Chereads / Artika family / Chapter 77 - ayah 4

Chapter 77 - ayah 4

kami segera masuk dan segera berbersih diri lalu ikut sholat bersama yang lain.

begitu kami semua selesai menunaikan ibadah sholat, kami memesan beberapa makanan untuk makan malam kami dan untuk pertama kalinya aku merasa nikmat memakan makanan di luar begitu juga dengan yang lain.

malam ini kami semua keluar menikmati suasana malam di tepi pantai banyak orang yang sedang berjalan-jalan sampai kami berhenti di sebuah kafe yang berada di situ dan kami mencoba untuk menikmati beberapa menu makanan yang ada.

setelah merasa puas dengan semuanya kami pun memutuskan untuk kembali karena sudah mulai terasa dingin tertiup oleh angin pantai di malam itu.

begitu kami kembali dan mengerjakan kerjaan kami masing-masing tentunya dan satu persatu dari kami mulai tidur karena malam yang sudah semakin larut.

pagi sudah datang dan menyambut kami dengan sangat hangatnya matahari bersinar sangat cerah tapi tak begitu panas membakar kami semua hahahaha

semua orang tampak penuh semangat bangun di pagi ini, setelah semuanya selesai kami keluar.

ayah, bunda, fandri, tarika, aku dan kedua anakku merasakan setiap momen itu dan tak lupa aku mengabadikannya di ponsel ku,

"Nah ayoo semua kumpul kita foto"

kataku mengajak semua foto bersama

" waaaah"

"yuk yuk"

kata mereka

" mas mas tolong fotoin boleh"

kataku pada seseorang yang lewat

"oh boleh boleh"

katanya

dan kamipun mengambil posisi untuk berfoto setelah siap dengan gaya kami masing-masing

1 2 3

(cekrik)

"terimakasih ya mas"

kataku pada seseorang yang tadi memfoto kami

semua mendekat melihat hasil foto kami dan benar saja kami melihat wajah wajah dengan banyak gaya kami tertawa melihat hasil fotonya, fandri yang saat itu merasa tidak terima dengan hasilnya karena dia di situ terlihat sangat jelek mencoba mengambil ponselku dan ingin menghapusnya.

"ops!"

"enak aja mau main hapus"

kataku mengambil kembali ponselku dari tangannya

"iihh kak aku jelek banget deh disitu nggak ada ganteng-ganteng nya sama sekali"

katanya mempertahankan ponselku di tangannya

"no no Fandri siapa lagi yang mau kita suruh fotoin, udah ah"

kataku pergi

"Kaak ih kita masih bisa selfie kali kak"

panggilnya lagi

"iya iya fan terserah kamu"

kataku lagi

saat itu kami pun kembali berkumpul dan mengatur posisi untuk melakukan foto selfie bersama dan saat semua sudah dengan gaya yang pas tadi sebelumnya aku sudah memberi kode ke mereka kecuali fandri dan saat dia sibuk dengan mengatur posisi kamera

"ok semua siap"

teriak fandri

"siap"

jawab kami kompak

"oke say cheese"

lanjutnya dan

(cekrik)

saat itu dia yang memegang ponsel auto pertama kali melihat hasil foto dari kami semua dan tentu saja dia langsung

"KALIAAAAAN!!!!!!"

teriaknya geram

ya bagaimana tidak karena aku sudah mengajak mereka untuk kompak memasang muka lucu dengan menaikkan hidung ke atas sedangkan dia dengan tersenyum dengan sok tampannya berada di depan kami

melihat itu kami semua langsung merasa geli dan tertawa dengan lepasnya

" hahahahahahahaha"

"awas kamu yaa kak Arta!!!"

teriaknya dan berlari ke arahku

"hahahahaha makanya jangan sok kegantengan hahaha"

kataku ku berlari menghindarinya

"iihh dasar kakak ipar durhakaaaa"

teriaknya lagi dan duduk di pasir putih

"hahahahahahahaha"

kami semuapun tertawa lagi melihat tingkah adik istriku itu

tak lama setelah itu dia mendekati Arfa dan Tika yang sedang asyik bermain istana pasir dan entah apa yang di bisikkannya tapi terlihat dari jauh kalau kedua anakku itu tak mau dan menggelengkan kepala mereka, tak lama pun istriku mendekat.

