Hening..
Darius mencoba memahami isi hati Bulan. Kecewa yang berusaha ia tekan demi menghindari kesalahpahaman yang sangat amat mungkin terjadi saat ini. Dalam hatinya ia bertambah yakin..bahwa selama ini gadis yang ada di dalam setiap imajinasinya adalah Bulan. Segala karakter dan cara uniknya dalam mencintai sungguh membuatnya merasa menyesal..mengapa ia lambat menyadari bahwa wanita impiannya selama ini ada di sekitarnya. Di dekatnya. Seandainya ia lebih cepat menyadari, maka ia pastikan Bulan tidak akan pernah jatuh ke pelukan Leo. Waktu itu dia melewatkannya begitu saja. Seandainya ia dapat bertarung melawan waktu..kembali ke masa itu..sungguh..ia tidak akan pernah memberikan kesempatan itu pada pria lain. Mengesampingkan segala ego-nya dan mengerahkan segala kekuatannya demi mencuri hati wanita ini.
Namun sepertinya kesempatan saat itu tidak akan terjadi lagi kini. Karena memori itu sungguh sulit terhapus. Darius pun mengakuinya.
" Apa aq benar-benar tidak ada kesempatan, Bulan?" Darius merasa tubuhnya mendadak lemas.
" Aq tidak bicara begitu, Darius.. Aq hanya ingin menghapus bayang-bayang Leo..semua tentangnya. Dan aq tidak mungkin dapat melakukannya jika memilih mu. Semua butuh waktu, Darius. Aq tidak akan pernah memaksakan perasaan q terhadap sesuatu. Karena akan jauh lebih bahagia jika kita menemukan cinta tulus tanpa bayang-bayang masa lalu. Aq menginginkan cinta yang kuat, Darius. Bukan cinta yang mudah menyerah dan terpengaruh seperti yang terjadi kemarin, antara aq dan Leo." Bulan telah memasang perisai nya saat ini. Mulai memilah-milah pintu hati yang ia buka. Dan penyeleksian itu sudah pada batas akhir di mana ia akan memilih salah satunya..sebagai tempat menitipkan hati berikutnya.
Sayangnya..pilihan bukan jatuh pada pria di hadapannya saat ini.
" Aq mengerti persaanmu, Bulan..kau tau..aq tak akan memaksamu. Kesalahan q lah yang tidak menghiraukan mu saat itu. Seandainya ego q bisa q buang.. Aq membiarkan Leo mencuri hati mu di hadapan q. Seandainya q tau..kau lebih berharga dari penilaian q saat itu. Seandainya waktu dapat q putar kembali.
Dan aq pun tau..menghapus memori mu tentangnya tidak akan mulus jika aq yang melakukannya. Aq hanya akan menyiksa hari-hari mu ke depan dalam bayangan-bayangan Leo. Aq tidak menyadari bahwa cara mu mencintai adalah impian q dari dulu. Cara mu memperhatikan kekasih mu dan memperlakukannya dalam hati mu..membuat q iri. Seandainya aq yang menempati posisi Leo. Sungguh..lelaki yang benar-benar bodoh."
" Bulan..kau tau aq benar-benar menaruh hati padamu. Lalu..bagaimana aq harus menjalani hidup q jika kau tidak sudi menerima q? Beberapa hari belakangan ini kau sungguh memberi warna dalam setiap detak jantung q. Aq sungguh mendamba mu.. Katakan pada q..bagaimana aq harus mengahadapi ini? Aq tidak siap jika harus jauh lagi dari mu. Untuk sampai di langkah kaki q di sisimu saat ini tidaklah mudah, Bulan. Katakanlah pada q..apa yang harus q perbuat?" Ada nada penyesalan dalam setiap kalimat yang diucapkan Darius. Ini membuat Bulan menjadi semakin tidak enak.
"Darius..aq tidak memintamu untuk menjauhi q. Rasanya hampir mati saat q memaksakan diri untuk mengumpulkan keberanian membicarakan ini pada mu. Aq tidak ingin ada salah paham. Aq tau..kau tulus menyayangi q. Tetapi cinta harus dari dua arah kan? Bagaimana kau bisa berjalan dengan baik sementara sebelah kaki mu tidak mampu menopang beban yang seharusnya. Kau hanya akan terjatuh dan terjatuh pada akhirnya.