Layla memandu jalan menuju pos pemeriksaan ketua untuk siapapun yang boleh masuk gerbang hitam . Karna batas adalah Sukma emas dia tidak khawatir dengan Odin .
Adapun teman teman nya bingung ada anak bocah yang mengikuti nya di dibelakang .
" Ehmm, jadi bocah apa mau mu mengikuti kami terus" Febi bertanya merasa tidak nyaman dengan Odin
Layla jelas lupa memperkenalkan Odin pada temannya sebagai anggota regu nya saat ini,
" Oh iya, aku sampai lupa memperkenalkan kalian pada bocah ini" layla aga canggung karna dia benar benar lupa .
" Dia adalah Odin kelas biasa dari sekolah fury , sekarang dia adalah bagian dari kita " Layla tersenyum
" Hey Layla apa kau yakin bocah ini kau ajak, apa dia tidak akan menyusahkan kita nanti nya" topik agak tidak senang
" Iya benar benar , aku ingin lihat apakah dia akan lulus pemeriksaan" Rian pun tidak senang . Membuat Odin terpojok tanpa kata
" Kita lihat saja nanti" Layla percaya diri menjawab
" Ehmmmm sepertinya kalian belum mengenal ku dan takut aku menghambat, aku hanya ingin berkata , jangan membantu ku nanti saat aku kesusahan , tapi kalian boleh meminta bantuan ku saat kesusahan, adapun harta yang kalian temukan itu milik kalian begitu juga dengan ku, bagaimana? " Odin terpojok dan membantah semua pemikiran angkuh mereka, karena Odin yakin dia sendiri bahkan bisa, ada martis dan Sherin dengannya bukankah itu akan baik saja, ditambah lagi Odin memang niat ingin sendiri awalnya ,
" Hey kau sombong sekali " Rian semakin tidak senang
" Aku takkan menganggap mu di dalam nanti " topik semakin angkuh
" Kalian " Layla jelas marah mereka hanya tidak tahu seberapa hebat Odin, namun meyakinkan mereka agak sulit jika mereka tidak melihat Odin secara langsung dalam bertarung
" Sudah lah jangan bertengkar, mohon kerja samanya adik Odin " febi diambang 2 pemikiran, dia bingung harus mengatakan apa , padahal dia agak ragu mengajak Odin tapi karena Layla teman baik nya Feby jadi penengah kali ini
Sampai di pos pemeriksaan ketua Liu memeriksa kelayakan untuk memasuki gerbang hitam, dia tampak terkejut seorang bocah bagaimana bisa berpikir membahayakan nyawa nya
" Hey bocah , apa kau salah tempat" Liu mengejek sebelum memeriksa
" Sudah lah Kaka yang hebat, apa ada batasan umur disini , kau hanya perlu menilai sukma saja kan , layak atau tidak nya" Odin tenang menjawab dia sudah semakin kesal dengan orang orang disini melihat nya seperti seekor bayi yang baru lahir ,
" Hoooo, baiklah , letakan tanganmu padaku " Liu meminta dengan hati tak senang adapun topik dan Rian agak meledek dengan senyum nya, dan. Banyak dari mereka menganggap remeh Odin dengan senyum dan bisik bisik dengan kata yang tak menyenangkan
Liu terdiam dan sempat mengatakan sesuatu namun tak bisa dia jelaskan karena bagaimana bisa anak kecil sudah berada di Sukma diamond ,
"Jadi bagaimana , apa aku layak " Odin bertanya dengan sedikit arogan untuk membalas hinaan orang orang disekitarnya
" Ehmm ehmm, baiklah kau layak masuk " Liu memberi hasil sambil terbatuk karena dia sempat meremehkan Odin jadi dia mengubah sikap nya sedikit kagum ,
" Bagaimana bisa " topik dan Rian terkejut setengah mati
Layla hanya tersenyum karena ia yakin Odin pasti akan lolos dan membuat malu kedua temanya itu,
Febi hanya kebingungan bertanya tanya kira kira berapa Sukma Odin
" Baiklah guru, aku duluan masuk " Odin melambaikan tangan kepada Layla ,membuat semua orang terkejut , seorang bocah memasuki Medan tempur yang sedikit kuat ini , Rian dan topik semakin tidak suka dengan Odin, terlihat jelas diwajah nya saat menerima kenyataan Odin lulus pemeriksaan,
Odin memasuki gerbang hanya sebatas pintu portal ukuran pintu rumah , pantas dia tidak melihatnya saat ditebang sebelumnya ,
Odin heran bagaimana kah bentuk makam nya dan bagaimana monster didalamnya , Odin memasuki gerbang itu seperti dia masuk kedalam air meriak hitam pintu nya bergelombang ,
Sampai di dalam monster elite berlarian dan banyak monster bersayap menghiasi langit , ini kumpulan monster elite keatas tidak ada kelas rendahan, walaupun Dimata Odin hanya butuh panah angin untuk membasminya tapi dia berpikir pasti ada banyak monster diluar perkiraannya seperti monster puncak epic sebelumnya atau lebih kuat,
Sherin terkejut setengah gila , melihat dan mengingat tempat ini,
" Bukan kah ini makam tidus" Sherin terkejut dia tidak menyangka ternyata tempat tujuannya itu makam murid nya yang mati saat perang bersama nya di teluk jonkei, dan Sherin ingat jelas karena dia yang menguburkannya
" Dewi kau mengenal tempat ini" Odin bertanya melihat ekspresi Sherin sebegitu terkejut nya
" Bocah makam ini tidak terlalu berharga sebenarnya ,namun banyak monster yang kuat itu cocok untuk mencari buah roh menengah disini , adapun harta yang sedikit berharga cuma senjata pedang nya yang aneh " Sherin menepak kepala nya sendiri dia tidak percaya ini makam murid nya sendiri
" Baiklah kita cari harta apapun yang berharga" Odin sedikit lemas ketika Sherin mengatakan itu namun dia penasaran dengan pedang yang dikatakannya , dan sementara menunggu Layla dan grup nya tiba,