"gak usah aneh aneh fan masih mau kuliah kalo pulang kan fan"

kata istriku itu mengomel sambil ikut bermain dengan anak anak

"hahahahahahahaha"

aku kembali tertawa karena mendengar perkataan istriku

"kamu lagi kak masih mau tidur di kamar kan jangan aneh aneh juga udah tua juga"

omelnya padaku

"hahahahahahahaha"

fandri gantian menertertawakan aku

lalu aku kembali mengabadikan momen-momen yang ada aku memfoto ayah dan bunda yang sedang tertawa bersama,

tak lupa aku juga memfoto kedua anakku dan istriku yang tercinta sedang bermain bersama, dan satu lagi aku memfoto fandri yang terlihat galau tak jauh dari tempat istri dan anak anakku aku mendekatinya

"apa liat liat"

katanya nyolot

"hahahaha nyantai lah bos lagi di pantai nih"

kataku sambil tertawa

"ih kesel banget aku sama kamu kak"

katanya lagi

"iya iya sory ah fan, yuk foto bareng"

ajakku

"males ah"

cueknya

"ya udah"

kataku balik cuek tapi duduk di samping

aku yang tahu dengan mudahnya menggodanya mengambil foto beberapa kali dan yaa benar saja dia mulai melirik ke arahku

"satu kali aja"

katanya masih membuang mukanya sok jual mahal

"idih sok kegantengan banget bergaya bak artis hahaha"

kataku sambil tertawa

"udah cepetan nanti aku berubah pikiran loh"

katanya lagi

"hahahahaha iya iya sini"

kataku merangkulnya

kami pun foto bersama dan hasilnya memang wauw gitu karena fotonya kan bareng aku ini yang terlahir terlalu tampan ya kan hahahaha.

kamipun beranjak dari tempat kami dan ikut bergabung dengan yang lain yang sudah bermain istana pasir bersama.

setelah aku lihat semua sangat senang dengan kesederhanaan ini, kedua anakku membangun kastil kecil bersama istriku dan terlihat wajah mereka sudah berpasir tapi tetap terlukis senyuman kebahagiaan mereka di situ, ayah dan bunda juga ikut membantu membangun pagar di sekeliling kastil yang sudah di buat istri dan anak anakku, saat itu Fandri yang baru saja bergabung mengambil beberapa bebatuan dan juga kerang yang ia temukan di tepi pantai dan menghias kastil itu dan aku yang saat itu hanya mengabadikan mereka dalam sebuah rekaman video yang aku lihat di sana hanya ada kebahagiaan di antara kami semua.

setelah semua sudah selesai dan lelah membangun kastil kecil nan indah itu sampai tak terasa waktu makan siang pun tiba, kami semua membersihkan diri dengan membasahkan diri di tepi pantai dengan ombak yang kecil menyapu tubuh kami dan saat itu kami semua tertawa dengan kegelian itu.

setelah merasa diri cukup bersih akhirnya kami mencari tempat untuk makan dan ternyata tak jauh dari situ ada cafe yang menyajikan beberapa makanan kamipun duduk dan mulai memesan makanan kami.

dan saat semua pesanan kami datang kami pun menikmati makan siang saat itu sambil bercanda tawa.

saat itu kembali aku melihat ayah yang hanya memakan setengah dari pesanan lalu berhenti mulai ikut bercerita dengan semuanya.

saat itu aku berpikir lagi sebenarnya sudah sampai tahap apa sakit ayah saat ini, aku tidak bisa menduga karena penyakit ini berada di dalam dan sifat tubuh manusia itu tidak transparan dan aku tidak mungkin tahu sejauh apa penyakit kanker itu merusak organ tubuh ayah dari dalam.

setelah kami semua selesai dengan makanan kami, kami pun berpindahaku yang saat itu berada didekat istriku diajak oleh fandry untuk Diving atau menyelam.

nan ini nih salah satu aktivitas yang terasa begitu menyenangkan buat di coba yang jago berenang dan menyelam.

Pasalnya, melalui kegiatan tersebut, kita dapat melihat hewan-hewan bawah laut yang cantik , seperti ikan-ikan kecil yang berwarna-warni, hiu, penyu, belut laut, dan biota laut lainnya, dan tentu saja dengan senang hati aku ikut haha kapan lagi coba.

