Pagi hari Odin bergegas memulai perjalanan secara diam diam . Kali ini dia benar benar bolos pelajaran, Odin secara diam diam melompat dan berlari melewati bayangan takut nanti nya teman atau bahkan guru nya tahu dia pergi dan melarang nya.
Melewati perbatasan kota,
dia membuka peta nya . Lalu perlahan berjalan , dia mengikuti rute dan memilih rute lurus dari pada melewati hutan atau danau karna dia bisa terbang dengan sayap nya .
Odin memanggil sayap dan Dengan cepat terbang mengusung langit, ia hampir sampai di tujuan utama nya yaitu pintu masuk gerbang, dari atas tidak terlihat gerbang hitam atau apapun itu namun hanya terlihat banyak orang berkumpul disana,
sayap sepanjang 2 meter itu membuat orang orang yang berkumpul berpikir itu burung besar atau monster tingkat elite, namun melihat Kilauan emas adapula yang berpendapat itu monster tingkat master ,
" Kapten ada monster disana "
" Panggil pemanah "
" Tunggu itu manusia terbang"
" Itu pasti kepala kota " berpikir karna hanya kepala kota yang punya sayap dan bisa terbang setinggi itu, namun semua mulut terbuka lebar dan mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat . Hanya seorang anak kecil sekitar 13-14 tahun sudah memiliki sayap ,
Odin turun dengan sombong nya , mengepak sayap lalu hilang bagai butiran emas membuat semua terkagum dan iri didalam hatinya bagi siapapun yang melihat itu.
"Bisa kau jelaskan , kenapa murid dari kelas naga putih bisa ada disini" Layla cemberut dan marah bertanya menaikan alisnya penuh rasa kesal
Odin tahu persis suara itu , dia tidak menyangka Layla juga akan pergi untuk harta , dia dengan ragu menengok lalu tersenyum bodoh
" Selamat pagi guru Layla" Odin tersenyum takut menjawab
Layla menggeleng karna kali ini dia tak dapat izin dari siapapun untuk meninggalkan kelas , namun juga dia tahu kekuatan Odin, dia menyadari Odin pergi untuk harta, karena sangat sulit berkembang di Sukma emas jadi dia butuh sumberdaya yang banyak,
" Jadi kau sudah punya kelompok atau belum" Layla bertanya menaikan alisnya tak senang
" Hehehe, aku akan sendiri sepertinya , aku bisa jelaskan ini , kenapa aku meninggalkan kelas dan malah memilih mencari harta" Odin menggaruk kepala ingin menjelaskan namun dia takut Layla salah paham dan menganggap Odin murid nakal
" Tidak usah , aku mengerti" Layla acuh menahan jawaban Odin dengan melebarkan tangan kanannya ,
" Oh, baiklah aku akan beri oleh oleh nanti, aku duluan guru Layla" Odin berbalik mencoba kabur
Layla menahan Odin dengan wajah seram
" Siapa yang bilang kau boleh masuk gerbang hitam"
" Tapi kan " Odin kebingungan
" Masuk kelompok ku dan aku akan mengizinkan mu masuk gerbang hitam" Layla menuntut itu
" Baiklah Bu guru " Odin pasrah
Dia sangat tidak berharap bertemu guru Layla . Namun apa boleh buat karena sudah begini,
Kerumunan mulai mendekat pada Odin bertanya tanya dan penuh heran memegang janggut mereka
" Hey bocah bagaimana bisa kau dapat sayap itu "
Adapula dari mereka mencoba rekrut Odin kedalam kelompok nya
Namun Odin menolak makan mereka karena dia sudah bergabung dalam kelompok Layla,
Suara kecewa dan tidak puas mulai terdengar mereka membubarkan diri dengan kecewa .
Layla hanya terkejut anak kecil macam apa yang bisa menarik perhatian para petualang
" Jadi guru Layla, dimana kelompok mu' Odin bertanya karna Layla sendirian sejak tadi ,
" Sebentar lagi mereka datang, seperti biasa mereka selalu telat dan aku yang selalu datang pertama" Layla menunduk seakan akan ini selalu terjadi padanya ,
Odin melihat sekeliling banyak sekali orang orang disini . Dewasa , tua bahkan yang muda pun ada, namun tidak ada yang semuda Odin , baju zirah mengkilap itu perak dan emas bahkan terlihat menawan dan kuat saat mereka pakai, senjata kelas menengah bahkan tingkat tinggi pun ada di tangan para petualang, Odin yakin banyak yang lebih kuat dari nya disini bahkan dia tidak tahu sekuat apa guru Layla dan element nya ada berapa , karena odin tahu Layla tergila gila dengan api ,
Burung Phoenix terlihat terbang sangat merah dan menyilaukan , Phoenix itu besar dan penuh api tanpa ada nya bagian burung , itu seperti kekuatan api yang menyerupai Phoenix dan membawa 3 petualang terbang ,
Layla tersenyum melihat itu
" Mereka datang kita akan bergegas"
" Dewi , apa kau tahu jurus itu "
Odin bertanya kedalam hati pada Sherin didalam hakatnya
" Itu tidak menarik sama sekali , kau hanya perlu mengalahkan burung api di gunung berlahar dan mengambil roh inti nya lalu menyerap nya . Dan kau bisa menggunakannya" Sherin lemas menjawab karena Sherin adalah pengendali api sampai ketahap ungu dan Phoenix itu hanyalah jurus rendah Dimata nya , tidak ada daya tarik pada itu
Mereka bertiga turun , disusul kehebohan para petualang melihat itu seperti adegan sirkus yang menawan,
" Hay Layla " tos mereka satu persatu satu seperti sahabat sejati , 2 pria dan satu wanita
"Kalian selalu telat , topik, rian dan Febi" Layla kembali cemberut tidak puas padahal sebelumnya dia tersenyum senang ,,
" Ok kita berangkat " Layla penuh semangat terlihat Dimata nya