dengan erat.
"Hei, Apa-apanya ini?"
"Terima kasih... Terima kasih banyak Glen. Se-selain sifat menyebalkan mu.. kau itu benar-benar bisa membuatku takjub...Terima kasih telah menyembuhkan mereka berdua." Dengan menangis dia memelukku semakin erat.
"Yah...Kau berlebihan Luxi... Aku Tidak..."
Tunggu..Tinggu dulu... Jangan memelukku dengan erat... Aku bisa merasakan sesuatu dibagian dadaku.. sialan... Begitu lembut dan terasa kenyal....Tidak.. aku tidak boleh berpikir kotor...Tapi entah kenapa aku malah teringat sensasi yang kurasakan pagi tadi.. sialan.. untukku yang masih perjaka ini tentu saja adalah pukulan yang telak.
Entah disadari atau tidak.. tapi pelukannya makin erat kepadaku.. Disampingku kenikma-tidak.. sesak nafas yang kuderita.. yah ini lumayan nyaman..
"Hei kau berlebihan tahu..."
Mendengar ku yang mengatakan hal itu Luxia hanya menggelengkan kepalanya. Pasti mereka adalah teman yang berharga hingga dia begitu senang saat melihat mereka sembuh.
"Yah aku tahu kalau mereka adalah temanmu yang sangat berharga... Tapi bisakah kau lepaskan aku? Apa kau tidak malu dilihat teman-teman mu menangis? Aku Tidak bisa bernafas... Selain itu aku bisa merasakan dadamu lagi loh...Itu begitu menelanku..ugh.."
Mendengar ku mengetakan hal itu ,dia segera melepaskan dan mendorongku.
"Sialan kau Glen.. kau menghancurkan suasana bagus tadi." Dia mengatakan itu, tapi entah mengapa aku merasakan dia tidak berusaha mengejekku, aku malah merasakan sebuah senyuman terpancar darinya.. dan itu terasa tulus..
"Terima kasih" dia berkata dengan lirih kemudian berbalik ke arah teman-teman nya yang sedang dipegang oleh Orxsia.
"Kalian Tenanglah... Mereka bukan orang jahat.. yah walaupun orang disana itu mempunyai sifat seperti penjahat.. tapi aku jamin dia sebenarnya baik kok, jadi bisakah kalian tenang? Orxsia bisa kau lepaskan mereka?"
"SIAPA YANG KAU MAKSUT PENJAHAT!!"
Mengabaikan teriakan ku dia tetap berdiri menghadap mereka. Mereka pun menjawab,
"Baiklah putri. Kami a-akan tenang."
"Jika putri percaya mereka, maka saya pun akan mempercayainya."
Akhirnya mereka berdua di bebaskan oleh Orxsia.
Tapi beneran deh. Mereka mengabaikan ku?
'' Bagus kalau kalian sudah tenang! Mari kalian Perkenalakan diri masing-masing. Pertama orang besar yang memegang kalian itu bernama Orxsia, dia Merupakan bawahan orang dibelakang ku ini."
Luxia memperkenalkan Orxsia kepada kedua temannya itu sembari menunjuk kearah ku yang berada dibalakangnya.
"Hei! Aku rasa kau akan memperkenalkan diriku dengan seenaknya. Jadi biar ku perkenalkan diriku sendiri. Namaku Glen Indera, aku yang telah menyelamatkan kalian semua. Jadi kalian harus berterima kasih atas kebaikan ku dan hormati aku...Oh ya.. Apa kau tahu ? Kami adalah sepasang kekasih loh.." Karna jengkel dengan tatapan tidak percaya mereka bahwa aku yang telah menyelamatkan mereka, akhirnya aku iseng mengucapkan itu sembari merangkul Luxia yang berada didepanku.
"Eh..eh? Ke-kekasih? Apa yang kau bicarakan Glen? Jangan buat orang salah paham lagi!! Cepat jelaskan Candaanmu ke mereka!!" Seolah baru mengetahui makna dari apa yang kuucapkan, Luxia segera melepas rangkulan ku dan memegang pundakku, dia menggoyangkan tubuhku..
"Ja-jadi putri sudah mempunyai kekasih? Baguslah." Elf wanita itu mengucapkan itu sembari matanya berkaca-kaca.
