Chereads / Hirarki abu-abu / Chapter 49 - Kompromi?

Chapter 49 - Kompromi?

Bulan merasa sedikit lega setelah bicara mengeluarkan beberapa ganjalan hati yang sebenarnya juga tidak selalu karena Darius. Dan Darius hanya sanggup mendengarkan dan mencoba menyetarakan frekwensi dengan berbagai pemikiran Bulan..kau tau..para wanita dapat memikirkan berbagai hal sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Makhluk yang rumit.. Tetapi cobalah untuk diam sesaat..berikan ruang untuk nya berkeluh-kesah..biarkan dia bernafas untuk mu.. biarkan mereka mendengarkan kata hatinya..dalam hal ini kau beruntung jika kau termasuk dalam kategori pembisik hatinya. Cobalah luruskan wanita mu dengan pemikiran logismu.. tetapi jangan dipaksakan. Demi waktu yang mengalir di antara kalian..satu persatu penutup hati akan terhubung dengan sendirinya. Hibur wanita mu..walau hanya dengan tatapan mata penuh pengertian atau dekapan melindungi dari mu, atau kalimat-kalimat ajaib mu. Semua itu berharga.

Darius mencari tempat yang tidak terlalu ramai..menepikan mobilnya ke tepi jalan.

" Bulan..dengarkan aq.." Darius berbicara lemah lembut..

" Segala gosip atau rumor di luar sana.. biarkan saja.. Teman-teman mu, sahabat-sahabatmu, mereka lah yang menyayangi dan tulus memperhatikan mu. Mereka tidak akan terpengaruh dengan itu semua. Mereka percaya pada mu..mereka lebih mengenalmu." Darius menyentuh dagu Bulan dan mengangkatnya sedikit..

" Sedangkan mereka yang sibuk di belakang mu dengan bahasan-bahasannya..tidak akan terpengaruh walau kau berusaha menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya. Apapun yang kau kumandangkan di telinga mereka akan selalu mereka belokkan sesuai dengan isi skenario imajinatif mereka masing-masing. Ada yang biasa saja, ada yang kejam, biarkan saja. Mereka akan menanggung konsekwensinya masing-masing. Hanya tunggu waktu saja. Jadi jangan bersedih..jangan terlalu difikirkan. Sekuat apapun usaha mu memperbaiki diri, akan tetap ada sekelompok orang yang membenci mu. Tetapi lihatlah..mereka yang sibuk membicarakan mu adalah orang-orang yang memiliki sifat tidak baik..penuh iri dengki..mereka sama..Seharusnya kau berbangga.. kau tidak diterima oleh golongan orang-orang semacam itu. Maka tersenyumlah, sayang.." Darius mencoba menghibur Bulan.

Darius mencoba melukis senyuman di bibir Bulan..namun yang ia dapati adalah raut wajah yang sepertinya memikirkan hal lain.

"Ada apa? Apa masih ada yang mengganggu pikiran mu?" Darius berkata pelan.

" Darius..aq pikir kita tidak bisa bersama.." Kata-kata Bulan yang di luar ekspektasi Darius membuatnya terhenyak sesaat..

" Kau bicara apa?" Darius mendadak merasakan degup jantungnya tidak teratur.

" Maafkan aq..aq tidak bisa menjalin hubungan dengan orang-orang yang masih selingkungan dengannya." Bulan menunduk.

" Apa maksudmu, Bulan..aq tidak mengerti." Darius mencoba mengalahkan rasa getir yang tiba-tiba menggelinding masuk ke dalam kerongkongannya.

" Kalian..walau bukan teman dekat..tetapi memori yang kita simpan hampir sama..Darius..setiap aq melihat mu..sedikit banyak aq akan melihatnya pula. Pembahasan pembicaraan kita pun sedikit banyak akan membahas hal-hal yang aq dan Leo juga bahas. Teman-teman mu beberapa di antaranya adalah teman-teman Leo juga. Dan aq tidak tahan." Bulan mengeraskan keputusan hatinya. Walau ia tau..Darius sulit untuk ia lewatkan begitu saja. Tetapi dia tidak ingin ambil resiko. Bulan sangat pemilih.. Dia melakukannya semata sebagai pelindung hatinya sendiri. Sebelum semuanya terlanjur semakin jauh dan semakin dalam.

" Aq tidak ingin tiap kali melihat mu bayangannya akan selalu muncul. Setiap aq mencintai seseorang, maka q lakukan itu dengan tulus, sepenuh hati..Tetapi di saat hubungan kami sudah tidak pada tempatnya maka aq akan mundur dan melepaskan tanpa ragu."

" Sulit melupakan orang yang kita cintai? Itu benar..tetapi salah satu cara q adalah dengan menjauhkan diri dari nya..dengan segala hal yang ada hubungannya dengan dia. Sampai suatu saat aq sudah siap menerima semua yang tiada bersalah itu kembali. Walau tetap untuk dirinya sampai kapan pun tidak akan q hapus sakit yang digoreskannya. Sengaja q biarkan di sana sebagai jejak hidup q. Tapi itupun butuh waktu."

"Lalu bagaimana jika aq memutuskan menjalin hubungan dengan mu? Sepertinya aq tidak akan mampu. Aq ingin memiliki cinta yang kuat, Darius. Bukan cinta yang takut dan setengah-setengah."