" sayang aku ikut Diving ya bareng fandri yaa"

pamitku

"iya, tapi yang di lihat itu yang di dalam air ya kak bukan yang di balik baju renang"

jawabnya dengan nada jutek

"buset dah yank apaan sih"

kataku kaget

"hahahahaha kak kak segitunya ya kak Arta juga tau kaleeeek"

fandri menertawai

"aku nggak ngerti sama sekali deh apaan sih fan"

tanyaku

"hahahaha ini lagi kak ipar ganteng-ganteng juga tapi gak peka"

lanjutnya semakin membuatku bingung

"ya enggak lah aku kan bukan peramal yang tahu apa yang kalian pikirkan"

kataku lagi

"hahahaha ya udah kak yuk kita udah di tunggu tuh"

ajak fandri

"pergi ya yank"

teriakku

"hhhmm"

jawabnya

kami pun naik ke bot, dan yang saat itu masih berfikir berusaha memahami yang dikatakan istriku

"aah udah laah"

kataku dalam hati

tak lama setelah itu kami pun duduk dan aku merasa sesuatu yang aneh berada di samping dan benar saja aku melihat ke arah kanan saat itu

"astaghfirullahaladzim"

kataku

aku kaget melihat 2 turis wanita yang memakai baju seksi dan memegang baju renang mereka, dan saat itu aku baru mengerti yang tadi di katakan oleh istriku

"bagaimana kak udah ngerti belum"

tanya fanri menyikut lengan ku

"aah kamu fan, pindah pindah"

kataku

"hahahaha"

fandri tertawa dan berdiri akupun bergeser

setelah hampir setengah jam kami pun sampai,saat itu aku yang hanya melihat ke bawah dengan mata kosong dapat dengan jelas melihat betapa beningnya air yang ada di situ, terumbu karang terlihat sangat jelas dengan ikan-ikan yang sedang bersembunyi di dalamnya, aku yang saat itu masih terpukau dengan keindahannya sampai lupa untuk berganti baju dan turun kebawah.

ada 4 orang yang saat itu ingin menyelam 2 wanita dan 2 pria aku dan Fandri.

sebelum turun kami melakukan beberapa pemanasan dan diberi beberapa penerangandan baru kami dipersilahkan turun satu persatu bergantian dengan menggunakan kacamata selam dan tabung oksigen untuk bernafas didalam dan salah seorang petugas ikut mendampingi kami turun ke bawah begitu giliranku terakhir turun mataku terbuka dengan sangat lebar melihat keindahan di dalam laut berwarna biru, banyak terumbu karang dan ikan-ikan kecil yang bersembunyi di sana, kami pun berpindah tempat dengan berenang mengikuti petugas yang mengarahkan, kami melihat bagian yang lainnya dan masih sama terpukaunya dengan pertama kali aku turun semua terlihat indah di mata,setelah entah berapa lama kami di dalam dan akhirnya kami naik kembali.

"gimana kak ok nggak"

tanya Fandri

"waaaah ok banget an fan puas"

kataku

"aah fandri udah yang kedua kalinya kak masih sama puasnya"

katanya sambil menaikkan kedua jempol

"hahaha iya iya"

anggukku setuju

tak lama setelah pembicaraan itu kami pun kembali duduk dan bersiap untuk kembali pulang, begitu kami sampai aku langsung menghampiri istriku

"looh kenapa sayang"

tanyaku bingung saat melihat istriku berwajah pucat

"kak ayah kenapa kak tadi kami lihat ayah muntah darah"

katanya dengan panik

"apa!!"

fandri pun kaget

aku yang saat itu kaget juga tapi hanya terdiam harus berkata apa saat itu,dan akupun langsung menanyai di mana ayah sekarang karena aku ingin memeriksa keadaan ayah.

begitu istriku mengatakan kalau ayah istirahat di kamar aku pun menuju kesana dengan cepat segera mengetuk pintu dan bunda pun membukakannya.

"gimana keadaan ayah bunda"

tanyaku

"bunda nggak tahu mau bilang apa karena bunda nggak tahu apa-apa dan ayah kamu juga nggak ingin katakan apapun"

kata bunda saat itu dengan sedikit ketakutan dan bercampur dengan rasa sedih

"ya udah Arta coba periksa ayah dulu ya bunda"

kataku masuk kedalam

"ayah"

panggilku dengan pelan

"hhmmm"

jawab ayah tetap membelakangi aku

aku terus melangkah mendekati dan duduk tepat di bawah kakinya

"ayah, semua sudah harus tau"

kataku

"gak nak"

kata ayah pelan

"HARUS AYAH!!! semua harus tahu"

kataku dengan nada sedikit tinggi

"kami harus tahu soal apa"

saat itu aku berbalik melihat fandri yang bingung dengan pembicaraan kami tadi aku rasa itu adalah kesempatan yang pas ayah memang tidak bisa mencegah ku apa lagi tarika dan bunda sudah ada juga di sini.

