Pada hari ke delapan ini aku terbangun lumayan siang. Yah sebenarnya aku sering terbangun siang akhir-akhir ini. Alasannya cukup sederhana, tiap malam aku selalu menghabiskan waktuku untuk mempelajari berbagai buku milik Kepala Desa. Huruf dan tulisan yang berada disini sangat berbeda daripada tulisan yang ada di duniaku. karena itulah, Setiap malam aku meminta Orxsia untuk mengajariku membaca.
Terlihat aneh ketika kita meminta seorang monster untuk mengajari membaca?
Tapi kenyataannya, mengabaikan Ras milik Orxsia yang tergolong monster, dia benar-benar fasih membaca.
Dari yang kupelajari bersama Orxsia, sebenarnya buku-buku itu kebanyakan hanya berisi mengenai kisah-kisah para pahlawan dan bagaimana mereka mengalahkan musuhnya.
Buku yang kurang menarik, tapi tetap saja kubaca karna aku butuh pengetahuan mengenai dunia ini. Karena di dunia ini terdapat sihir, aku ingin belajar mengenai sihir. Tapi hanya sebagian kecil saja buku-buku yang membahas hal itu. Aku sedikit kecewa sih. Tapi ya mau gimana lagi.
Aku Pernah bertanya tentang keberadaan buku-buku yang memuat sihir. Dia bilang buku-buku seperti itu sepertinya ada, terutama di sekolah sihir negara yang terletak di Ibukota kerajaan. Jadi kalau aku ingin belajar sihir lebih lanjut harus ke Ibu kota kerajaan kah? Mungkin aku akan berkunjung ke sana jika punya kesempatan.
Kembali ke saat ini, aku tidak melihat Luxia maupun Orxsia. Apakah mereka keluar untuk membantu warga? Kenapa suasananya hening sekali?
"Tidaakkkkkk."
Aku mendengar teriakan seorang gadis, Bukankah itu suara Luxia ? Apa yang terjadi?
Aku segera bergegas berpakaian dan mengambil senjataku.
.
.
.
" Haha bagus-bagus, berteriak lebih keras lagi Nona Cantik… Perlahan-lahan akan kurobek bajumu dan akan kucicipi tubuhmu yang cantik ini didepan banyak orang... Jangan salah paham, ini hanya hukuman atas tindakan kurang ajarmu barusan..."
Terlihat, ada orang yang memiliki badan besar dan memakai pakaian serba hitam mengucapkan perkataan itu sembari dengan kejam menjambak rambut putih Luxiria. Bukan cuma sampai disitu, kini pria itu bahkan berusaha merobek pakaian yang dikenakannya.
" Nona Luxia! Jangan berani-berani kau sentuh kekasih Tuanku itu!!" Orxsia yang melihat Luxiria dilecehkan berusaha menghampiri dengan cara merangkak mengeliat menggunakan sisa tenaganya. Dia tidak dapat berjalan karena kedua tangannya tengah diikat ke belakang dan kedua kakinya telah dipotong dengan kejam oleh mereka.
" Hahaha kau bodoh! Lihat kondisimu saat ini! Kaki saja kau tidak punya, bagaimana kau akan menolong si jalang itu? Apakah perlu kukembalikan kau kekenyataan dengan memotong kedua telingamu itu? Dasar orc bodoh. "
Seorang pria yang juga berpakaian hitam menginjak punggung Orxsia dan mengatakan perkataan kejam itu. Kelihatannya dia tidaklah main-main, terbukti setelah dia mengucapkan hal itu dia mulai memotong telinga kiri Orxsia dengan pedang yang dimiikinya.
"ARRRGGGG" Orxsia yang kupingnya dipotong hanya bisa menjerit kesakitan sembari mengeliat meronta dibawah injakan orang itu. Darah berwarna ungu bercucuran dibawahnya.
" Bagus-bagus, teruslah berteriak!! Oh sungguh suara yang indah. Teruslah berteriak sembari aku memotong telingamu yang satu lagi! Bukankah kau adalah ras orc? Organ tubuhmu dapat beregenerasi lagi bukan? Jadi tidak masalah jika kita terus bermain. "
Dengan kejam dan menganggap bahwa semua ini adalah permainan, orang berpakaian hitam itu kembali berusaha memotong telinga kanan Orxsia. Sepertinya orang itu benar-benar menikmati penderitaan yang dirasakan oleh Orxsia saat ini.
