Chereads / Hirarki abu-abu / Chapter 108 - Dia Datang

Chapter 108 - Dia Datang

Ketidakpuasan yang saat ini tengah dirasakan oleh Bulan ternyata sangat terbaca oleh Bagaskara. Sesuatu yang tampak nya tidak terlalu penting namun jika dibiarkan maka akan mampu menghalangi proses pendekatan antara mereka berdua. Kadangkala hal yang menjadi penyebab kejatuhan bukanlah batu besar, melainkan kerikil-kerikil kecil yang hanya dapat kita lalui dengan kewaspadaan. Bagaskara mulai menandai nya dengan perhatian khusus karena ini menyangkut langsung dengan perasaan Bulan, kekasihnya yang sangat ia perhatikan. Jika itu pilihan terakhirnya, maka ia akan meletakkan perasaan Bulan sebagai sesuatu yang paling ia jaga.

Bagaskara tidak habis pikir, Violet seperti enggan membiarkan nya bahagia. Bukankah mereka telah berpisah? Wanita itu sendiri yang menolak untuk menerimanya apa adanya. Kemudian secara sepihak tanpa memberi kejelasan tiba-tiba telah menjalin hubungan dengan pria lain. Bahkan saat semua telah muncul ke permukaan pun wanita itu masih pula menyangkalnya.

" Aq harus tau maksud Violet mencari Bulan. Untuk apa wanita itu menghubungi nya? Bahkan memberikan pernyataan yang sangat tidak masuk akal."

Bagaskara juga makin penasaran..kenapa wanita itu baru muncul lagi setelah menghilang beberapa waktu yang lalu? Kenapa waktunya tepat ketika dirinya sedang melakukan persiapan pernikahan? Apakah selama ini wanita itu diam-diam memantau nya? Atau apakah ada seseorang di balik ini? Ataukah ini semua hanya permainan dari sang waktu?

Dan ketika Bagaskara masih sibuk menerka-nerka, membuat sebuah skenario panjang mengenai alur kebetulan-kebetulan itu, berusaha menemukan titik terang petunjuk yang akan ia jadikan pegangan untuk penentuan langkah.. tiba-tiba ponselnya berdering. Nama Rayu, adik perempuannya muncul di layar ponsel nya.

Bagaskara : " Halo, ada apa, Rai?"

Rayu : " Kak, coba tebak, siapa yang baru saja menghubungi q? Kau tidak akan menyangkanya."

Bagaskara : " Violet."

Rayu : " Hah, kenapa cepat sekali kau mengetahui nya? Apa kalian masih ada getaran bathin?" Rayu menggoda kakaknya yang hanya ditanggapi dengan dingin.

Bagaskara : " Dia mencoba mengusik Bulan. Aq tidak terkejut jika wanita itu berusaha menghubungi mu kembali. Dasar wanita licik."

Rayu : " Oh, astaga! Apa yang telah ia lakukan pada kakak ipar q?"

Bagaskara : " Ceritakan, mau apa dia menghubungi mu?"

Rayu : " Sebenarnya yang dia lakukan hanya mengungkapkan perasaannya saja. Dia bilang bahwa dia masih mencintai mu, Kak."

Bagaskara : " Lalu kau bilang apa?"

Rayu : " Aq katakan padanya bahwa segala tindakannya yang ia lakukan kemarin itu ada konsekuensinya. Hubungan kalian bukanlah hubungan remaja yang seenaknya sendiri. Kalian sudah dewasa dan mampu bertanggung jawab dengan segala keputusan yang telah diambil."

Bagaskara : " Hmm..bagus.."

Rayu : " Q katakan juga padanya bahwa saat ini kakak q sudah memiliki kehidupannya sendiri. Dan kini telah bahagia dengan apa ada. Kalian telah memilih jalan masing-masing. Maka berbahagialah dengan keputusan mu."

Bagaskara : " Lalu dia bagaimana? Apakah masih meracau?"

Rayu : " Oh, Kakak..q pikir dia tidak bahagia dengan pria barunya itu. Dan kini ia ingin kembali pada mu. Hahahaha..dasar wanita tidak tau diri. Mudah baginya meninggalkan pria yang mencintai nya begitu saja. Dan setelah tidak mendapatkan apa yang ia cari..ia ingin cinta lamanya kembali. Ohh..dasar tidak tau malu."

Bagaskara : " Kenapa kau jadi ikut meracau, Rai?"

Rayu : " Saat wanita itu menyakiti hati mu waktu itu, Kak..aq juga merasakannya. Dia juga mengkhianati aq dan keluarga kita. Bukankah keluarga kita sama-sama telah mengetahui hubungan kalian saat itu? Dan kenapa tiba-tiba dia memilih pria lain? Kau pantas mendapatkan yang jauh lebih baik dari wanita itu, Kak. Tidak perlu kau gubris lagi dia."

Bagaskara : " Aq telah yakin dengan segala perasaan q atas hubungan q saat ini, Rai. Aq hanya tidak yakin Bulan akan sekuat itu. Kau tau sendiri bagaimana Violet akan meraih apapun yang ia inginkan. Aq tidak ingin ia mencelakai Bulan."

Rayu : " Hmm..sebaiknya aq bicarakan hal ini dengan ayah dan ibu. Bukankah minggu depan kita akan bertandang ke rumah calon besan? Kita bisa membicarakan hal ini di sana nanti."

Bagaskara : " Baiklah..segera kabari aq jika ada informasi lanjutan."

Rayu : " Baiklah, Kak..Kau tenang saja. Aq yang akan menanganinya dari sini. Kau jaga saja calon kakak ipar q baik-baik."

Bagaskara : " Baiklah..jaga dirimu baik-baik."

Bagaskara menutup sambungan teleponnya dengan hati yang bertambah kadar kecemasannya. Ia tau..tidak mungkin ia berdiam diri saja menunggu kabar dari Rayu adik nya. Sedangkan Violet tinggal di kota ini. Kapanpun ia bisa menjangkau Bulan jika ia mau. Kemungkinan besar ia juga telah mengetahui keberadaan Bulan selama ini. Dan tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk mengganti semua kendaraannya. Bisa saja Violet membuntuti nya dan akhirnya memberi kesempatan untuk mengetahui kehidupannya saat ini. Atau..bisa saja Violet tidak bergerak sendiri..karena pastinya ada yang memberi taunya mengenai rencana pernikahan Bagaskara dan Bulan yang bahkan belum ada tau. Tentang hubungan asmara Bagaskara dan Bulan juga tidak ada yang tau selain keluarga dan..Dimas.. Hanya Dimas yang tau tentang mereka.. Dimas juga mengenal Violet, bukan? Tapi..apa benar Dimas yang melakukan ini semua? Tidak ada motif untuk nya sama sekali. Tapi bisa saja ia lakukan tanpa sengaja, bukan? Atau adakah orang lain yang bersembunyi di balik ini?

Bagaskara meremas kertas yang penuh coretan di hadapannya. Ia tidak percaya, saat semua seperti akan berjalan mulai membaik dan sempurna.. kini kerikil-kerikil tajam itu kembali bertebaran di hadapannya..