kedatangan Ayu saat itu membuat kami semua mulai pecah dalam tangisan dari masing-masing.
kami yang sudah mulai kalut dalam perasaan kami yang sudah tak bisa lagi berpikir dengan tenang dan waras saat itu langsung dengan paniknya ingin berangkat apalagi Yulia.
dia dengan langsung mengambil kunci mobilnya bahkan sempat menabrak sebuah vas bunga di depannya selalu begitu dia melangkah hampir mendekati pintu dia terjatuh pingsan.
Ayu yang saat itu langsung sigap mengejarnya yang sudah tergeletak di lantai, akhirnya kami pun meletakkannya di sofa dan berusaha menyadarkan dia.
"kalian tolong tenang dong tenang!! jaga pikiran dan perasaan masing-masing, Aku tahu semua situasi ini membuat kita kalut, Tapi tolong tenang"
teriak ayu saat itu
"ini minum air dulu laah, Oke aku siapin mobil dan aku tunggu kalian kalau kalian sudah bisa menenangkan diri kita berangkat"
tegas
benar apa yang dikatakan Ayu segera aku menghapus air mataku menarik nafas perlahan mencoba menenangkan diri sakit menusuk itu tetap ada tapi aku harus kuat aku harus yakin kalau memang semuanya akan baik-baik saja, setelah aku cukup sadar dan kuat untuk bangkit Aku berusaha membantu kedua temanku yang aku rasa juga sama-sama merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan takut kehilangan seorang suami yang dicintai.
Setelah semua sudah tenang kami pun keluar dan berangkat tak lupa aku berpesan kepada satpam di rumah kami karena Bu Inah sedang tidak ada di rumah hari itu.
saat kami hampir tiba di lokasi semua masih sangat ramai dan jalanan pun menjadi macet Jadi kami putuskan untuk berjalan kaki menuju lokasi kejadian kecelakaan.
Setibanya di sana kami langsung menanyai identitas korban yang mengalami kecelakaan saat itu.
"pak pak maaf mengganggu pak kami ingin tau siapa nama nama korbannya"
tanya ayu pada salahseorang polisi yang berada di TKP
" Maaf Ibu saya kurang tahu kalau nama siapa korbannya Karena saya hanya petugas yang membantu saja bisa tanya ke bapak polisi yang memakai topi di sana"
jelasnya
"ok pak terima kasih"
jawab ayu dan pergi
langkah demi langkah ku semakin mendekati polisi itu membuat jantungku berdebar semakin kencang rasa takutku semakin menjadi-jadi, apapun itu semoga aku tetap kuat apapun itu semoga semua akan baik-baik saja.
begitu terlihat kami mendekat dan mulai menanyainya.
" Begini bu menurut identitas yang kami temukan ada 4 korban dan syukur diantaranya tidak ada yang korban jiwa, dua diantaranya terluka parah supir dan Yang di sebelahnya.
sopir tersebut bernama akam arda usia 39 tahun, dan yang berada di sebelahnya bernama Arta Mada usia 27 tahun, dan 2 orang lagi mengalami luka-luka tak begitu parah Balri adiko dan mahda,salah seorang dari mereka ada yang sadarkan diri buk"
jelasnya panjang
Ayu diam sesaat
"aah Baiklah terima kasih banyak pak, tolong berikan alamatnya dan kami akan segera kesana karena mereka ini adalah istri istri dari para korban"
Aku yang merasa sangat terpukul langsung terduduk lemas sambil mencengkram baju dengan kuat, aku terasa amat sakit menusuk kembali air mataku mengalir diikuti Yulia dan Naza, tapi Ayu tetap semangat menguatkan kami.
segeralah kami menuju rumah sakit di mana mereka dirawat, kami yang tetap menangis-nangis tak memikirkan apapun lagi kami berlarian disana sampai seseorang menunjukkan dimana ruangan para korban dirawat.
saat Kaki melangkah ke dalam ruangan itu darah rasanya mengalir sampai ke kepala, rasa sakit memuncak membuat kami kembali menangis mendekat kepada mereka yang berbaring dengan lemah dan berlumuran darah.
