Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Raja Iblis Pembunuh Raja Iblis

🇮🇩Koizumi_Taiki
--
chs / week
--
NOT RATINGS
22.4k
Views
Synopsis
Kanezuki Rei, seorang remaja SMA biasa, tinggal sendiri dikarenakan sebuah kecelakaan yang menimpa keluarganya. sekarang, dia hanya hidup bersama dengan sahabatnya yang sekaligus teman masa kecilnya. Kehidupannya tiba-tiba berubah drastis dikarenakan dia dipanggil ke Dunia Parallel oleh seorang Raja Iblis bernama Azazel. Azazel tidak memiliki tubuh dan hanya berada didalam [Astral Body] bagaikan hantu. Saat itu, Azazel meminta pertolongan kepada Rei. Bukan untuk 'Membantu Azazel menyelamatkan Dunia', melainkan 'Seorang diri menyelamatkan Dunia'. Dia akan diberikan kekuatan, ingatan, dan semua milik Azazel hingga berubah menjadi salah satu Raja Iblis. Karena merasa bahwa sahabatnya sudah tidak terlalu membutuhkannya, Rei tanpa pikir panjang menerima tawaran itu. Tapi, apa yang dimaksud dengan 'Dunia' oleh Azazel, bukanlah 'Sebuah Dunia', melainkan Yggdrasil. Pada awalnya Rei memang tidak mengetahuinya, tapi setelah perjalanannya yang cukup lama, dia akhirnya menyadarinya. Untuk lebih lanjutnya, silakan baca light novel berikut ^^.
VIEW MORE

Chapter 1 - Prologue : Awal Mula Sebuah Cerita

Dunia yang kita kenal bukanlah satu-satunya dunia. Ada sebuah dunia yang berada di antara celah waktu atau biasa kita sebut dengan 'dunia parallel'.

Dunia yang dipenuhi dengan berbagai ras, seperti : Elf, Demonic Beast, Seraphim, Dewa, Iblis, dan masih banyak lagi. Namun yang paling ditakuti oleh seluruh dunia adalah 'Raja Iblis'.

Raja Iblis tidak hanya ada satu. Namun yang terkuat diantara para Raja Iblis, ialah Satan, Azazel, Astaroth, dan Lucifer. Empat Raja Iblis tersebut memiliki daerah kekuasaan masing-masing.

Banyak hal yang dapat ditakuti dari Raja Iblis, yaitu seperti kekuatan yang sangat luar biasa, selalu haus akan kekuasaan, selalu menginginkan perang, dan masih banyak lagi.

Kebanyakan dari mereka lebih memilih kepentingan diri mereka sendiri dan akhirnya banyak membuat kekacauan di dunia. Namun tidak semua Raja Iblis hanya menginginkan kekuasaan. Ada diantara mereka yang juga memikirkan tentang keadaan rakyatnya, salah satunya adalah Azazel.

Azazel adalah Raja Iblis yang disebut-sebut sebagai Raja Iblis yang memiliki rasa 'Kasih Sayang'. Satan yang mengetahui hal tersebut, mulai bersengkokol dengan Astaroth dan Lucifer untuk 'menghapus' Azazel dari dunia.

Pada suatu malam, saat itu terjadi, kerajaan Azazel yang awalnya adalah kerajaan besar yang dipenuhi oleh banyak penduduk dan hidup dengan damai. Kini telah berubah menjadi lautan api yang menyala-nyala, banyak mayat yang sejauh mata memandang, dan kerajaan tersebut telah dipenuhi oleh pasukan iblis. Meski begitu, tidak sedikit rakyat yang berusaha memperjuangkan apa yang mereka miliki, namun semua itu tidak ada gunanya.

"Kalian semua iblis yang tidak memiliki hati! Lebih baik kalian semua mat-… Uahh!!"

Teriak seorang pria yang mencoba untuk melindungi keluarganya.

"Hehh… kalian hanyalah manusia yang tidak bisa apa-apa, tapi omongannya besar!"

Kerajaan hanya dipenuhi teriakan dan pertarungan.

Sedangkan di dalam istana, terdapat empat pria yang sedang bertarung. Keempat pria tersebut masing-masing menggunakan jubah dengan warna yang berbeda seperti ungu, merah, abu-abu, hitam. Sepertinya itu adalah pertarungan tiga lawan satu.

