10 Tahun yang lalu, saat Bagaskara dan Dhimas baru saja direkrut ke dalam tim khusus gerak cepat di wilayahnya. Mereka merupakan anggota termuda yang berhasil lolos seleksi dan langsung bergabung dalam tim sergap kebanggaan polres. Tim yang prestasi nya selalu gemilang setiap dihadapkan dalam banyak kasus rumit dan berbahaya. Tim yang hanya akan dikeluarkan oleh polres jika kondisi resiko pertaruhan menyangkut nyawa banyak orang ataupun yang beresiko tinggi tingkat sensitivitas nya dan menyangkut kerahasiaan. Tim yang tingkat kemampuan setiap personil nya di atas rata-rata anggota lainnya. Tim yang saat itu merupakan impian bagi setiap Bripda muda yang terbakar oleh adrenalin dan semangat bela negara yang tinggi. Tim yang akan menyatukan para personel nya ke dalam rasa persaudaraan yang lebih erat terikat satu sama lain.
Bagaskara dan Dhimas menjadi anggota yang ke 11 dan 12 saat itu. Paling junior. Tim yang beranggotakan 12, kanit seorang Bripka, dan dibawahi langsung oleh kasat Sabhara.
Menjadi rekan satu tim yang juga satu leting menjadikan hubungan pertemanan antara mereka berdua semakin erat layaknya saudara. Mereka melalui masa-masa penuh tantangan adrenalin dalam tim yang hampir setiap hari menemui kasus baru yang berbahaya.
Setelah 5 tahun mengabdi bergabung dalam tim khusus, suatu malam yang dingin..laporan petugas pos mengenai gerombolan perampok yang menargetkan ekspedisi barang-barang mewah yang diangkut menggunakan truk-truk besar khusus dilaporkan terlihat di jalur utara kota. Jalur yang cukup sepi, hanya di lalui oleh kendaraan besar saat malam tiba.
Gerombolan yang memang telah menjadi target operasi mereka. Terlalu licin sehingga selalu dapat meloloskan diri. Cara kerja yang sangat efektif dan efisien sehingga sangat sulit terkejar.
Saat itu pimpinan mereka biasa disebut si tato malaikat biru. Bukan malaikat dengan tampilan suci melainkan malaikat maut berwarna biru di lengan kanan bagian atas nya.
Tim segera melakukan tindakan pengejaran. Adu skill di jalan raya sempat terjadi, namun tidak lebih dari 15 menit para perampok itu tertangkap termasuk dengan pimpinan nya.
Akan tetapi.. ketika detik-detik crusial..2 orang dari gerombolan itu berhasil melarikan diri. Si tato malaikat biru dan anak buah kepercayaan nya.
Mereka menjadi DPO di beberapa wilayah resort dan tetap menjadikan target tersulit sampai ketika setahun yang lalu keberadaan mereka mulai terlacak.
Saat ini anggota tim sergap adalah para personel baru. Bagaskara dan Dhimas telah menempati posisi baru mereka dan masih menggabungkan mereka berdua dalam satu tim. Tugas mereka tidak lagi seperti dulu, lebih banyak sebagai tim backup atau patroli saja. Sedangkan tim sergap saat ini telah diisi oleh amunisi baru dengan adrenalin yang masih level tinggi. Namun untuk kasus kali ini, kasat langsung memerintahkan Bagaskara dan tim nya untuk membantu.
Di sisi lain..Bulan dengan cemas melihat siaran langsung dari TV lokal mengenai insiden yang terjadi tidak jauh dari boutique nya. Bagasakara telah berpesan untuk dirinya tidak mencoba mendekati area TKP. Bulan berusaha keras untuk menurutinya. Ia paham bahwa larangan itu sebenarnya adalah demi keselamatan nya sendiri. Juga untuk Bagaskara, dia pastinya sangat tidak mengharapkan melihat kekasih hati nya mendekati bahaya, karena di situlah letak kelemahannya.
Terdengar suara Kasat Reskrim yang tengah berusaha berunding demi keselamatan para sandera. Namum sepertinya gerombolan itu sudah merasa terjepit karena semua pintu keluar telah dijaga oleh pihak kepolisian. Satu-satunya celah mereka adalah dengan menggunakan sandera sebagai jaminan kelolosan mereka. Kasat Reskrim berkali-kali berteriak kepada mereka untuk tidak berupaya melakukan hal bodoh. Hal ini diucapkan tidak hanya untuk para perampok melainkan untuk para sandera, dikarenakan terindikasi berusaha meloloskan diri namun sangat beresiko.
Sering kali saat di tengah situasi terjepit dan berbahaya..akal sehat sulit dimainkan. Segala pikiran buruk akan sangat mempengaruhi setiap tindakan pihak yang terlibat didalamnya. Sering kali para sandera tidak selamat dikarenakan tidak menuruti instruksi dari pihak kepolisian..malah mereka melakukan tindakan bodoh yang tidak hanya membahayakan jiwanya namun juga membahayakan nyawa aparat kepolisian yang berusaha menyelamatkan nya.
Bulan terus menerus menatap layar televisi..berharap tidak akan pernah mendengar letusan senjata api. Telapak tangannya dingin..
Tim sergap telah mulai merapatkan penjagaan. Mereka sudah siap di posisi masing-masing, setiap saat ada perintah untuk masuk dan menyerang, mereka telah siap. Begitu pula dengan tim Bagaskara. Mereka telah berada diposisi terdekat dan siap dengan tugas masing-masing. Menunggu perintah dari Kasat dan memantau situasi sekitar. Suasana tampak sangat tegang dan berbahaya.
Namun tiba-tiba terdengar keributan yang berasal dari dalam toko perhiasan. Beberapa benda jatuh dan kaca yang pecah. Teriakan beberapa wanita yang disandera disertai jeritan histeris yang mengerikan membuat situasi mendadak tidak terkendali.
Terdengar perintah Kasat Reskrim dari pengeras suara, " Tim Sergap, masuk! Amankan para sandera!"
Bom asap dilemparkan ke dalam toko, menyebarkan asap yang mengaburkan pandangan mata.
Segera tim utama bergerak masuk. Terdengar beberapa letusan senjata api. Teriakan, pukulan, benda jatuh..letusan senjata api yang terdengar lagi..
Semua orang menahan nafasnya. Beberapa orang melantunkan doa demi keselamatan para sandera dan aparat kepolisian yang bertaruh nyawa demi menyelamatkan warga sipil yang tidak bersalah.
Bulan duduk tegang..tangannya meremas kertas buku tanpa ia sadari.
Kasat Reskrim cemas menatap pintu masuk toko yang kini penuh dengan asap. Tiba-tiba HT nya berbunyi, " Lapor Komandan, 1 anggota terluka!" Wajah kasat Reskrim langsung menegang. " Bang**t!!"
Bagaskara melihat perubahan air wajah kasat nya dan mengerti bahwa inilah saat nya untuk bersiap masuk bersama tim nya untuk mengendalikan situasi.
" Tim Backup..segera masuk..satu anggota terluka. Amankan situasi segera!!" Kasat Reskrim memerintahkan.
" Siap, Komandan! Tim masuk." Bagaskara bersama tim nya langsung masuk ke dalam toko diiringi tatapan tegang setiap mata di lokasi TKP.