" Buakakaka Kau lihat itu Nona Elf? Temanmu sedang diajak bermain oleh temanku, sebaiknya kita segera bermain juga. "
Luxiria yang lemas hanya dapat meneteskan air mata. Air mata itu membasahi pipinya yang terlihat terdapat memar dan ada bekas tangan disana.
Para penduduk yang juga terikat, hanya bisa melihat dengan pasrah akan nasib yang dialami oleh Luxiria. Mereka dikelilingi oleh 20 orang memakai zirah hitam dan berpakaian serba hitam pula.
Pada pagi tadi, saat orang-orang masih sibuk mengerjakan tugas masing-masing, tiba-tiba ada sebuah penyergapan dan pengepungan yang dilakukan orang-orang berpakaian hitam ini.
Sudah banyak Orang yang melakukan perlawanan tadi dan hanya kematianlah yang mereka terima. Orxsia dan Luxia termasuk orang orang yang melakukan perlawanan itu. Mereka berdua berhasil membunuh 4 orang anggota penjahat itu, tapi langkah mereka terhenti saat ada salah satu dari orang-orang itu yang menggunakan sihir kepada mereka berdua.
Karena tidak menyangka akan ada penyihir diantara para penjahat itu, mereka lengah dan tertangkap, hingga akhirnya mendapatkan perlakuan kejam ini. Sementara Orang-orang yang menyerah dan tidak melakukan perlawanan segera digiring ke tengah desa dan diikat. Orang-orang ini sudah tidak memiliki pilihan lain selain pasrah dan berharap dewa akan memberi pertolongan kepada mereka.
" To... Tolong aku Glen..." Luxiria berusaha berteriak meminta pertolongan sembari bercucuran air mata. Dia berusaha melindungi pakaiannya yang tersisa dan berteriak, tapi suaranya lebih lemah dari yang dia perkirakan.
Orang yang menjambak Luxiria itu telah berhasil merobek baju milik Luxiria dan berusaha melepas celana yang telah compang-camping milik Luxiria.
" Bakakaka Kau meminta pertolongan kepada siapa? Tidak aka ada yang menolongmu, jadi berhentilah melaw.. ARGGG" Saat pria berpakaian hitam itu hendak menarik pakaian terakhir yang dikenakan Luxiria, tiba tiba sebuah kilatan cahaya putih mengampirinya dan itu tepat melintas diatas tangan kanannya yang hendak melepas celana Luxiria. Sebuah benda terjatuh ditanah dan darah segar mengucur mengikutinya.
Reflek, orang berpakaian hitam itupun melepaskan tangan satunya yang tengah menjambak Luxiria guna memegangi tangannya yang telah dipotong. Luxiria yang tidak memiliki tenaga, jatuh bebas ke tanah. Tetapi, tiba-tiba ada sebuah tangan yang mendekapnya dan tidak membiarkan dia terjatuh.
" ARRRRRGG TANGANKUU KURANG AJ... "
Tanpa bisa meneruskan kata-katanya, tiba-tiba pandangan dari orang itu berputar-putar. Bahkan kini dia bisa melihat tubuhnya sendiri yang tengah berdiri.
" Berisik! Berani-beraninya kau menyentuh Wanitaku dengan tangan kotormu itu!! Kepalamu saja tidaklah cukup untuk membayar semua itu!!" Dengan dingin dan penuh dengan kemarahan suara pria ini membuat semua orang terkejut.
" Kurasa keadaanmu begitu buruk Luxi, cobalah pakai ini. Aku terburu-buru tadi, jadi tidak sempat mengambil pakaian. Beristirahatlah disini, biar aku yang membereskan para cecunguk ini!"
Glen menggendong Luxiria yang lemas dengan kedua tangannya, kemudian menaruh Luxiria dalam posisi duduk bersender di dinding rumah salah seorang warga. Dia melepaskan baju yang dipakainya dan menyerahkannya kepada Luxiria yang sekarang tidak mengenakan baju. Luxiria pun segera memakainya.
" Glen... Sini ! " Seolah ingin membisikan sesuatu kepada Glen, Luxiria menyuruh Glen untuk mendekat kepadanya.
Mendengar permintaan Luxiria, Glen pun mendekat karena dia mengira mungkin Luxiria akan memberitahukan informasi yang penting mengenai Para penjahat ini.
