Chereads / Hirarki abu-abu / Chapter 102 - Pertemuan Keluarga part 4

Chapter 102 - Pertemuan Keluarga part 4

Seharian menghabiskan waktu bersama orang terkasih memang sungguh luar biasa. Walau hanya melihat Bagaskara yang tertidur pulas di atas sofa putih itu, Bulan merasa tenang dan bahagia. Sedari tadi pagi ia memperhatikan lingkaran gelap di bawah mata Bagaskara. Bulan tau, kekasih nya tidak mendapatkan cukup tidur. Maka walau Bagaskara mencoba memaksakan dirinya untuk menemani untuk memeriksa stok barang namun Bulan memaksanya untuk beristirahat saja. Dan benar saja..belum 5 menit Bagaskara sudah sukses tertidur lelap seperti bayi di sofa ruang kerja Bulan. Bulan membetulkan letak selimut bulu yang ia sampirkan pada tubuh Bagaskara. Tanpa ia ketahui.. sesungguhnya Bagaskara mengetahui bahwa Bulan begitu memperhatikan kenyamanannya saat tidur. Dalam hati Bagaskara terharu atas perlakuan Bulan terhadap nya. Ia tau.. sehari-hari Bulan suka menonton film dengan suara yang lumayan. Namun saat ini Bulan lebih memilih hanya mendengarkan musik lembut berirama pelan. Sungguh pilihan yang tepat bagi Bagaskara untuk memilih beristirahat di sisi Bulan kekasih nya.

Namun bayangannya kembali ke beberapa jam yang lalu..saat Dhimas meminta waktu nya untuk berbincang. Ia tau.. posisi Dhimas tidaklah mudah. Ia memahami perasaan Dhimas kini bagai buah simalakama.. Ia harus memilih salah satu di antara ke dua orang temannya. Salah satunya merupakan teman semasa kecil..dan yang satunya adalah teman satu letting nya di kepolisian. Semuanya memiliki ikatan yang cukup kuat pada Dhimas. Ia jelas tau..salah satu dari mereka harus dikorbankan..

Namun bagi Bagaskara.. apapun hasil dari perbincangan nya dengan Dhimas..ia akan tetap mempertahankan Bulan di sisinya. Kali ini tidak ada opsi lain bagi nya. Tidak akan ada "mengalah" kali ini. Dhimas harus mengerti bahwa kali ini hatinya telah memilih Bulan.. Dan ia siap dengan segala konsekwensinya.

" Bagas.. sebenarnya apa kau telah mengenal gadis itu sebelum nya? Sebelum pertemuan kita di restoran tepi pantai malam itu dengan Dhany dan Bulan." Dhimas langsung membuka perbincangan mengarah kepada pokok permasalahannya.

" Sejujurnya..kami memang belum pernah bertemu.. malam itu pertemuan pertama. Tapi aq sudah merasakan ada hal yang berbeda di antara kami berdua." Bagaskara menerangkan.

" Apa kalian mengalami love at first sight?" Antara menggoda dan bertanya, namun Dhimas menggunakan nada serius.

" Hmm..Honestly, I don't believe it. Bagi q itu hanya kekaguman semu.. Tapi aq tidak menyangkal bahwa sejak malam itu..aq sering memikirkan nya." Bagaskara mengenang saat itu, malam demi malam yang menyiksanya..Ia tidak tau bagaimanakah cara untuk bertemu kembali..atau hanya untuk sekedar melihat nya saja.. Ia tidak memiliki keberanian untuk itu.

" Lalu sejak kapan hubungan kalian mulai intens? Apa kau menghubungi nya di belakang q?" Dhimas terlihat semakin antusias..

" Semua berjalan begitu saja, Dhim.. Saat ia mengalami penjambretan waktu itu..aq mendampingi nya saat dimintai keterangan." Bagaskara menjelaskan.

" Kenapa kau yang mendampingi?" Dhimas mengerutkan alisnya.

" Yah..saat itu dia sendirian..dan sakit magh nya kambuh. Dan sepertinya dia juga sedang kurang fokus. Aq tidak mungkin membiarkannya sendiri." Bagaskara membela diri.

" Apa dia tidak menghubungi Dhany? Saat itu kekasihnya masih Dhany bukan?" Dhimas mencecarnya.

" Yaa.. sepertinya mereka tengah bermasalah. Dia enggan menghubungi Dhany saat itu. Kau ini kenapa? Apa kau pikir aq mencari kesempatan dalam kesempitan?" Bagaskara mengajukan pertanyaan balik.

" Of course, Bagas..ini terlihat sangat tidak alami bagi q. Bulan dan Dhany putus, tiba-tiba kau hadir menggantikan posisinya." Dhimas mengutarakan poin utama dari rasa penasarannya. Bagaskara terdiam..

" Tapi aq yakin.. aq mencintai Bulan. Mereka berdua belum menikah.. Sekedar saran q.. perlakukan pasangan mu dengan baik.. karena mungkin saja ada yang mengidamkan posisi mu sebagai pemilik nya." Jawaban Bagaskara singkat..padat..dan mau tidak mau Dhimas menyetujui nya.

" Ya..kau benar.. sebelum janur kuning melengkung..masih bisa ditikung. Hhh..Dhany..kau belum beruntung kali ini." Dhimas menambahkan.." Tapi sejujurnya aq lebih menyetujui kau yang mendapatkan Bulan.. Gaya hidup Dhany.. terlalu tinggi..kasihan Bulan, dia sering diabaikan oleh Dhany. Sungguh..Dhany merupakan seorang kekasih yang buruk."

" Trims, Dhim..aq paham posisi mu. Tapi kau harus tau..aq benar-benar mencintai Bulan. Aq tidak pernah melakukan sesuatu untuk senang-senang sesaat saja. Kau tau aq bukanlah pemain cinta. Aq serius dalam hal ini." Bagaskara menghela nafas nya.. perdebatannya dengan Dhimas telah berakhir.

Kemenangan di pihaknya.

" Segera nikahi dia.. Dhany tidak akan membiarkan mu memiliki Bulan. Aq mengerti karakter nya. Trauma keluarga yang ia alami di masa kecilnya menyebabkan psikologis nya agak terganggu. Gangguan itu hanya muncul jika ada yang merebut miliknya..dan kini itu terjadi..kau merebut Bulan dari sisinya. Bagas.. berhati-hati lah..dia tidak segan melukai seseorang..aq pernah menjadi saksi kegilaannya." Pernyataan Dhimas membuat Bagaskara terdiam.

"Apakah separah itu?" Bagaskara mengkhawatirkan Bulan..

" Ya..kau jaga Bulan..aq akan mencoba mengawasi Dhany semampu q. Tapi kau tau sendiri..ini tetaplah tidak akan maksimal." Dhimas menasehati.

" Ya..aq tau..aq akan melakukannya.. secepatnya.."