Chereads / Artika family / Chapter 48 - rumah

Chapter 48 - rumah

"Kak buka kak cepetan"

mengetuk pintu kamar

"ada apa cih tar udah malem juga??"

membuka pintu

" astaghfirullahaladzim"

menutup mata

"alah lebay banget, biasa aja kali!! ini baju tidur biasa aku, tooh dulu kamu yang suka beliin"

menartiknya

"heei!!? kamu mau ajak aku kemana"

kagetnya saat mulai ber jalan

" berisik banget ikut aja"

menarik

"tar aduh baju kamu ituu looo"

masih risih melihat

"alah kak, ini mah udah dari lulu aah ayook cepetan tolongin anak kamu"

mulai kesal

"anak aku kenapa"

mulai panik

"makanya cepetan"

mulai berlari

Begitu tiba di dalam kamar suara tangisan sudah terdengar sangat keras membuat aku semakin panik.

" abang Arfa tunggu yaa sayank ini ayah datang sayank"

kataku pelan

"kok bisaa dia si bawah situu tar"

panik dan bingung

"aku juga gak tau, aku lagi nyusuin Tika di tempat tidur pas liat dia eeh dia malah nangis rupanya dia di siru, udah aah cepetan tolongin takut kenapa napa"

panikku

"Ada senter gak aku liat dulu"

mencari cari

"ada itu di atas lemari baju"

tunjukku

kak arta langsung merundukkan mencoba melihat Arfa di dalam sana yang cukup gelap tak mala setelah itu kak arta yang sudah gak sabar mendengar tangis Arfa yang mulai ter isak isak langsung masuk dan mencoba menariknya.

"tar tar"

panggilnya

"iya kak"

jawabku

"kamu masuk dari sana bantu senterin kayanya dia kesangkut sesuatu di bawah deeh"

jelasnya

"ok kak"

jawabku pasti

aku segera melangkah se sisi tempat tidur lainnya dan perlahan masuk dan menyenteri kak arta saat itu mengaharkan aku, sesih banget liat anakku ini wajahnya memerah ingusnya keluar pula.

"senterin ke sini sedikit tar"

arahnya

"iya kak, sabar yaa nak sabar ayah bunda di sini kok"

ucapku lembut mencoba menenangkan

"undaaa afaaa atuuut undaa loloong undaaa"

tangisnya lagi

"bunda di sayank tenang ya"

menyentuh sedikit tangannya

"ok dapat"

kata kak arta dan menarikanya keluar

aku pun langsung keluar tapi merasa agak kesusahan perlahan aku merunduk pundakku merasakan sesuatu yang tajam.

"Tarika"

aku yang kaget langsung keluar tanpa ingat dan "Aauuuw" jeritku kecil keluar dari bawah tanjang, kak arta yang kaget dengan sigap mendekat.

"kamu gimana cih gak hati hati tuh kan luka"

omelnya

"alah biasa aja kali kak segoresan aja, uluh uluh anak bundaaa cini sayank bunda"

pelukku anak laki lakiku itu

Terasa perih memang tapi itu gak penting banget deeh yang penting Arfa udah gak papakan aku lihat tubuhnya satu persatu syukur saat itu tidak ada yang terluka aku lihat baju belakangnya sedikit sobek aku rasa baju itu tersangkut oleh benda tajam yang sama seperti menyangkut pundakku.

aku duduk di tepi ranjang sambil menyusui Arfa yank masih ter isak isak itu.

"Aaauuuuw"

kagetku merasakan perih dan sakit di pundakku

" kakak ngapain ciih"

tanyaku

"ini harus di bersihkan takut infeksi"

jelasnya sambil menotol lukaku dengan kapas

aku yang diam melihatnya begitu fokus nya membersihkan lalu memberikan obat merah tak lama berdiri membereskan isi kotak P3K, aku yang merasa tersentuh dengan kepeduliannya itu tersenyum ke arahnya.

"terima kasih suamiku"

senyumku menatapnya

"sama sama ist"

terputus

dia yang sadar dengan perkataan yang hampir keluar dari mulutnya segera berdiri mengembalikan kotak P3K itu aku yang sudah mengerti kalau dia sedang malu hanya bisa tersenyum tak lama setelah itu dia kembali duduk di samping ku

"dia gak papa kan"

tanyanya

"iya gak papa kok"

jawabku

di belainya lembut rambut Arfa yang saat itu yang matanya sedang terpejam menyusu ditatapnya wajah polos dan pulai itu sampai dia sadar

" astaghfirullahaladzim"

tatapnya kaget ke arahku dan pergi

aku yang saat itu belum mengerti dan bingung dengan tingkahnya segera melihat apa yang sedang salah??? dan ternyata hal itu membuat aku geram dan melemparkan bantal ke arahnya

"dasar cowok sok polos dan sok suci kamu kak"

geramku

"HEI!! sakit"

teriaknya

"apa!! memang iya kan"

geramku

"kamunya aja pake baju kok kaya kurang bakal gitu, udah tipis terbuka aduuh"

kritiknya

"lebay banget"

membuang muka

"bukan lebay loo kayak kurang enak aja di lihat gitu"

malu

"iya maaf"

kataku tertunduk

"ya udah aku permisi balik ke kamar yaa"

pamitnya

"iya"

jawabku pelan

setelah kejadian itu dia tidak banyak berbicara, pagi ini aku bangun menyiapkan sarapan kami dia yang sudah duduk menunggu di meja makan langsung aku bawakan makanan, aku mulai duduk dan mengambil makananku tiba tiba dia bicara.

