Chereads / Hirarki abu-abu / Chapter 31 - Pertimbangan

Chapter 31 - Pertimbangan

Dhany ๐Ÿ’Œ, "Hi, sedang apa? Bagaimana persiapan wisuda mu?"

Bulan ๐Ÿ’Œ,"Every thing under control..tinggal nunggu hari H aja. Skr lg chatting..Kau sedang apa?"

Dhany ๐Ÿ’Œ," Aq baru pulang kantor. Tadi ada rapat sebentar. Lanjut makan malam di kantor."

Bulan ๐Ÿ’Œ," Sering pulang malam ya?"

Dhany ๐Ÿ’Œ," Sering, tapi tergantung pimpinannya juga. Lihat sikonnya juga. Kenapa?"

Bulan ๐Ÿ’Œ,"Gak papa"

Berarti seandainya aq bersamanya, waktu untuk q sedikit sekali ya..Pikir Bulan sendiri.

Dhany ๐Ÿ’Œ," Bulan, 2 minggu lagi aq akan pindah ke kota mu."

Bulan ๐Ÿ’Œ," Benarkah?"

Dhany ๐Ÿ’Œ,"Ya..ada penugasan untuk q di sana selama beberapa waktu. Bagaimana menurutmu?"

Bulan ๐Ÿ’Œ," Keren๐Ÿ‘.. Apa kau akan merayakannya?"

Dhany ๐Ÿ’Œ,"Tentu saja..q jemput kau besok malam. Kita akan makan-makan bersama beberapa teman q."

Bulan ๐Ÿ’Œ,"Oh..maka aq akan sendirian di sana..ajaklah Achilles ikut serta. Apa bisa?"

Dhany ๐Ÿ’Œ,"Tentu saja. Nanti akan q kabari Achiles untuk ikut."

Bulan ๐Ÿ’Œ," Baiklah..terimakasih."

Dhany ๐Ÿ’Œ,"Apapun asalkan membuatmu nyaman, Bulan.."

Bulan ๐Ÿ’Œ,"...."

Kalimatnya barusan malah membuat q tidak nyaman.. oh, baiklah..kita tunggu besok..bagaimana perkembangannya. Setidaknya ada Achiles di situ. Teman-temannya..pasti besok dia akan disibukkan dengan teman-temannya. Dan..apa dia serius pindah tugas di kota q? Apa ada hubungannya dengan pernyataannya tempo hari pada q? Dia tau setelah wisuda aq akan kembali ke kota q. Apa aq tidak terlalu berlebihan jika mengira bahwa dia sengaja pindah karena tau aq akan tinggal di sana? Waktunya sangat pas sekali. Tapi..bukankah mengurus pindah tugas itu tidak mudah? Kenapa dia cepat sekali? Mungkinkah kebetulan saja? Aah..Achiles..aq belum bertemu dengannya akhir-akhir ini. Setiap kali dia mengatakan sibuk, ada kegiatan, sedang tidak enak badan..sungguh sukar dipercaya. Tiingg! Handphone Bulan berbunyi, pertanda pesan masuk.

Achiles ๐Ÿ’Œ,"Lan, besok jemput aq ya.."

Bulan ๐Ÿ’Œ," Jemput? Mau ke mana?"

Achiles ๐Ÿ’Œ,"Acara nya Dhany..Dhany bilang kau hanya akan ikut jika ada aq. Karena kau takut jika teman-teman nya tidak membuatmu nyaman."

Bulan ๐Ÿ’Œ,"Dia bilang begitu? Hmm..baiklah..aq akan memberi kabar padamu besok."

Achiles ๐Ÿ’Œ,"Baiklah..sampai ketemu besok malam..teman q."

Bulan ๐Ÿ’Œ,"Teman kata mu? Teman macam apa yang menjual data temannya sendiri kepada orang yang tidak dikenal?"

Achiles ๐Ÿ’Œ,"Tidak dikenal? Bulan, aq mengenalkan mu pada pria lajang berkualitas di kota ini. Banyak gadis yang menginginkan mendapat kesempatan seperti mu sekarang. Percayalah..kau tidak akan menyesal kali ini."

Bulan ๐Ÿ’Œ,"Seharusnya kau meminta persetujuan q lebih dulu ๐Ÿ˜’. Kau pikir data-data q untuk konsumsi publik? Aq tidak nyaman, Achi."

Achiles ๐Ÿ’Œ," Aq hanya melakukannya pada Dhany..dia sangat cocok untuk mu, Bulan..Percayalah."

Bulan ๐Ÿ’Œ,"Kita lihat saja nanti. Apakah dia memang sebaik yang kau promosikan."

Achiles ๐Ÿ’Œ,"Yakinlah..kau akan berhutang pada q."

Bulan ๐Ÿ’Œ," Sampai ketemu besok."

Dan malam pun bergulir..menyelimuti pikiran Bulan yang tidak menentu. Ia ingat percakapan waktu itu dengan pak Bos. Sebenarnya ia tau arah pembicaraannya. Pak Bos tidak menyukai keadaannya saat ini. Dia tau ada Marven dan Darius yang berusaha mendekati Bulan. Mereka dari tim kerja yang berbeda namun bersebelahan ruang kerja. Tidak masalah sebenarnya jika Bulan tidak memilih salah satu dari mereka berdua. Tetapi sikap terbuka Bulan..seperti memberi harapan kepada ke dua pria ini. Dan persaingan makin menajam seiring mendekatnya hari wisuda. Aroma persaingan akan sangat terasa saat kedua kelompok ini bertemu atau berpapasan. Dan tanpa ada yang memutuskan, semuanya sependapat bahwa sang pemenang adalah yang dipilih Bulan untuk menjadi pendamping wisudanya.

Dan pak Bos paham..dia harus mempersiapkan apapun yang terjadi nanti. Apapun yang Bulan putuskan. Dia berharap..tidak akan terlalu menyakitkan.

Dan Bulan pun punya alasan..mengapa hingga saat ini ia tidak menyambut uluran tangan Marven atau pun Darius.. Semakin lama ia mengulur waktunya..akan semakin baik. Ada sebagian dari hatinya yang memintanya untuk melupakan apapun yang berhubungan dengan kisah cintanya yang lalu. Apapun bentuknya itu. Ada rasa ingin pergi jauh dari tempat itu. Tempat nya menyimpan memori yang tidak akan mungkin terhapus dengan seseorang dari lingkungan yang sama. Dia hanya akan mengganti aktor dalam memorinya. Dan selebihnya akan sama. Maka siapapun yang dia pilih hanya akan menjadi aktor pengganti Leo. Bulan tidak ingin memaksa dirinya untuk melupakan. Karena itu adalah tugas dari sang waktu. Tetapi dia memutuskan untuk membiarkan semuanya berjalan seperti biasa. Kenangan indah ataupun menyakitkan..akan menjadi suatu rangkaian utuh yang tidak mungkin bisa kau tolak. Cara terbaik menyembuhkan luka adalah dengan menerimanya. Menerimanya sebagai bagian dari dirimu yang utuh. Yang memahatmu hingga ke wujudmu saat ini. Dan berbahagialah nanti..karena tanpa tahapan-tahapan itu maka cerita hidup mu tidaklah indah.