Chereads / Artika family / Chapter 154 - akhirnya

Chapter 154 - akhirnya

"hahahahahahahahahaha"

tawa kami saat sedang asyik menonton tv malam ini, di mana aku dengan santai bersandar dengan kak arta menikmati acara fantasi komedi itu.

(Ting toong Ting tong)

aku dan kak Arta melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan hampir jam 11 malam dan itu pun membuat kami bertanya tanya.

"siapa yaa kak!??"

menatap kak arta

"entah lah yank aku juga gak tau siapa yang jelas dia itu gak punya jam di rumah"

omel kak Arta bangkit

"lah kok gitu??"

tanyaku

"iya!! dia gak tau sekarang jam berapa dan malah mau bertamu di rumah orang malam malam"

pergi menuju pintu

aku yang penasaran akhirnya mengikuti kak Arta dari belakang, begitu kak Arta melihat dari jendela dia terlihat bingung dan tak lama baru membuka pintu.

"fandri!!"

kaget kak Arta

"hehehehe"

cengengesan

"kamu kemana aja sih fan kakak khawatir tau!!"

begitu kak Arta menyebut nama fandri aku langsung dengan cepat maju kedepannya

"ya udah yuk masuk masuk kamu harus jelasin semuanya ke kita"

kata kak Arta mengajak masuk

saat kami akan masuk aku melihat ke luar yang ternyata tidak ada orang, aku mengunci pintu kembali dan mengikuti kak arta dan fandri menuju ruang tamu.

saat fandri mulai duduk segudang pertanyaan pun terlempar dari mulut kami atas kelanjutan masalahnya itu.

"kenapa kamu di panggil pihak kampus!??"

tanya kak Arta

"kenapa kamu gak kasih tau kakak soal ini fan!!"

tanyaku

"gimana kuliah kamu fan!??"

tanya kak Arta lagi

"apa kamu masih di ganggu!!"

ikutku

"kamu kok gak bilang mau ngampus lagi masalah kamu itu kan belum selesai fan!!"

"iya nih!! lah bukannya mereka tau rumah kamu!!"

"kamu tinggal di mana jadinya"

"apa kamu di DO!??"

"fan kamu gak beneran di keluarkan kan fan"

"buset dah banyak amat pertanyaannya!!"

bingung

"jawab aja fandri!!"

teriak aku dan kak Arta

"wih!! santai dong iya iya aku jawab"

dengan tenang dia menjelaskan semuanya pada kami, soal dia di panggil itu dia dapat teguran soal ketidak hadirannya di kampus dia sedang sengaja tidak memberi tahu karna tak ingin membuat kepikiran atau sampai mengganggu.

dia di panggil bukan untuk di DO tapi mengejar ketinggalan selama tidak hadir.

soal masalah anak anak itu dia masih terus menghindar tanpa melakukan perlawanan malah sekarang salah seorang dosennya ada yang di beri tahu dan membantunya, yaa walau dia juga tak bisa berbuat banyak karena takut di berhentikan dari kampus.

selama ini dia tidak tinggal di rumah biasa melainkan ikut tinggal bersama dosen itu karna dia tau dari tetangga ada yang mencarinya beberapa kali ke rumah.

"gitu kak"

akhirnya

"masalah ini gak bisa di biarkan lagi kak"

mulai emosi

"aku tau sayang tapi kita masih belum punya bukti"

kata kak Arta berusaha menenangkan

"aku udah beberapa kali menerima chat ancaman mereka kak"

lanjut fandri

"oh yaa!! mana!!"

merebut ponselnya

"laah ini video. . . "

sambil membuka.

"iya itu video aku, mereka mengancam aku dengan itu"

lanjutnya

"ini udah cukup kak"

kataku langsung menyimpan ponsel fandri

"tapi yang"

kak Arta ragu

"tapi apa lagi kak"

"kita butuh rencana yank"

"Halah kak rencana apa lagi coba!!! mau kapan lagi kak!! keburu kamu itu pergi kak, lah kita mau diam aja!!! gak kak aku gak bisa diam aja aku kan selesai ini dengan cara aku!!! besok pagi setelah aku antar anak anak sekolah kita pergi!! kakak bisa cari pengacara untuk pendukung kita kalau gak biar aku yang urus!!!"

panjangku dan pergi

aku tak peduli dengan pembicaraan mereka dan pergi ke kamar untuk tidur mempersiapkan diri untuk besok.

saat mataku mulai lelah dan terlengkap aku berdoa semoga hari esok akan menjadi hari yang baik.

