Chereads / Artika family / Chapter 153 - jadi

Chapter 153 - jadi

seperti yang sudah dijanjikan hari ini kami akan berkumpul dan memasak menu makanan sesuai keinginan hati kami.

seperti biasa kalau kami berempat sudah berkumpul semua jadi bahan pembicaraan dari suami anak rumah kosmetik dan lain-lain.

"beneran kamu bawa kosmetik dari Korea"

kata naza semangat

"iya aku bawa tapi ya nggak begitu banyak sih"

jawabku

"wah mau dong"

kompak

"nanti ya kita selesaikan ini dulu baru kita bongkar bongkar"

"siaaap!"

kata mereka kompak lagi

dengan senyuman yang melekat di wajah kami masing-masing kami mulai memasak dengan semua bahan-bahan yang sudah memenuhi meja di dapurku.

naza dengan membawa buah-buahan dia ingin membuat rujak katanya sih udah lama banget nggak makan, ah kalau Aku dia pengen buat lontong pecel dengan aku ikut membantunya, hhmm kalau Yulia dia gak lagi pengen apa apa katanya sih dia malas buat ngapa-ngapain lagian capek kan masih ngurusin anak kecil udah bisa keluar aja syukur banget.

setelah beberapa jam di dapur dan akhirnya kami semua selesai dengan makanan yang kami buat sekarang kami sedang membawa semuanya ke belakang rumah di dekat taman belakang.

"akhirnya selesai juga"

kataku duduk sambil meletakkan minuman

"wiihh cuaca mendukung yaa"

kata Yulia mulai mengambil buah di piring

"iya gak panas gak ujan juga pas"

ikuti Naza

"eeh btw nihh aku dengar loo soal yang kalian di kasih hadiah itu"

Yulia mulai membuka

"hadiah apaan!??"

tanya ayu dan Naza bersamaan

"iihh kamu ini yuul"

kataku malas

"mana mana aku mau lihat laaah"

kepo Yulia lagi

"aku simpan"

jawabku cuek

"yaah kok di simpan, iihh barang mehong itu"

lanjutnya

"iihh apaan siihh"

Naza mulai penasaran

"ituu loo tarika dapat cincin berlian dari buk Melani"

jawab Yulia

"yang di Jakarta itu!!"

kaget Naza

"iyaa!!"

jawabnya semangat

"iih Yulia!!"

kataku sedikit kesal

"seriusan!!"

kaget ayu dan Naza

"iya loo!!"

tegas Yulia

sebenarnya aku sangat malas untuk membahas hal hal seperti ini, pertama karna aku terbiasa dengan hal yang sederhana dan yang ke dua aku itu gak tau menau soal barang barang seperti itu makanya aku gak mau pake dan lebih baik aku simpan.

"ihh tarika kamu ituu loo kok gak bisa sihh glamor dikit uang ada loo"

kesal Yulia

"iihh yang kaya gitu tuh gak aku banget yaa"

langsungku

"ah masak iya sih kamu gak ada buat maju sedikit"

ikut ayu

"aku gak bisa gitu looh"

kataku sambil mencolek si rujak

"sekian lama jadi nyonya Arta kok gitu gitu aja tar"

ejek Naza

"yaa aku memang gak bisa gitu udah begini adanya, lagian kak Arta juga tau banget aku gimana yaa ini cincin nikah udah jadi yang paling berharga tau".

"iyaa lah iyaa"

akhirnya Yulia menyerah

"aku tar kalau jadi kamu yaa kemana mana pasti aku pake tuu, kalo bisa yaa itu tangan yang pake berlian gak aku turunin aku kibas kibaskan itu tangan"

Naza ikut bicara

"pegel dong Naz hahahahaha"

ayu tertawa

"ya gak papa lah biar puasa hati ini yu"

katanya lagi

"hahahaha itu mah kamu cari mati Naz"

akupun ikut tertawa

"lah ngapa!???"

tanyanya

"kena begal!!"

kompak kami

kami semua pun tertawa bersama dengan kelucuan yang kami buat sendiri.

sambil memakan makanan yang ada kami saling bercerita soal pengalaman saat puasa dan lebaran terutama aku yang berlebaran di Korea dan semuanya pun kepo apa lagi soal kak Arta yang memberikan kejutan kecil saat anniversary kami.

"yaa ampun kak Arta itu romantis banget ya"

kata ayu terbawa

"beruntung banget kamu tar dapetin dia"

lanjut Yulia

"yaa Alhamdulillah yaa"

kataku dengan bangganya

"eh eh tar, kalau kak Arta itu indo Korea laah kamu jumpa yang Korea beneran gimana lebih ganteng yaa"

tanya Naza penasaran

"hhmmm gimana yaaa"

berpikir

"gimana!???"

tanyanya lagi

"jujur ya aku kok Korea kemarin nggak begitu memperhatikan cowok-cowok disana walaupun sempat beberapa kali berpapasan saat kami mencari oleh-oleh,menurut aku sih orang Korea itu kulitnya terlalu putih dan mukanya itu terlalu kepaksa banget gitu"

kataku menjelaskan dengan gak jelas

"hah!!! kepaksa gimana!???"

tanya semua

"yaitu mau pada cantik dan ganteng semua kan namanya kepaksa"

"yeeeee"

Sorek mereka

"yaa kan beneran!! kebanyakan pada operasi plastik, mereka itu cuma menang putih dan berpostur tubuh yang bagus aja, kalau kak Arta sih mukanya udah ikut-ikut indo cuman dia lebih putih daan lagi hanya dia satu-satunya yang paling tampan di mataku"

lanjutku

"hmm ya ya ya"

angguk mereka

"hahaha kenapa jawaban aku gak memuaskan ya"

aku tertawa

"garing tar"

kata naza langsung

"hahahaha"

aku tertawa

setelah semua makanan yang di hadapan kami sudah habis aku pun pergi untuk mengambil oleh-oleh yang sudah aku siapkan untuk mereka, syukurnya mereka menyukai semua yang aku belikan.

dan mereka pun akhirnya berpamitan pulang karena memang anak-anak sudah pasti menunggu mereka untuk pulang.