"Apa... Em.. o_o" kata-kata Glen terhenti ketika tiba-tiba Luxiria merangkulnya dan menciumnya.
Kedua bibir mereka menyatu. Seolah mengabaikan suasana tegang dan tatapan membunuh yang ditujukan kepada mereka oleh orang-orang berpakaian hitam.
Tak beberapa lama, Luxiria melepas Glen dan mengucapkan,
" Terima kasih." Luxiria mengucapkan perkataan itu dengan tersenyum, kemudian dia pingsan.
" Hah ap-apa? Dia menciumku? Ke-Kenapa kau menciumku.. Hoy bangun!! Hah dia pingsan." Glen berusaha mengoyangkan Luxiria, tetapi sepertinya itu percuma.
" Asem, dia tidak mau bangun. Yasudahlah mungkin nanti aku tanyakan setelah dia bangun saja... Baiklah sekarang. Bagaimana aku harus mengurus kalian?"
Glen yang telah menyerah membangunkan Luxiria, bangkit menatap orang-orang berbaju hitam. Glen juga menyapukan pandangannya ke seliling. Terlihat disekitar banyak mayat warga bergelimpangan dengan genangan darah dibawahnya. Melihat hal itu, Kebencian menyelimuti dirinya, terutama kepada orang yang sedang menginjak dan memotong telinga milik anak buahnya.
Dengan santai dia mengambil senjata pedang yang berbentuk seperti golok dari pinggang orang yang telah dia penggal sebelumnya dan memegangnya dengan tangan kirinya. Glen kemudian berjalan ke arah mereka.
Mengetahui orang yang telah membunuh teman mereka saat ini berjalan ke arah mereka, orang-orang berbaju hitam itu segera mengepung mengelilingi Glen.
Saat ini Glen tengah dikepung oleh 14 orang berbaju hitam. Sepertinya mereka tidak akan melepaskan Glen. Tapi, seolah bertolak belakang dengan situasi yang terlihat, dengan santainya Glen malah memancarkan senyum.
" Sudah lama aku tidak membunuh manusia. Yah... Untuk yang pertama.."
Dengan senyum mengembang dipipinya, dia kemudian melemparkan pedang petir yang berada ditangan kanannya.
Wuss... Wuss... Jlebb..
Pedang itu tepat menancap dikepala seseorang yang memakai tudung hitam yang berada dibelakang orang yang mengepung Glen. Menerima serangan yang begitu mendadak, tanpa sempat bereaksi, orang itu hanya dapat terjatuh ke belakang dengan kepala tertancap pedang. Tubuhnya mengejang beberapa saat dan mati.
Melihat anggota penyihir mereka mendapatkan serangan dadakan, mereka semua mendadak terkejut. Kini, mereka semua menjadi waspada terhadap orang yang tengah mereka kepung.
" Wah ternyata latihanku selama ini tidaklah sia-sia... Baiklah. Sekarang tidak akan ada lagi yang menggangu kita. Jangan kalian pikir aku akan melepaskan kalian begitu saja! Terutama kau! Akan kubuat kau memilih kematian dari pada sebuah kehidupan..."
Glen mengucapkan kalimat ancaman sembari menunjuk orang yang menginjak Orxsia menggunakan pedang milik orang berbaju hitam yang telah dipenggalnya.
Orang berbaju hitam yang ditunjuk itu adalah orang yang telah mempermainkan Orxsia tadi.
" Hei Orxsia!! Cepat Kau bangun Dasar TIDAK BERGUNA!!" Glen berteriak kepada Orxsia yang masih berada ditanah.
Orxsia yang mendengar perintah Tuannya merasakanan ada sesuatu didalam dirinya…
Dia tidak ingin megecewakan lagi Tuannya. Dia merasa telah gagal melindungi kekasih Tuannya, Dia sebenarnya menerima kematian sebagai hukuman kegagalannya lagi. Tapi ada yang aneh saat ini.
Dia kini merasakan sebuah kekuatan kebencian Tuannya mengalir kepada dirinya.
Kebencian itu seolah mengalir di setiap pembuluh darahnya.
Tiba-tiba kekuatan regenerasinya meningkat 2x lipat. Seolah menjawab perintah dan kebencian yang diberikan Glen, Tubuh Orxsia mulai berubah.