Chereads / Hirarki abu-abu / Chapter 34 - Masa Lalu nya

Chapter 34 - Masa Lalu nya

Berbagai hidangan mulai mengalir masuk ruangan. Beberapa pelayan dengan sigap mengatur penataan di meja makan. Hidangan kontinental dengan appetizer, main course, dan dessert ala Eropa Timur yang berbumbu tajam khas Yunani secara bergantian memanjakan mereka malam itu. Bulan memperhatikan..setidaknya ada sekitar tujuh wanita dan 10 pria rekan kerja Dhany yang hadir saat ini. Dia bertanya-tanya dalam hati..apakah salah satu dari tujuh wanita itu pernah menjadi kekasihnya? Dhany hampir memiliki semua hal yang diidamkan wanita untuk menjadi kekasih impian. Maskulin, gentleman, mapan, punya karir yang menjanjikan. Dia penasaran.

Achiles tiba-tiba berbisik, " Kau pasti ingin tau..apa salah satu dari wanita-wanita di sini adalah kekasih Dhany?"

Bulan tersedak,"uhuk..Kau..apa kau bisa membaca pikiran orang sekarang?"

Achiles, " Di kening mu..ada tulisannya."

Bulan, " Sembarangan kau. Kau pikir kening q monitor handphone?"

Achiles, " Tenang saja, sepertinya Nadia tidak hadir."

Bulan, " Diam kau. Atau kau tidak akan mendapat bantuan q untuk mendapatkan nomor wanita berbaju biru di seberang mu."

Achilles, " Ah, sial.. Bulan, kau selalu saja berhasil menekan q."

Bulan tersenyum geli, " Salahmu, sedari tadi air liur mu menetes karena kau lupa menutup mulut mu karena melihatnya terus. Kau membuatnya takut, Achilles."

Achiles memberengut, menyadari bahwa tingkahnya diperhatikan Bulan sedari tadi dan dia tidak menyadarinya. "Oh, Bulan..aq akan berhutang pada mu jika kau memperkenalkan q pada si manis itu." Ayolah, bantu aq, ayolaah.." Achilles mulai merengek. Bulan memutar bola matanya. Repot sekali punya teman seperti ini. Setiap kali menyukai seorang wanita selalu panggil bantuan walau hanya untuk meminta nomor handphone.

Tiba-tiba Bulan merasa pinggangnya di sentuh dan ditarik. Dhany merengkuhnya dengan satu gerakan lembut namun bertenaga. "Apa kau menginginkan sesuatu selain yang dihidangkan saat ini?" Dhany mendekatkan wajahnya pada Bulan. "Tidak, ini sudah lebih dari cukup, Dhany.. Kau teruskan saja perbincanganmu dengan teman-teman mu. Aq sedang berbincang dengan Achiles. Dia meminta q untuk membantunya mendapatkan nomor handphone teman mu yang duduk di seberangnya." Bulan menahan senyum. Dhany mengangguk sembari melirik ke arah Achiles. Dan dia pun mendapati Achilles yang berkali-kali mencuri pandang pada wanita yang duduk di hadapannya itu. Dasar Achilles, kenapa tidak mencoba mengajak wanita incarannya mengobrol terlebih dahulu? Dhany menggelengkan kepalanya.

Acara makan malam berakhir hampir jam sepuluh malam. Setelah mengucapkan perpisahan untuk yang kesekian kali nya, dan mengambil gambar bersama akhirnya mereka pulang. Achilles pulang menggunakan taxi karena ada keperluan mendadak katanya. Bulan dan Dhany pergi mengambil mobil di parkiran.

"Bagaimana menurutmu teman-teman q,Bulan? Untung saja si manajer baru itu tidak datang. Dia terkenal mata keranjang. Sudah banyak yang menjadi korbannya."

"Korban? Maksudmu dia mesum?" Bulan berbalik tanya.

"Tidak, tidak seperti itu..dia agresif jika ada wanita cantik di sekitarnya. Dan selama ini dia selalu berhasil dalam melumpuhkan target." Dhany menjelaskan.

"Oh, begitu..piawai sekali..play boy kelas berat sepertinya. Nasib baik aq sudah divaksinasi sejak bayi. Jadi sel-sel imun tubuh q akan langsung menolaknya jika dia menyerang q." Bulan mengangkat tangannya di depan dadanya seakan membuat perisai pertahanan. Dhany, " Semoga kau tidak punya kekebalan imunitas melawan q."

Bulan, "...."

Di dalam mobil, Bulan merapikan rambutnya. " Apa kau tidak akan menceritakan sesuatu? Tentang Nadia misalnya?"

Pertanyaan Bulan yang tiba-tiba membuat Dhany terdiam sesaat dan tidak jadi menjalankan mobilnya. Menarik nafas sejenak.." Baiklah..Nadia..kami sempat menjalin hubungan selama sekitar 6 bulan. Tidak lama. Dan kami sepakat memutuskan hubungan sekitar 3 bulan yang lalu."

Bulan menahan nafas..," Kenapa? Apa yang terjadi?"

Dhany melanjutkan, " Ibunya..menentukan kriteria yang cukup tinggi jika ingin menjadi pendamping anaknya."

"Berarti sebenarnya di antara kalian berdua tidak ada masalah?" Bulan merasa hatinya ikut sedih.

"Pada akhirnya pemikiran ibunya mempengaruhinya. Dia mulai dikenalkan dengan beberapa anak kenalan keluarganya yang dianggap lebih layak." Di bagian ini Dhany melayangkan pandangannya ke depan.. seperti melihat kembali luka yang ia rasakan waktu itu.

"Lalu bagaimana sikap Nadia?" Bulan merasa tenggorokannya mulai sakit. Dia tidak tau, antara merasa berempati tetapi ada sdikit kekhawatiran di sana setelah mengetahui bahwa Dhany memiliki hubungan yang diputuskan oleh pengaruh luar, dan bukan karena masalah dari diri mereka masing-masing. Kemungkinan besar cinta itu masih ada di sana.

Dhany, " Dia meminta maaf..dia mengatakan bahwa tidak sanggup menolak keinginan orang tuanya. Q anggap itu sebagai bentuk usaha mempertahankan hubungan yang sangat payah. Mudah sekali menyerah. Tetapi itu lebih baik, dari pada jika q pertahankan tidak ada gunanya."

Bulan, " Kau yakin?"

Dhany, " Ya, saat menikah, kita juga harus bisa menerima keluarga pasangan. Untuk apa bersusah payah untuk keluarga yang tidak menginginkan kita masuk menjadi bagian dari mereka?"

Bulan, " Ya..itu memang benar..tetapi menurut q..kau adalah pria impian setiap wanita.. kau baik dan segalanya..kau pasti mampu meraih kesuksesan di masa depan jika mereka mau bersabar "

Dhany mulai menjalankan mobilnya.."Biarkanlah mereka dengan standar nya sendiri..Aq hanya fokus untuk meraih hati mu saat ini."

Mobil berputar sejenak mengikuti alur jalan parkir di basement. Mereka berdua terdiam dalam fikiran masing-masing.. Perbincangan singkat barusan ternyata mampu membuat hati Bulan menjadi bergejolak. Merasa tidak nyaman masuk di antara sebuah hubungan yang putus dikarenakan paksaan keluarga.. Sepertinya ada yang salah..