"eeh tar kak Arta emang nggak tugas keluar kota apa"

tanya Naza

"minggu depan berangkat"

jawabku dengan cuek

"oh ya!! aku dari puasa kemarin loh ditinggal sama Mahda"

lanjutnya lagi

"looh mahda juga!"

kataku sedikit kaget

"iya!! bukannya hampir seluruh rumah sakit yaa, itu di sebagian rumah sakit yang kekurangan dokter dan terus sebagian juga itu program pertukaran dokter"

jelasnya lagi

"ooowhh gituu, sebenarnya sih kemarin itu mau perginya puasa tapi aku berat untuk ngasih dan akhirnya kak Arta pun minta untuk diundur tapi dengan syarat dia harus 2 bulan di sana"

jelasku juga

"ye kasihan bener kamu tar hahaha"

ejek Naza

"Ya seenggaknya saat puasa dan lebaran aku bisa bareng kak arta daripada tahun-tahun kemarin"

"hahaha iya iya ngerti aku, Ya udah kalau gitu aku pamit pulang ya"

katanya dan akhirnya berpamitan pulang

sambil terus melihatnya pergi aku mulai berpikir soal yang dikatakan Naza, bahkan sangking kepikirannya aku masih tetap berdiri di depan pintu walaupun mereka semua telah pergi dan tak terlihat.

"hhmmm haaah"

setelah menghela napas panjang aku pun masuk ke dalam mencari kedua anakku yang tadi sedang bersama Bu Inah, begitu aku menghampiri mereka aku duduk didekat mereka sambil melihat ke arah jam tanganku yang ternyata 3 jam lagi kak Arta akan pulang.

"Bu saya mau istirahat sebentar ya tolong nanti bilangin ke anak-anak mandinya jangan sorean"

kataku pamit ke atas

"ooh iya iya"

jawab Bu Ina langsung

aku segera bangkit dari tempat dudukku dan berjalan menuju ke kamar sampai di kamar aku melepaskan pakaianku yang mulai lengket karena keringat dan akupun langsung berbaring di tempat tidur saat itu sudah jam dua lewat dan aku masih bisa tidur sebelum salat ashar.

dengan pikiran yang yang sudah banyak membayangkan hal-hal yang belum terjadi Aku berusaha memejamkan mataku agar bisa terlelap, merasakan dinginnya AC mataku yang perih akhirnya terpejam dan akhirnya tertidur juga.

"Allahuakbar Allahuakbar"

bunyi peringatan salat dari ponsel

dengan mata yang sudah berat aku yang mendengar kumandang adzan dari ponselku berusaha bangun dengan perlahan.

dengan tubuh yang masih lemas Aku berusaha untuk duduk dan mengumpulkan nyawa dan kesadaranku setelah bangun dari dunia mimpi.

setelah nyawa dan kesadaran ku telah kembali aku pun bangun langsung menuju ke kamar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu.

setelah selesai melakukan salat aku menadahkan tanganku ke atas berdoa dan memohon kepada Tuhan.

"ya allah aku mohon agar aku dan kak arta selalu berada dalam lindungan mu, semoga semuanya tetap terjaga di dalam hal yang baik, semoga saat kak arta jauh dariku dia selalu ber keadaan sehat dan tidak mengalami masalah apapun, semoga saat jarak memisahkan kami bisa saling menjaga hal yang berharga yaitu perasaan cinta diantara kami. . . amin"

tutup ku

aku kembali menyusun mukenah ku dengan rapi saat masih duduk rasanya aku benar-benar lega dan pikiran-pikiran buruk itu pun segera pergi.

aku kembali keluar melihat anak-anakku yang ternyata mereka juga sudah mandi tepatnya baru selesai mandi dan sekarang mereka sedang memilih baju.

"mau cemilan gak"

tanyaku

"mau mau mau Bun"

semangat mereka

"ok bunda siapin yaa"

kataku dan pergi

dengan segera aku pun turun dan langsung menuju ke dapur mencari sesuatu di kulkas untuk dimakan.

aku masih menempati beberapa cemilan tiba-tiba aku merasakan pelukan hangat dari belakang dan aku tahu pasti siapa itu.

"udah pulang kak"

kataku membalikkan badan menyambut pelukannya

"udah sayangku"

jawabnya dengan lembut dan mengecup keningku

saat itu aku hanya bisa tersenyum memandanginya mengingat kembali sebentar lagi dia akan pergi meninggalkanku untuk bekerja diluar kota

" aku pasti akan sangat merindukannya"

kataku dalam hati dan kembali memeluknya

==============================

mohon maaf kalau baru bisa up sekarang

aku lagi ada urusan dan lagi pula aku belum dapat inspirasi untuk lanjut

mohon maaf untuk semua yang masih menunggu kelanjutannya

dan Aku mengucapkan terima kasih untuk kalian yang masih mau baca cerita ini

terima kasih banyak

🙂🙂🙂