Chereads / Artika family / Chapter 166 - naik

Chapter 166 - naik

aku mulai merasa pegal di bagian tangan karena sedari tadi memilih acara TV yang tidak jelas apa filmnya.

"apa aku main lagi aja ya ke rumah ayu"

tak banyak mikir aku pun bangkit dari tempatku malas bergerak menuju ke kamar, mencari pakaian ganti.

"eh!! kok sempit"

Aku kaget begitu mengenakan baju tunik yang dibelikan kak Arta. dengan segera Aku berlari ke depan cermin dan memperhatikan diriku disana.

"ya ampun!!"

Aku kaget melihat beberapa bagian tubuhku, lenganku terlihat bergelambir perut membuncit dan pipiku yang terlihat cabi.

"aku naik berapa kilo sih!"

aku mulai panik dan mencari alat penimbang berat badan, cukup lama mencari dan akhirnya aku menemukannya rasanya jantungku berdebar. kira-kira naik berapa kilo kah aku.

"astaghfirullahaladzim 7 kilo dong! ih ini sih parah parah banget!!"

aku duduk sejenak menenangkan diri, berpikir apa saja yang telah ku makan dan kapan terakhir kali aku olahraga. bagaimana mungkin naik 7 kilo dalam waktu sesingkat itu.

"aah yaa, semenjak kak Arta nggak ada dirumah aku mulai malas berolahraga suka nyemil dan lebih banyak bermalas malasan di rumah itu faktor utama yang menyebabkan berat badanku naik"

rasanya aku stress dadakan, dalam waktu 1 bulan lebih berat ideal ku langsung hilang yang lebih parahnya gelambir di telangku begitu terlihat.

"gaaak mauuuu!!"

aku kesal, kuambil ponselku dan menelpon ayu ku katakan padanya aku sebentar lagi akan datang ke sana banyak hal yang mau aku ceritakan dan aku mau solusi darinya.

aku kembali membongkar pakaianku dilemari. dengan memakai pakaian yang longgar aku aku menuju ke rumah ayuu.

"buk, saya ke rumah ayu ya tolong jaga anak-anak ya kalau ada apa-apa segera telepon saya"

"iya nak, hati hati di jalan"

"iya buk"

di sepanjang perjalanan Aku benar-benar masih kepikiran soal itu, aku masih bertanya-tanya kenapa orang-orang disekitarku nggak pernah bilang atau nggak pernah tanya, ayah bunda Bu indah juga. Kenapa sih mereka nggak ngomong kalau mereka ngomong kan pasti nggak bakal segini nya.

"uuhh sebel deh!!"

nggak lama akhirnya aku pun sampai di rumah ayu.

"ayuuuuu"

aku menyelonong masuk dan langsung memeluknya merengek-rengek seperti anak kecil yang permennya baru saja terjatuh. dia menatapku heran.

"woi masuk ke rumah orang tuh assalamualaikum dulu"

Aku agak kaget dan melihat siapa yang berbicara saat itu, pernyataan mahyuda.

ternyata dia sedang berada di rumah sekarang.

"sorry assalamualaikum"

dengan wajah agak malu aku pun melepaskan pelukanku dari ayu, saat itu aku melihat ayu dan mahyuda tersenyum.

"kenapa"

"ayo kita bicara empat mata yu, kita tinggalkan dia"

"hayo kenapa tuh! awas kamu ya macam-macam. Aku laporin sama Arta loo"

"ih kepo banget sih,ini urusan perempuan dan kamu nggak perlu tahu. ya udah yu ayooo penting"

"apaan emang tar"

"udaaah ayooo"

aku segera menarik ayu menuju taman belakang rumahnya, di sana Aku mulai menceritakan keluhanku padanya.

"yu, kamu tau gak"

"ya gak lah kan kamu belum cerita"

"iihh kamu ini"

"hahahaha"

" aku naik 7 kilo loo"

"oowh gitu"

"eh eh kamu sedatar itu"

"ya masih wajar kan"

"tapi nggak wajar dong yu dalam satu bulan loh"

"aku bisa bilang wajar karena aku sempet lihat porsi makan kamu tar, ya memang banyak"

"iya sih, masak sampai 7 kilo bisa juga kalau aku naik 2 ataupun 3 kilo doang"

"kamu rutin olahraga atau enggak"

"ya nggak sih,malah aku udah nggak pernah olahraga lagi semenjak kak Arta tinggal"

"ya udah"

"jadi gimana dong. Aku nggak mau misalnya nanti kak Arta pulang lihat aku gemuk kayak gini"

"eh tar apa mungkin kamu hamil"

"hhmm hamil!??"

"iya"

aku terdiam sejenak dan berpikir kapan terakhir kali aku menstruasi, ya memang aku sudah tidak KB karena memang kak Arta enggak ada di rumah kan.

"ya ampun iya saya 2 bulan ini belum ada dapat"

"nah bisa jadi tuh, coba tes dulu"

"ah masa sih aku hamil"

"ya siapa tau"

"kok aku deg-degan yaa"

"ingat deh waktu kehamilan yang pertama, nggak ada tanda-tanda sama sekali kan"

"ya iya sih yuu"

"makannya"

aku diam mengingat kehamilan ku yang pertama, di mana aku kehilangan anak pertamaku. tapi aku gak mau bersedih dia sudah berada di surga sekarang.