hati istri yang mana tak merasa teriris jika melihat lelaki yang mereka cintai terbaring dengan darah dan luka.
aku mendekati kak arta perlahan sambil menangis kepalanya yang diperban pelipisnya yang berjahit bajunya yang berlumuran darah wajahnya tertutup oleh bantuan oksigen membuat aku jatuh lagi.
tapi salah seorang dokter membantuku berdiri, dia menjelaskan tentang keadaan kak arta yang tadinya sempat kritis tapi sekar sudah membaik tapi belum sadarkan diri seperti pasien yang lainnya.
setelah dokter pergi kembali aku mendekat pada kak arta, tangan gemetarku meraba wajahnya yang pucat.
"oohh tuhan kuatkan aku tolong beri kesembuhan pada suamiku ini"
tangisku lagi.
"TARIKA!!"
aku langsung berbalik mendengar seseorang memanggilku dan ternyata itu Mahda.
aku menyeka air mataku dan mendekatinya yang terbaring lemas.
"Tar, maafin kita ya"
katanya dengan lemas
"loh minta maaf untuk apa"
bingung
"maaf kalau kita pergi ada bohongnya"
kawabnya lagi
"APA!! "
kaget
"tunggu tunggu kak maksut kamu apa bohong?? bohong apaan"
tanya naza yang merasa tak terima
"tenang sayank, begini sebenarnya kami pergi kesana nggak cuman untuk urusan perusahaan di sana aja, sebenarnya Arta punya niatan untuk beliin kamu sesuatu untuk hadiah anniversary kalian dan kami semua memang sepakat untuk merahasiakan dari kalian"
jelasnya panjang
"maafin kami yaa, semua barang bawaan kami termaksud hadiah-hadiah untuk semua ada di dalam koper berwarna biru di bawah"
sambung balri
"ITU GAK PENTING!!!"
bentakku
" BODOH BODOH BODOH KAMU KAK BODOH!! HUAA HUUAAAA AKU GAK MINTA APAPUN KAK ADA KAMU AJA AKU UDAH SYURUT KAK HUUU HUUAA"
teriak teriak dan menangis
semua yang menetap ku hanya diam tak ada yang berbicara satu katapun lagi.
aku yang masih menangis mulai duduk disampingnya menggenggam tangannya yang masih bernoda darah dan kembali menangis di sampingnya.
Ayu yang saat itu mulai datang mendekatiku mengusap kepalaku lembut dia mencoba untuk mengingatkan ku lagi agar terus bersabar menghadapi semua cobaan dia mengingatkan aku lagi.
" tar inget Tuhan tidak akan menguji hambanya di batas kemampuan dari hamba-nya, begitu juga lah kita sekarang ini tar, kamu harus jadi wanita yang kuat yaa, kita semua pasti akan ada buat kamu tar"
katanya
mendengar semua perkataan Ayu yang benar adanya itu aku menjadi tenang dalam diamku saat itu sampai kantuk datang, mataku terasa sangat berat dan aku pun tidur karna lelah sedari tadi menangis.
"di antara kalian siapa yang mau ceritakan ini semua"
murka yulia
"waduh yank, suami udah babak belur gini yank"
balri takut
"AYO CERITA SIAPA INI BERMULA GIMANA!!?"
teriak dan melotot
"iya yank iya ampuun, Jadi sebenarnya ini berawal dari taruhan kami waktu kita bulan madu dulu"
jelasnya
"APA!?"
teriak dan bingung
" Jadi waktu kita liburan terakhir itu genap 5 tahun setelah kita taruhat itu kan ternyata arta yang menang, naah waktu itu kami udah buat janjian untuk kumpulan uang untuk beli hadiah itu loo, sayank maaf ya"
jelasnya lagi sambil tertunduk
"aduh kak kita ini udah sama sama dewasa loo kak, kok kaya gini siih!! iihh kaloo aja kamu gak lagi kaya gini aku pengen tonjok kamuu iihh"
geramku
"maaf yank"
tertunduk
"ya udah lah, ah pusing"
pergi
lama setelah pembicaraan itu kami keluar dari ruangan keculali Tarika untuk membiarkan mereka beristirahat.
===================
semoga suka yaa all