"Apa yang kalian inginkan dariku?"

Seorang pria yang bertanya dengan nada terengah-engah karena melawan tiga orang sekaligus, dia adalah pria yang menggunakan jubah berwarna hitam. Dengan satu pedang ditangan kananya, dia mencoba untuk bertahan. Pria tersebut mulai kehilangan keseimbangan kerena luka yang telah diterimanya.

"Kami hanya menginginkan kau mati, Azazel!!"

"Apa maksudmu, Astaroth!?"

Setelah mendengar pernyataan dari pria yang menggunakan jubah berwarna abu-abu, pria yang menggunakan jubah berwarna merah maju beberapa langkah. Pria tersebut memiliki mata yang berwarna merah darah dan dia melemparkan tatapan tajam kepada Azazel.

"Seorang Raja Iblis tidak membutuhkan yang namanya 'kasih sayang'!!"

Pria tersebut berkata dengan nada yang keras, kemudian dia mengangkat salah satu tangannya dan mengarahkannya kepada Azazel.

"[Longinus]"

Sebuah tombak berwarna hitam pekat dengan bentuk seperti garpu tala yang mengapung di udara tepat di depan telapak tangan pria yang menggunakan jubah merah.

"Apa ada kata-kata terakhir, Azazel?"

Azazel menguatkan diri dan berdiri tegak dengan kepala menunduk ke bawah. Meski begitu, tidak lama kemudian dia mengangkat kepalanya dengan bangga.

"Sampai menggunakan Senjata Terkutuk hanya untuk membunuhku?"

Sambil berkata separti itu, Azazel tersenyum kepada mereka bertiga, itu membuat pria yang berjubah merah mengerutkan kening dan menjentikkan lidah.

"Kau itu kuat, itu sebabnya aku harus menggunakan senjata ini!"

"Kalian tahu, meski membunuhku sekali pun, aku tidak akan mati sepenuhnya."

"Ya. Meski begitu, apa yang bisa kau lakukan dengan jiwa tanpa tubuh?"

"Jika memang aku akan mati disini, maka aku akan memanggil seorang remaja yang berada dari dunia berbeda dan dia akan menjadi penerusku!!"

Mendengar ocehan dari Azazel, pria yang berjubah merah mulai kesal sambil kembali menjentikkan lidahnya.

"Tch… matilah KAU!!"

Setelah mengatakan itu, tombak yang berada di hadapannya langsung melesat ke arah Azazel, namun sebelum tombak tersebut menusuk tubuh Azazel, dia sempat tersenyum dengan sangat halus.

"Selamat tinggal, sahabat-sahabatku…"

Longinus melesat cepat dan menancap tepat pada dada Azazel. Serangan itu menghempaskan Azazel ke belakang. Setelah Azazel terjatuh, tombak tersebut langsung menghilang bagaikan serpihan cahaya yang berwarna gelap.

Azazel yang tergeletak di atas lantai mulai mengeluarkan banyak darah dan membuat lantai menjadi berwarna merah.

Ketiga pria tersebut mendekati Azazel dan melihat keadaan Azazel yang sekarat. Namun, bukan ekspresi menderita atau ketakutan yang ditunjukkan oleh Azazel, melainkan ekspresi bagai telah melihat keluarga yang telah lama terpisah dan akhirnya berkumpul. Azazel pun mulai menutup mata dan akhirnya mati.

Tidak ada yang mengetahui arti dari ekspresi yang ditunjukkan oleh Azazel. Tidak seorang pun.

Kematian Azazel menunjukkan bahwa apa yang mereka bertiga lakukan berhasil, namun hal tersebut bukan untuk Azazel seorang, melainkan para rakyat juga menjadi korban dan mengakhiri malam berdarah itu.

"Kalau begitu Azazel, seperti apa remaja yang kau katakan?"

Pria yang menggunakan jubah merah tersebut berbicara sambil menghadap ke langit-langit istana, dan tidak terduga pria tersebut mengeluarkan air mata dari salah satu matanya, kemudian mengusapnya dengan salah satu jarinya dan melihat air mata tersebut.

"Apa!? Apa aku menangis? Hah! Ternyata kehilanganmu lebih menyakitkan dari pada kehilangan ribuan prajurit, Sahabatku!"