"Sebenarnya aku kecewa karena pilihan putri adalah manusia seperti dirinya, tapi melihat putri bahagia aku ikut bahagia." Elf pria ikut berbicara dengan nada yang entah bagaimana terdengar kecewa.
"Jadi itu yang terjadi antara kalian berdua. Tuan, saya ikut bahagia atas Anda dengan Elf wanita ini. Semoga Tuan lekas memberikan Tuan muda untuk saya asuh." Orxsia ikut-ikutan menyuarakan pendapatnya atas guyonanku.
Hei? Bukankah Kalian terlalu menganggap ini serius! Lagian, bukankah terlalu cepat Untuk membuat bayi? Lagipula mana mau aku kalo sampai anakku diasuh oleh laki-laki seperti mu!! Bukankah lebih cocok untuk diasuh ibunya atau pelayan wanita?
Aku memikirkan itu ketika Luxia berhenti menggoyangkan tubuhku dan sama-sama terdiam ketika melihat reaksi mereka.
"Hei Luxia... Bukankah mereka terlalu menanggapi serius guyonanku." aku secara pelan mengucapkan itu kepada Luxia.
"Ka–kau bodoh Glen! Lihat perbuatanmu... Kau harus bertanggung jawab dan menjelaskan kepada mereka!!" Luxia terus saja kembali menggoyangkan badanku sembari menyatakan pernyataan untukku bertanggung jawab atas ucapanku.
"u u o B-Baiklah, berhenti mengoyanku.. Terima kasih... Seperti yang diucapkan Luxia, aku akan bertanggung jawab atas perbuatan dan ucapanku. Sekarang, apa kalian punya rekomendasi nama yang bagus?.."
Mendengarku mengucapkan hal itu, Elf wanita dan Orxsia terlihat semakin berbinar matanya, sementara Elf pria itu entah bagaimana terlihat murung.
"Ka-Kau bajingan Glen! Kau semakin membuat keadaan makin rumit!Dengar! Bukan tanggung jawab itu yang kami maksut, Yang aku maksut itu penjelasan. Lagian kita tidak pernah melakukan hal-hal seperti yang kalian pikirkan."
"H..he.. apa kau tidak ingat apa yang kita lakukan tadi pagi.. yang kita tertangkap basah oleh ketua de..ugh" kata-kataku terhenti ketika Luxia mulai mencekik leherku dengan muka merahnya.
" Kau benar-benar bajingan Glen. Sampai kapan kau buat keadaannya makin rumit? Jika kau tidak dapat diam, maka akan ku buat kau diam untuk selamannya." Dengan mata berkaca-kaca dia mengucapkan itu sembari mencekik ku.
"A...am..pun uh" Sial dia beneran berniat membunuhku nih.
"Cukup nona Luxia, sebaiknya anda hentikan itu sebelum Tuan Glen beneran mati. Pikirkanlah anak dikandungan anda jika terlahir tanpa ayah" Orxsia mengatakan itu sembari memeganngi Luxia.
Aku yang lepas dari cekikannya terjatuh lemas. Leherku benar benar sakit.
"Aku setuju dengan Orc ini, Pikirkanlah hal itu putri. Sebaiknya anda tenang dulu!" Si cewek Elf ikut-ikutan menenangkan Luxia.
"Uhuk..uhukk..Wahh gawat nih! Sepertinya tidak lucu jika aku bilang ini cuma candaan. Bisa-bisa bukan hanya Luxia yang membunuhku, tapi mereka semua akan berkoalisi untuk melakukan hal itu, anjir karena terlalu asik mengerjai Luxia malah kejebak kondisi seperti ini." Aku memikirkan berbagai hal ketika melihat keseriusan Mereka bertiga dalam menenangkan Luxia.
"Wah-wah Sepertinya sudah mau sore. Aku pergi mencari bahan makanan dulu ya. Orxsia setelah selesai, nanti susul aku ya!" dengan kecepatan kilat aku meninggalkan mereka bertiga yang masih ribut.
"Sialan kau Glen, kau mau melarikan diri!!" Luxia terus saja meronta-ronta untuk lepas dari Orxsia dan hendak mengejar ku.
.
.
Suka cerita ini? Dukung penulis dengan cara kasih bintang (⭐) 5 dan Power stonenya (batu kuasa) ya? Kalau bisa, kasih ulasan juga🙏🙇.
Tenang, itu gratis kok.
Biar penulis makin semangat dan Cepat Updatenya.
Thanks.