bukan kali pertama bagi desy menjalani kehidupan bersama orang asing. sejak usia sekolah desy sudah tak pernah tinggal dengan orang tua kandungnya. saudara berasa orang lain. begitulah yang desy rasakan, bisa juga dibilang hidup dengan saudara tiri padahal bukan. desy kecil dulu sering tantrum jika merasa kangen dan iri. merasa tak pernah merasa spesial dihati orang tuanya. kenapa mereka tega meninggalkannnya hidup dengan orang lain. pertanyaan itu terus terngiang dikepalanya hingga kini.
keluar mulut buaya masuk mulut harimau. tidak sesram itu juga sih...berasa lega lepas dari aturan saudara lamanya, ternyata desy malah terjebak dengan aturan aturan baru yang menuntutnya. haissshhh...mau marah dan kesal ke siapa tak bisa desy lakukan seperti saat dia kecil. diam adalah jurus ampuh baginya. serta teman kecilnya yang selalu menemani dan mau mendengarkan keluh kesahnya... yaaa diary (1)....
bahkan kali ini dia harus rela berbagi dengan lebih banyak saudara yang lain dan tak pernah dia temui selain rosyta. ya rosyta dibilang masih saudara jauh dengan desy. tak pernah dikira bahwa desy harus berbagi kamar dengan rosyta dan yiyian anak perempuan yang punya rumah. kontrakan kecil itu dihuni oleh sebuah keluarga bernama keluarga pak dhe pudejo dan bu dhe tintin. mereka memiliki anak laki laki dan perempuan, darius dan yiyian. ditambah lagi rosyta dan desy yang harus tinggal bersama di tempat itu.
sebenarnya tidak lebih baik daripada kehidupan lamanya dengan saudara sebelumnya. tapi setidaknya dia mau mencoba hal baru. desy bukanlah tipe anak yang bisa melakukan semuanya sendiri jadi bisa ditebak bahwa kehidupannya kali ini cukup berat dan menyiksanya. dia tak hanya belajar mengenai studynya tapi juga belajar mengurus dirinya sendiri. hal itu mungkin mudah bagi sebagian orang karena sudah terbiasa. bagi desy itu merupakan hantaman yang keras baginya. hidupnya tak selalu bahagia tapi juga tidak sesusah itu.
kasur kapuk keras itu harus terbagi oleh tiga tubuh manusia. temboknya pun harus dilapisi kertas sampul buku polos untuk menutupi tembok yang terkelupas. melihat tempat kosong itu desy memiliki ide, jiwa seninya keluar. desy memiliki kemampuan yang dibilang lumayan untuk menggambar ataupun melukis. kartun kucing sylvester entah kenapa jadi pilihannya. tal disangka hal itu membuat rosyta dan yinyin terkesima dan tak menyangka keahlian desy diluar dugaan. desy hanya tersenyum menanggapi mereka, karena memang dia tak tahu harus bereaksi seperti apa kepada mereka yang belum begitu dia kenal.
beda kemampuan, beda kebiasaan pula antara desy, rosyta dan yinyin. desy cenderung bertolak belakang dengan rosyita. yinyin pun kadang berpihak pada rosyta dan jarang berpihak pada desy. karena yinyin tau siapa rosyita.