Chereads / Raja Iblis Pembunuh Raja Iblis / Chapter 3 - Chapter 2 : Pergi ke Dunia Lain

Chapter 3 - Chapter 2 : Pergi ke Dunia Lain

Setelah menenangkan diri dan membersihkan wajahku dari sisa-sisa air mata, aku mulai merasa sedikit tenang. Namun aku melupakan sesuatu yang sangat penting. Itu adalah makan malam!

Dengan tujuan untuk membeli bahan makanan, aku segera kembali ke kamar dan mengenakan pakaian dengan cepat. Aku mengenakan T-shirt untuk pakaian bagian atas, sedangkan celana jeans untuk bagian bawah.

"Mm? Kurasa begini saja!"

Setelah mengenakan pakaian, aku langsung berjalan keluar rumah dan tidak lupa untuk mengunci pintu saat ingin pergi. Pada saat aku keluar dari halaman rumah, aku melihat sekeliling.

"Sangat sepi!"

Meski dengan suasana yang sangat sepi dan gelap, aku tetap berjalan ke arah supermarket. Kebetulan supermarket tersebut tidak terlalu jauh. Hanya sekitar dua blok dari rumahku.

Pada saat di perjalanan, yang dapat aku dengar hanyalah suara serangga dan anjing yang menggonggong tidak jelas.

Setelah sampai di depan supermarket, aku langsung bergegas masuk dan mengambil keranjang untuk membawa bahan-bahan yang akan kubeli. Aku membeli beberapa potong daging untuk sarapan besok, beberapa macam sayuran, dan sisanya adalah makanan ringan.

Saat aku ingin membayar semua bahan yang kubeli, lagi-lagi aku merasakan bahwa ada sesuatu yang gawat!

"Aku lupa membawa uang!"

Lagi-lagi ada sebuah tepukan di belakangku. Saat aku melihat ke arah datangnya tepukan itu, dia adalah Shin.

"Yo! Apa ada masalah?"

"Ah, Shin… tidak, aku hanya lupa membawa uang."

Mendengar itu, ekspresi Shin menjadi iba kepadaku, kemudian menawarkan untuk meminjamkan uangnya kepadaku.

"Apa ingin kupinjamkan?"

"Apa tidak apa-apa?"

"Tenang saja!"

"Baiklah… besok akan aku kembalikan."

Aku menerima kebaikan Shin yang ingin membantuku, jadi aku akan meminjam uangnya.

Setelah itu Shin bertanya kepada penjaga kasir tentang harga semua barang yang kami beli, kemudian dia membayarkannya.

Sepertinya Shin juga membeli beberapa bahan untuk makan juga. Yah… aku tidak perlu khawatir kepadanya, bukan? Karena dia adalah anak dari orang kaya, kurasa tidak masalah.

"Sudah, ayo kembali!"

"Terima kasih karena kau selalu membantuku Shin"

"Sudahlah…"

Aku hanya bisa menunjukkan senyum bahagia, karena aku memiliki sahabat yang sangat bisa dipercaya dan diandalkan.

Kami dalam perjalanan pulang, kami kembali bersama karena tujuanku dan Shin searah. Meski kami berpisah di persimpangan tepat sebelum rumahku.

Saat itu aku sempat ingin bertanya kepadanya tentang apa yang terjadi di gang tersebut.

"Shin…"

Tapi, setelah aku pikir kembali, sepertinya aku tidak perlu mempermasalahkan hal itu.

"Hm? Ada apa Rei?"

Dia melihat ke arahku untuk mempertanyakan apa yang ingin kukatakan tadi.

"Ah tidak, tidak jadi."

"Begitukah?"

Aku kembali menghadap ke depan. Sesampainya kami di persimpangan yang dekat dengan

rumahku, dia mengambil arah yang lain.

"Kalau begitu Rei, sampai besok."

Setelah berpamitan denganku, dia langsung kembali berjalan.

"Ya, sampai besok."

Setelah sampai di rumah, aku langsung menyiapkan makan malam. Aku juga meletakkan kembali bahan yang lain ke dalam lemari pendingin. Selesai makan malam, aku langsung pergi ke kamar untuk istirahat, kemudian merebahkan tubuhku ke atas tempat tidur.

"Haahhh… kenyangnya…"

Lagi-lagi aku kembali teringat tentang kejadian yang berada di jalan kecil itu. Mau bagaimanapun aku berusaha untuk mencoba melupakannya, bayangan itu selalu muncul di kepalaku.