"ya udah deh aku ke apotek dulu beraspek"

"ngapain repot-repot, aku punya beberapa di rumah"

"buset yu, nyetok?? emang kalian berencana punya anak sampai berapa"

"hahahaha selusin"

aku dibuat tertawa geli dengan jawabannya itu tak habis-habisnya aku menggelengkan kepala melihat sahabatku yang satu ini. diajaknya Aku menuju ke kamarnya dan dia memberikan salah satu tespek miliknya padaku. jantungku berdebar-debar begitu masuk ke dalam kamar mandi.

"gimana tar"

"sabar dong yu"

"hehehe ya gak sabar dong calon anaknya bapak Arta ini soalnya"

"yee emang kenapa"

"pasti kaya orang korengan"

"kurang asem"

"hahahaha"

" yuu kalau hasilnya positif gimana"

"pake tanya gimana ya alhamdulillah lah tarika"

"ooh iya iya"

sudah cukup lama tapi aku masih belum berani melihat akhirnya. akhirnya ayu pun mengambil tespek itu dari tanganku aku melihat senyum lebar di bibirnya, aku merasa lemas aku tahu pasti hasilnya pasti positif.

"selamat tar"

dia menyalami tanganku dengan penuh semangat, Aku senang sih ya walaupun kini tanpa rencana. aku nggak tahu gimana caranya bilang ke kak Artarta nantinya, ya walaupun aku tahu dia pasti bakal senang banget karena memang dia yang minta pengen punya anak lagi.

"jangan bilang ke siapapun ya yu, aku mau jadiin ini kejutan"

"ok sip"

"hadeeeh yu"

"kenapa??"

baru kemarin itu aku bilang sama anak-anak bakal cari adik baru buat nakutin mereka, eeeh sekarang beneran dah"

"perkataan adalah doa tar"

"iya yaa"

"eeh tar ini udah berapa bulan yaa, kok kayanya udah isi banget"

"gak tau dah"

"atau jangan-jangan kembar lagi"

"ya Allah jangan dong gak sanggup yuu"

"yee harusnya bersyukur, banyak banget yang pengen punya anak kembar apalagi cakep-cakep"

"hehehe"

"ya udah nanti sebelum pulang periksa dulu ke dokter kandungan di dekat sini ada temen juga sih, ngecek kira-kira udah berapa bulan. kapan terakhir kali nggak KB"

"ok ok, seingat aku sih waktu kami berangkat ke Korea itu aku udah mulai nggak KB"

"berarti udah ada tiga bulanan juga dong"

"ya bisa jadi sih, liat nanti hasilnya"

"wah topcer banget sih kak arta gol lagi, emang besar banget ya punyanya tar"

"iiihh ayu!! otak kamu kenapa sih kayaknya udah tertular virus mesumnya Yulia sama naza nih"

"hahahaha, ya kan nanya aku juga udah punya kali"

"iih, gak tau ah gak pernah ukur yang penting enak aja ha-ha-ha"

"ya iya itu sih yang penting hahaha"

setelah banyak bertukar pikirandengan ayu aku pun berpamitan pulang, karena memang sudah jadwal anak-anakku pulang sekolah. aku juga kembali dibuat pusing karena bagaimana bilang ke mereka soal mereka akan punya adik baru.

"yang penting sekarang aku harus bilang ke bunda dulu"

kupacu mobilku dengan kecepatan pelan dan sampai aku langsung menuju dokter kandungan seperti yang di katakan ayu.

setiba di sana Aku langsung mengambil nomor antrian menunggu giliran namaku dipanggil disana aku melakukan pengecekan lagi menggunakan tespek selalu setelah melihat hasilnya Aku melakukan USG.

aku benar-benar melihat bayi kecil di sana aku tersenyum.

"ini . . . "

"Kenapa dok"

"ahh gak papa, ini kandungan nya sudah 2 bulan penuh masuk bulan ke 3"

"sehat kan dok"

"sehat buk"

mendengar jawaban dokter rasanya sangat lega, membuatku tersenyum. begitu semua selesai aku pun menuju ke rumah ayah dan bunda, aku ingin mengabari mereka terlebih dahulu. biasanya sih jam segitu mereka tidur tapi aku tetap menggedor pintu rumah mereka.

"apa sih tarikaaa, gak tau orang tidur apa"

"alah, penting ini bun"

Aku tak ingin mendengarkan pembelaannya lebih panjang lagi aku langsung menariknya ke dalam dan langsung duduk di sofa. kutatap wajahnya yang kelihatan penasaran dengan apa yang akan kukatakan.

"bunda bakal punya cucu lagi"

"hah!!! kamu hamil lagi"

"iya bun"

"waaah, uda berapa bulan tar"

"2 bulan penuh Bun masuk 3 bulan"

"harus bener-bener jaga kesehatan kamu, jangan capek-capek. cepat kasih tahu Arta"

"eh no no no, Aku mau kasih kejutan jadi bunda enggak boleh bilang ke dia"

"lah lah lah, bocah tinggal ngomong wae kok"

"hehehe"

==================================