#Setelah kepergian Glen dan Orxsia.
"Terima kasih pemimpin. Saya sudah putus asa setelah 2 hari ini disiksa oleh mereka berdua." Salah seorang orang yang terikat memecah keheningan dan mengaburkan Suara rintihan kesakitan yang masih ada disitu.
"Kalian tahu kan, jika kita sedang beruntung. Sudah 2 hari ini dia menyiksa tanpa berinisiatif menanyai kita, tapi akhirnya dia menanyainya kita juga. Apakah kalian keberatan atas pengakuan jujurku? Kalian tahu bukan. Kita tidak bisa berbohong di depannya dan jika aku tidak mengatakan kebenarannya, dia akan terus-menerus bermain dengan kita. Siapa yang tahu apa yang akan dipotongnya lagi."
"Kami mengerti komandan. kami telah disiksa penuh 2 hari ini, jadi kami bersyukur dia akhirnya mau bertanya juga. Jika tidak lihat lah Zedvi itu, dia bahkan sudah sekarat seperti itu sekarang, tapi dia akan disiksa lagi besok pagi. Jika dia tidak bertanya, mungkin kita akan bernasib sama sepertinya untuk waktu yang tidak diketahui. Tapi, sekarang mungkin kita beruntung, akhirnya dia mau bertanya juga." Salah seorang dari mereka berkata begitu sembari melihat teman mereka yang kini masih terbaring terikat dilantai. Tubuh pria itu penuh lebam, darah memenuhi tubuhnya terutama dibagian tangannya yang dipotong dengan kejam, matanya memutih menandakan dia telah pingsan.
Dia sudah beberapa kali mengalami hal ini, tapi karena mantra penyembuh itu juga berpengaruh ke jiwa, maka mantra itu mencegah orang bernama Zedvi itu kehilangan kewarasannya.
"Ya Dewa. Selamatkan kami! Kami masih ingin hidup. Atau jika tidak akhiri penderitaan kami ini." Mereka semua berdoa kepada Dewa yang mereka sembah berharap mendapatkan pertolongan, walau mereka tahu jika hal itu sangatlah kecil kemungkinannya.
.
.
.
"Hueeek... Hueekk.."
Setelah menyuruh Orxsia untuk pulang duluan dan membersihkan diri, aku kemudian berhenti dan mencari tempat untuk memuntahkan isi perutku.
Sudah beberapa hari ini aku mencoba melakukan interogasi kepada para penjahat itu. Selama beberapa hari ini aku juga telah memuntahkan isi perutku.
Apa-apaan itu? Apakah Proses interogasi yang kulakukan sudah benar? Apakah itu malah terlihat seperti seorang psikopat?
Aku yang belum pernah melakukan interogasi, mencoba melakukan hal serupa. Tapi aku tidak menyangka akan semengerikan ini.
Sepertinya saat aku melihat difilm bagian siksaan itu terlihat sangat efektif untuk mengorek informasi dari orang yang diinterogasi, jadi aku mencoba mempraktekkan nya. Tapi yah, kurasa Film dan kenyataan tidaklah sama. Tidak ku sangka akan semengerikan ini. Lagipula bukankah bau tempat itu terlalu busuk selama 2 hari ini? Bau kotoran, kencing, darah, muntahan menjadi satu. Aku benar-benar tidak tahan dengan bau mereka. Untung saja aku berhasil mengorek informasi yang berharga sebelum aku pergi. Jadi aku tidak perlu mengintrogasi mereka lagi.
Akan pergi? Ya. Kami, lebih tepatnya aku bersama para Elf akan kembali ke Desa Elf untuk memberitahu mereka jika para Orc akan segera melakukan serangan besar-besaran.
Lalu kenapa aku ikut pergi bersama para Elf itu? Aku berencana mempelajari sihir para Elf, karna Luxia bilang jika mereka mempunyai perpustakaan yang memiliki informasi tentang sihir, jadi aku berencana ikut sekalian melakukan pengawalan kepada para Elf ini.
Kami akan pergi besok siang. Hal itu sudah aku beritahukan kepada kepala desa dan aku juga sudah memberikan perintah kepada Orxsia untuk tetap berada dan menjaga desa ini sebagai hukuman atas kesalahannya. Sebenarnya itu hanya alasan pertama, alasan lainnya adalah karna Bangsa Elf dan Orc itu tidaklah akur jadi bisa gawat jika tiba-tiba Orxsia muncul ditengah-tengah Elf bukan? Yah alasan selanjutnya adalah aku menyuruhnya untuk terus belajar dan mengasah kemampuan bertarungnya sembari melatih para pemuda didesa ini untuk lebih terampil dalam bela diri. Sepertinya Orxsia mengerti akan perintahku dan mengatakan akan mematuhinya.
Tapi kalau aku ingat lagi, bukankah orang yang kita yaitu tadi mengatakan pasukannya berkemah diperbatasan? Dimana letak perbatasan yang dia maksud itu? Saat ini, aku tidak ingin kembali ke tempat mereka itu. Sebaiknya aku tanyai besok saja sebelum berangkat.
Kembali memasalahkan sekarang... Sepertinya aku telah mengeluarkan semua isi perutku deh. Sebaiknya nanti ketika tiba, aku langsung mandi dan tidur.
.
.
#Pagi hari
" Tuan Glen... Ada yang ingin saya sampaikan!" Dengan terburu-buru Orxsia memasuki ruangan kamarku.
"Apa? Aku perginya nanti siang, sekarang aku masih ngantuk." Aku melirik Orxsia sebentar kemudian menutupi diriku dengan selimut.
"Maaf Tuan. Tapi ini adalah sesuatu yang gawat... Ketika tadi saya sedang mencari kayu saya melihat ada segerombolan orang menggunakan baju zirah lengkap serta berkuda sedang menuju kearah sini. Jadi saya mengambil jalan pintas untuk melaporkan hal ini."
"Hah? Pasukan berkuda? Cepat bersiaplah memakai armor lengkap... Ingat yang kukatakan bukan?"
"Ingat Tuan.. Cari tahu mereka adalah musuh bukan, sembari mencari cara mengalahkan mereka. Usahakan jangan mengambil langkah gegabah."
"Bagus. Kali ini kau berperan sebagai pancingan. Berdirilah didepan gerbang desa dan cari tahu apakah mereka adalah musuh atau bukan. Aku akan mencari cara mengalahkan orang yang paling merepotkan kan jika mereka memang benar adalah musuh kita." sembari berusaha mengenakan chain mail aku mengatakan hal demikian.
"Jangan lupa beritahu kepala desa untuk evakuasi dan mengirimkan orang yang siap bertarung. Segera pergi!" Aku segera memerintahkan hal itu Kepada Orxsia.
"Baiklah Tuan." Dengan berlari Orxsia segera keluar dari kamarku.
"Tetap disini Luxi, aku akan menyambut mereka." Aku memberitahu keberangkatan ku kepada Luxia yang sibuk mengemasi pakaiannya.
"Berhati-hatilah!"