"buat semuanya aku mohon maaf baru bilang sekarang karena memang ayah yang meminta untuk merahasiakan semua ini dan setelah semua ini aku"

terputus

"Arta!"

teriak ayah mencoba menghalangi

"maaf ayah Arta rasa semua ini yang terbaik semua orang harus tahu kalau ayah memang sakit saat ini"

kata ku menatap ayah dan ayah saat itu yang tidak sanggup berbicara hanya bisa menggelengkan kepala melarangku

"sebenarnya apa kak"

tanya fandri

baik bunda istriku dan Fandri saat itu menatapku dengan sangat serius dan saat itu aku pun melanjutkan kata-kataku yang terputus tadi

"sebenarnya ayah mengalami sakit kanker perut, dan aku pun baru mengetahui saat aku diajak ayah mancing saat itu, saat itu ayah berpesan banyak hal padaku dan menyuruhku untuk tidak memberitahu siapapun dan membiarkannya tetap seperti itu"

kataku

dan kata-kataku itu membuat semua orang diam dan dan salah tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar bunda dan tarika saat itu jatuh terduduk dengan lemas menatap ke arah ayah, suasana menjadi sangat kacau ketika bunda dan tarikan juga fandri menangis begitu mengetahui kenyataan yang sangat pahit itu.

bunda saat itu langsung mendekat ke arah ayah dan meluapkan emosinya dia marah menangis dan kembali duduk dengan lemas di depan ayah dan ayah hanya bisa terdiam melihat semua orang menangis.

aku tahu hal yang seperti inilah yang tidak diinginkan ayah dia jadi bahan sedih keluarganya yang padahal dia menerima keadaannya dengan ikhlas.

begitu juga dengan tarika dan fandri juga ikut mendekat dan duduk disamping ayah saat itu mereka yang masih menangis dan menyentuh tubuh ayah yang masih terbaring lemas tanpa bisa menjawab apapun pertanyaan mereka.

aku yang saat itu pertama kali jadi orang yang tahu soal penyakit ayah jelas mengerti bagaimana perasaan mereka bagaimana sakitnya mereka menerima kenyataan dan bagaimana sakitnya hati orang-orang yang cinta kepada ayahnya orang yang cinta kepada suami ingin ditinggalkan begitu saja.

"kenapa ayah sangat tega membiarkan dan memendam semua ini ayah"

kata tarika saat itu

tapi ayah tetap terdiam

"ayah jawab tarika ayah jawab huuu huuu"

tarika menangis

"yah jadi orang itu jangan egois dong!! jangan hanya memikirkan perasaan dan pikiran ayah saja!!! bagaimana dengan kami??"

kata bunda

"ayah ah"

kata fandri yang juga menangis

aku mengajak mereka ke ruangan yang lain untuk membicarakan semua, dan setelah kami duduk aku mulai membuka pembicaraan

"sekali lagi arta minta maaf pada semua, semua ini Arta lakukan permintaan ayah, sempat memang beberapa kali Arta ingin mengatakan pada kalian semua dan saat itu juga ayah menggagalkan semuanya"

kataku tapi semua orang saat itu hanya diam mendengarkanku

"waktu itu ayah pernah mengatakan kalau dirinya tidak ingin merepotkan siapapun,ayah mengatakan dirinya ingin pergi tanpa harus meninggalkan kesedihan yang terlalu mendalam bagi kita semua, ayah mengatakan kalau dirinya menerima keadaannya dan dia tidak ingin melawan ketentuan Tuhan, saat waktu itu dia berpesan padaku kalau semisal dia tidak kuat lagi menahan penyakit itu dan Tuhan memanggilnya lebih cepat dari yang diperkirakan dia minta tolong padaku untuk bisa menggantikan posisinya, ayah minta tolong agar aku menjaga anak anaknya, ya tarika dan fandri, ayah meminta tolong untuk selalu mengingatkan tarika untuk selalu sayank pada adik dan bundanya"

kata ku mengulang perkataan ayah waktu itu

saat itu mereka semua menangis menangis sejadi-jadinya

========================

semoga kalian semua suka ya

jangan lupa komen dan tulis ulasan

kasih bintang 5 juga ya