"ini kamu yang masak"

tanyanya

"iya"

menatap

"enak"

liriknya

"makasih"

senyumku

"tapi"

terputus

"tapi apa kak"

tanyaku dan menatap

"tapi kurang banyak hahaha"

tawanya

"itu cih kurang ajar namanya"

senyumku

setidaknya aku masih bisa melihat dia yang seperti ini, yaa dia dengan wajah senangnya yang tertawa dengan candanya dan itu rasa syukur terbesarku yang masih di beri kesempatan untuk bisa bersamanya seperti sekarang ini walau tak seperti dulu.

setelah selesai kami makan aku membawa piring kotor kami ke dapur dan mencucinya, sambil menyiapkan air panas untuk membuat susu Arfa saat air sudah mendidih tapi tanganku yang masih bersabun agak kerepotan sampai.

"sini aku bantu"

ucapnya lembut

"emang bisa"

litikku

"sepele banget kamu sama aku tar"

liriknya sinis

"hahahahahaha dasar sok tau, bukan segitu takaran susunya sayank"

tawaku keras

"laah jadi"

garuk kepala

"sebentar kak, ini hampir siap kok"

melanjutkan

"ini di matikan aja ya"

tanyanya

aku hanya mengangguk mengiyakan, setelah selesai mencuci piring aku pun pindah tepat ke depannya.

" susunya dua sendok jangan penuh penuh abang Arfa nggak cocok dengan yang terlalu kental dia sering sakit perut dan pupnya cair"

jelasku

"hhmmm gitu"

angguknya

"paham"

membalikan badan

"iya iya"

angguknya

"kak sini dulu aku bisikin penting banget"

tarikku ke bawah

"hhmm apaan"

serius mendengarkan

"Emuah"

ku cium pipi nya dan berlari pergi

"HEEI TARIKA DASAAAAR KAMU"

teriaknya keras

"hahahahahaha"

tawaku lepas

saat aku berlari aku berpikir kalau sifat polos kak arta baik yang dulu mau pun yang sekarang masih tetap ada, masih sama-sama lucu dan menggemaskan hehehehe nggak papa lah ya gemes gemes sedikit habisnya dia gitu banget sih hehehe.

begitu aku masuk ke kamar aku lihat Tika sudah bangun dan tidurnya sedangkan Arfa masih saja cepat tidur, segera aku susui dia sambil berbaring tak lama pintu kamarku diketuk dan tidak lain dan tidak bukan pasti itu kak arta.

" masuk Kak"

sautku

" lagi ngapain"

tanyanya

" punya mata lihat dong aku lagi ngapain"

cuek

"hhhmmm, nih susunya kok malah kamu tinggal cih"

meletakkan

"ooh iya lupa"

tersenyum lebar

" dasar pikun"

ejeknya

"hhmm kayak dia gak aja"

jawabku

"apa?? aku pikun haah gak ya!! "

nyolot

"iya looh kamu pikunan orangnya"

balas nyolot

"gak"

"iya"

"aku bilang gak"

"aku bilang iya kak"

"gak tarika"

"huuh dasar kepala batu"

"dasar gendut"

"APA!!!"

teriak

"aah eem kayanya ini waktunya cabut deeh hehehe"

berlari

"KAK ARTAAAAA"

teriakku kuat

"huaaaa huuaaaaaaa hhhhuuaaaa"

tangisan

"ups"

aku lupa kalau Arfa masih tidur dan teriakan ku membuatnya terbangun dan menangis dengan kencang ketika itu kepalaku menjadi panas dan pusing akhirnya aku bangkit dari tidurku masih tetap membiarkan Tika menyusu aku coba ayun Arfa yang menangis itu, saat itu aku yang kaget tiba-tiba dia sudah berada di sampingku dan mengangkat Arfa.

"ngapain lagi kamu di sini"

cubit perut

"aauuw kamu ini, udah ih anak udah nangis gini juga"

bicara pelan

aku yang masih merasa kesal dengan ejekan nya yang mengatakan aku gendut langsung aku membuang muka dan kembali ke tempat tidur, sesekali aku melirik kearahnya yang mulai memberikan susu kepada Arfa dan membuat buay buaynya.

Entah mengapa sosoknya yang sekarang ini mengingatkan aku kembali ini seperti kak arta yang dulu, membuatku tersenyum menghilangkan rasa kesal ku yang teramat tadi.

walau ingatan tentang aku di kepalanya hilang tapi sosoknya yang sebagai ayah tetaplah saja sebagai ayah, tampak jelas dirinya yang lembut menggendong anaknya penuh cinta dan kasih sayang membuat aku tersenyum bahagia menatap ke arahnya.

==================

semoga suka

jangan lupa komen

😊