"sayang aku pergi dulu yaa"

kata kak Arta membangunkan ku

"hhmmm ke mana"

kataku masih setengah sadar

"ketemu seseorang"

"hhmm iya"

mulai duduk

setelah kak Arta pergi aku segera mandi dan turun ke bawah. pertama aku memakan roti selai untuk sarapan dan aku lanjut untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa.

"ok selesai, jam berapa sekarang"

melihat jam

aku mencari kedua anakku yang ternyata masih di kamar menyiapkan buku buku mereka.

"ini bekal kalian yaaa, hhmm ini uang jajannya tapi kalian jangan jajan sembarangan yaa sayang"

pesanku saat mereka selesai sarapan

"siap bunda!!"

semangat arfa

kami mulai masuk mobil untuk berangkat menuju ke sekolah, selama di perjalanan pikiranku sudah terbang ke kampusnya fandri.

setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya kami sampai di sekolah mereka Salim padaku dan tak lupa mereka memberikan kecupan sayang di pipiku.

"belajar yang rajin yaa sayank"

kataku pada mereka

"iya bunda"

kompak mereka

akupun kembali masuk ke dalam mobil dan segera menuju jalan pulang, saat aku sampai di rumah aku melihat kak Arta sedang duduk di ruang tamu dan berbicara dengan seseorang akupun langsung menghampiri.

"sayang sini"

panggilannya

"ini siapa kak"

tanyaku

"ini pak miji dia ini pengacara yang bakal bantu kita"

jelas kak Arta

"oooohh"

panjangku

setelah berbicara panjang kali lebar kami pun akhirnya menemukan titik terang untuk masalah ini.

karna kami memiliki bukti bukti itu mempermudah kami.

"hmm kasus ini bisa di golongkan dalam Bullying yang merupakan tindakan negatif yang amat merugikan. Bullying identik menyudutkan orang dengan berbagai alasan. Mulai dari kondisi fisik hingga tingkah laku yang dinilai aneh.

walaupun dia sudah dewasa tapi kalau satu orang di perlakukan seperti itu dengan banyak orang itu sama saja dengan bully apa lagi hal tersebut di lakukan berkali kali bahkan dia menerima ancaman"

buat kita yang memiliki anak anak mari kita ajarkan rasa sakit agar mereka tak mau menyakiti orang lain (bully).

Mengapa? Karena bullying dapat berdampak negatif bagi pelaku maupun korbannya.

seperti trauma, tidak percaya diri dan merasa putus asa dan banyak lagi.

Pada beberapa kasus, bullying mengakibatkan rasa tertekan pada korbannya. Bahkan bisa menjadi alasan si korban untuk melakukan aksi nekat seperti bunuh diri. Selain bunuh diri, bullying secara fisik juga dapat mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Tentunya ini akan merugikan banyak pihak mulai dari keluarga korban hingga keluarga pelaku. Hilangnya nyawa seseorang juga dapat membuat pelaku bullying dihantui rasa takut.

di Indonesia sendiri telah memiliki peraturan perundang-undangan yang cukup untuk menindak tindak pidana cyberbullying ini.

di antaranya melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Dalam undang-undang ini, terdapat pasal-pasal yang lebih sesuai untuk menjerat para pelaku cyberbullying.

Ancaman hukuman ITE lebih berat dan termasuk pidana tingkat tinggi. Hukuman yang bisa diterima oleh mereka yang telah melanggar Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE Pasal 45 ayat 1: setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1), ayat (3), ayat (4) dipidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000 (satu milyar rupiah).

"waaah!!"

kataku begitu mendengar penjelasan pak miji

=================================

gimana mereka akan menyelenggarakan masalah fandri yaa

ikuti terus yaaa

semoga kalian suka