"Lebih baik aku menanyakannya kepada Shin besok."

Setelah itu pun aku langsung tertidur.

--------Kemarilah, anak muda--------

Sebuah suara yang tiba-tiba terdengar dan suara tersebut langsung membuatku terbangun dari tidur.

"Apa itu?! Apakah tadi… hanya mimpi buruk?"

Karena aku merasakan perasaan yang tidak nyaman, aku memutuskan untuk memeriksa seluruh sudut rumah, namun aku tidak menemukan apapun atau seorangpun.

"Mungkin hanya perasaanku…?"

Setelah memeriksa seluruh bagian rumah dan tidak menemukan apa-apa, aku memutuskan untuk tidur kembali.

Ketika aku telah berada di kamar, aku langsung duduk di atas tempat tidur dan melihat jam.

"Jam 2 pagi?!"

Setelah itu aku merebahkan tubuhku dan memutuskan untuk tidur kembali.

***

Criiiing---!! Suara alarm jam yang berada di dekatku langsung membangunkanku, setelah itu aku langsung mematikan alarm dari jam tersebut dan bangun dari tempat tidur ke posisi duduk.

Berkat suara yang terdengar pada tengah malam tersebut, aku jadi kurang tidur, terima kasih. Karena membayangkannya saja sudah membuatku gemetaran.

Tanpa kusadari, aku masih mengenakan pakaian yang tadi malam kukenakan untuk pergi ke supermarket.

"Apa tadi malam aku lupa mengganti baju? … Aku ingin mencuci wajahku saja."

Setelah bangun dari tempat tidur, aku ingin mencuci wajah. Namun, pada saat aku membuka pintu kamar, yang kulihat bukannya bagian rumah yang kukenal, justru pemandangan hamparan rumput hijau yang sangat luas, serta hembusan angin yang begitu nyata.

Aku benar-benar kagum dengan apa yang kulihat, bahkan hingga tanpa kusadari aku berjalan ke arah padang rumput tersebut dan meninggalkan kamar milikku.

"Luar biasa…"

Sungguh pemandangan yang benar-benar hanya ekspektasi jika dibayangkan.

Yang kulihat di depanku adalah hamparan padang rumput, di arah kanan merupakan hutan lebat dengan pohon-pohon yang luar biasa tinggi, di arah kiri aku melihat pemandangan gunung-gunung yang besar dan di bagian atasnya ditutupi oleh salju, sedangkan di arah belakangku, aku melihat...

"Ap-!! Oi, oi, oi! Pintu tadi menghilang ke mana??!"

Aku baru terbangun dari rasa takjubku ketika sadar bahwa pintu yang kumasuki sebelum pergi ke tempat ini menghilang.

"Apa yang sedang terjadi? Kenapa aku berada di tempat ini?"

Sialan! Aku benar-benar panik! Aku tidak bisa berpikir dengan tenang. Aku hanya bisa memegang kepalaku dengan kedua tanganku sambil ketakutan.

"Selamat datang anak muda, di dunia parallel!"

Aku mendengar suara yang benar-benar mirip dengan suara yang memanggilku pada saat aku tidur dan langsung membuatku melihat di sekitar dengan cepat, namun itu justru membuatku semakin panik karena aku tidak melihat siapapun di sekitarku.

Tidak lama kemudian, aku menyadari ada sesuatu seperti lingkaran sihir tepat di atasku.

"A-Apa ini?!!"

Tidak lama kemudian cahaya keluar dari lingkaran sihir tersebut dan menyinari tubuhku, sesaat setelah itu diriku yang tadinya panik langsung merasa tenang. Entah mengapa aku langsung merasa tenang karena cahaya yang dihasilkan oleh lingkaran sihir tersebut.

"Hah? Apa ini? Kenapa aku tiba-tiba menjadi tenang?"

"Tenanglah, aku tidak akan melukaimu!"

Kemudian aku mendengar suara tersebut lagi, aku memberanikan diri untuk bertanya.

"Siapa kau?"

"Aku hanyalah sebuah jiwa tanpa raga."

"Apakah kau hantu?"

"Jika di duniamu, mungkin sebutannya begitu."

