Chereads / Hirarki abu-abu / Chapter 83 - Logika Cinta

Chapter 83 - Logika Cinta

Apakah saat ini q diizinkan untuk mengatakan bahwa aq pun manusia biasa..punya rasa, punya hati, dan juga sakit hati. Jika cinta telah begitu kejam memperlakukan q, lalu mengapa aq tidak melakukan hal kejam juga untuk merebut cinta q sendiri? Jika dilihat dari sudut pandang mu, aq lah penjahatnya. Aq akan secara teratur mendekati mu.. sedikit demi sedikit. Menghalangi tatapan matamu agar hanya menoleh kepada q. Mendirikan tembok tinggi yang kokoh dari semua arah penjuru mata angin untuk memisahkan mu dari setiap potensi cinta yang lain. Membuat mu merasa nyaman dan aman dalam kuasa dunia q. Merebut hati mu dalam diam..kemudian aq akan menjadi sepasang tangan yang akan selalu kau cari dalam setiap langkah mu. Dan akhirnya..kau akan menjadi milik q seutuhnya..Bulan..

Tatapan mata Bagaskara begitu menusuk. Ia seolah berbicara dalam berbagai ungkapan namun sama sekali tidak ia sampaikan. Bulan yang terpaku menunggu kalimat-kalimat misterius dari nya sungguh tidak tahan lagi menahan debaran dada yang berdebur seperti ombak di tengah badai. Berhenti memikirkan segala sesuatu dikarenakan harapan yang begitu besar atas jawaban apapun yang akan diberikan. Saat itu..udara seperti berhenti.

" Bagaskara..aq tidak ingin tersesat dalam labirin mu. Please..jangan kau simpan sendiri. Aq pun berpacu dengan waktu. Setiap kalimat mu menjadi acuan q untuk berpegangan. Karena langkah kaki q masih belum q putuskan." Bulan menguatkan tekatnya untuk tidak mau mengalah pada irama yang dilantunkan oleh Bagaskara. Karena ini berurusan dengan masa depannya. Ke arah mana kakinya melangkah kali ini adalah menuju dua pintu masa depan yang benar-benar berbeda satu sama lain. Ia tidak mengizinkan kecerobohan itu menggilasnya lagi. Kali ini harus benar-benar berbeda.

" Bulan.. aq akan tetap bertahan di sisi mu. Aq tau posisi q lah yang salah. Aq menyadari bahwa saat ini kau masih menjalani hubungan dengan Dhany." Kata-kata Bagaskara terhenti sesaat. Seperti mengeluarkan kalimat-kalimat yang sangat berat untuk diucapkan olehnya, bahkan sepertinya ia pun bertengkar hebat dengan logika yang selama ini ia pegang teguh. Walau sulit untuk berdamai dengan logikanya saat ini..tetapi hatinya mengatakan hal yang bertentangan. Hatinya telah memilih..menceburkan segala yang ia miliki untuk merebut pujaan hati. Kali ini..hati nya lah yang memilih jalan tidak biasa. Memahami segala resiko dan sakit hati yang sangat besar kemungkinannya akan membunuhnya secara kejam jika ia tidak berhasil memenangkan pertarungan cinta nya. Kali ini..logikanya dipaksa mengalah..kali ini..hatinya yang memegang kendali. Dan Bagaskara bertekuk lutut menyerahkan segala bentuk pertahanannya untuk merebut sang pujaan dari genggaman kekuasaan yang lain.

Sekaranglah waktunya..

" Aq menawarkan pada mu cinta yang lain. Aq merelakan separuh dirimu dalam kuasanya, hanya untuk saat ini saja. Aq juga menginginkan cinta mu. Dan kali ini..aq mencoba menahan ego q sampai ketika pada waktunya..kau benar-benar harus memilih..antara aq atau dia..yang akan menjadi pendamping hidupmu."

Waktu benar-benar berhenti di sekitar mereka saat itu. Bulan tidak percaya atas apa yang baru saja ia dengar. Tidak pernah ia berfikir untuk menjalin hubungan cinta dengan dua pria sekaligus dalam satu waktu. Oh, ini tidak benar..ini..bukankah ini pengkhianatan? Dan pengkhianatan ini ditawarkan oleh seorang Bagaskara? Mimpi-mimpi yang selama ini membayangi ternyata mengantarnya dalam sebuah ruang elegi yang sungguh bertentangan dengan apa yang selama ini ia hormati. Tetapi mengapa hatinya berteriak kegirangan? Seperti ada letupan-letupan kecil yang menghangatkan tubuhnya, melegakan aliran darah yang sempat terhalangi oleh ketidakpastian dan kira mengira yang berlompatan di kepalanya. Pernyataan seorang Bagaskara.. seperti memberikan pijakan kaki untuknya berdiri sementara kaki satunya di pijakan yang lain. Bulan paham..ini bukan jalan yang mudah. Kemungkinan untuknya tergelincir atau hilang keseimbangan akan berkali lipat resikonya. Dan sudah banyak korban yang nelangsa karena permainan ini. Walau ia juga tau..kisahnya tidaklah sama..akan tetapi..resiko itu akan tetap menghantui dirinya.. semua ada waktu..dan keputusan itu akan ada di tangannya. Dua hati yang luar biasa itu kini merunduk di hadapannya..menyerahkan segala keputusan pada nya. Bulan merasa mulai sesak..takut akan tiba nya saat itu..di mana keputusan untuk memberikan cintanya pada satu hati sedangkan ia harus menikamkan belati cintanya pada satu hati yang lain. Ia tau rasanya.. seperti hampir mati.

Oh Tuhan..jika pengorbanan cinta q selama ini masih belum cukup bagi q untuk meraih cinta pilihan mu..maka aq sedianya akan menyerah saja. Mengikuti titah mu untuk melanjutkan semuanya sesuai rancangan takdir mu. Namun aq tak pernah mengira..akan dibenturkan dengan dua buah jalan..di mana aq harus mematikan rasa hati yang lainnya jika q memilih hati yang satunya. Ini sama sekali tidak pernah ada dalam kamus cinta q..

Aq tau..hati q memilih Bagaskara. Namun Dhany telah memberikan hatinya pada q..aq pun telah menerimanya..

" Bagas..apa kau mampu bertahan dengan ini semua?" Bulan sedikit ragu atas keteguhan hati Bagaskara.

" Bulan..tidak pernah sebelumnya aq menawarkan hati q dalam situasi seperti ini. Namun setiap aq memikirkan mu..maka keinginan untuk memiliki mu semakin kuat. Aq tidak pernah seyakin ini. Aq tau..akan banyak rasa pahit yang menghadang q di depan. Tetapi untuk mendapatkan cinta mu..seutuhnya..aq yakin aq mampu bertarung." Bagaskara menggenggam jemari Bulan erat-erat. " Mungkin ini akan membuat q habis-habisan. Kau hanya perlu tau..aq sangat serius dalam setiap ucapan q. Aq tidak mengharapkan ada cinta lain yang ikut dalam arena selain aq dan Dhany. Ini ultimatum q."