Barusan jika aku tidak salah dengar, dia bilang 'duniamu'. Apakah ini benar-benar dunia lain? Seperti dunia astral? Tempat para hantu dan roh? Apa aku sudah mati?!

"Apa maksudmu dengan duniaku?"

"Seperti yang sudah kukatakan, ini adalah dunia parallel."

"Jika ini benar-benar dunia lain, kenapa aku berada disini?"

"Akulah yang memanggilmu."

Memanggil? Jadi suara yang aku dengar tengah malam itu benar-benar terjadi?

"Kenapa kau memanggilku? Untuk alasan apa?"

"Aku ingin meminta pertolonganmu."

Dia meminta pertolongan dariku? Apa maksudnya? Jika ini benar-benar dunia parallel, seharusnya dia sadar bahwa aku tidak mengetahui apapun tentang dunia ini!

"Pertolonganku? Untuk apa?"

"Maukah kau mendengarkan ceritaku terlebih dahulu?"

Aku tidak mengerti apa yang sedang dia bicarakan, tapi apa salahnya jika aku mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu? Selain itu, bukankah ini adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk mengetahui bahwa dunia parallel itu sungguh ada?

"Baiklah!"

Setelah berkata begitu aku langsung duduk di atas padang rerumputan tersebut.

"Terima kasih."

Setelah penjelasan yang cukup lama, dia…bukan, maksudku Azazel. Dia meminta bantuanku untuk membuat dunia ini menjadi dunia yang lebih damai. Untuk sekarang, dunia ini telah menjadi dunia yang keseimbangan alamnya sangat terganggu dikarenakan ulah para Raja Iblis yang selalu ingin menguasai dunia.

Telah banyak usaha yang telah dilakukan ras-ras yang berada di dunia ini untuk membunuh Raja Iblis yang bertindak semena-mena hanya untuk kepuasan diri sendiri, namun usaha mereka gagal.

Berbagai ras juga telah membentuk aliansi namun tetap gagal. Lalu Azazel memberitahuku bahwa dia juga pernah menjadi Raja Iblis namun dia dibunuh, bukan karena dia jahat, melainkan dia dibunuh oleh Raja Iblis lain.

"Jadi, kau ingin aku membantumu untuk membebaskan dunia ini dari Raja Iblis yang jahat?"

"Bukan. Aku ingin kau membebaskan dunia ini dari Raja Iblis yang jahat."

"Jadi begi-… Hah?!! Bagaimana caranya?!!"

"Aku akan memberikanmu kekuatan milikku dan seluruh ingatanku, kemudian aku akan

menghilang untuk selamanya."

"Kekuatan, ya? Bagaimana jika aku menolak?"

"Aku hanya meminta bantuanmu, jika kau menolak, maka aku akan mengembalikanmu ke dunia asalmu. Dimana kau selalu sendiri dan tidak ada yang memperhatikanmu."

Oi! Bukankah itu sama saja dengan mengancam?! Tapi, mendengar tawaran dari Azazel, bagiku tidaklah buruk.

Menyelamatkan dunia, ya? Kedengarannya menarik.

Tapi, itu berarti aku meninggalkan kehidupanku yang lama, dan juga sahabatku. Ini benar-benar pilihan yang sulit! Namun, jika dipikir-pikir kembali, Shin adalah orang yang populer, dia juga memiliki pacar dan keluarga yang kaya. Sedangkan aku, tidak ada seorangpun yang menungguku.

Kalau begitu, ini adalah keputusanku. Hanya orang gila yang mengambil keputusan ini tanpa pikir panjang. Tapi ini keputusanku. Maafkan aku, Shin!

"Baiklah, aku terima tawaranmu, tapi ingatanku bagaimana?"

"Kau boleh menyimpannya. Kalau begitu tutup matamu dan tenangkan hatimu. Aku akan mulai memberikanmu semua milikku. Oh ya, saat nanti kau terbangun, pergilah ke arah utara, kau akan menemukan sebuah kota. Kemudian carilah seorang petualang dengan kemampuan mage untuk melihat kemampuan yang akan kau miliki. Dan untuk perbekalan, ketika kau berjalan ke arah utara, kau akan menemukan sebuah pohon besar yang tumbuh sendirian. Gali lah tanah tepat di bawah pohon tersebut. Itu saja."

"Baiklah, aku mengerti. Lakukan!"

Tidak lama kemudian aku pingsan karena efek dari sihir yang diberikan oleh Azazel.