Chereads / help you kill you / Chapter 28 - para malaikat tampan

Chapter 28 - para malaikat tampan

"leon, seperti apa wajah yonaa?" alice bertanya sambil merebahkan tubuhnya di sofa, kepalanya bersender dipaha leon. Karna sudah seharian berolahraga badan alice tidak tahan untuk hanya sekedar duduk, jadi dia merebahkan tubuhnya.

"mama?" leon melirik alice dengan senyumnya

Em.. angguk alice

"dia seorang wanita cantik, badannya tinggi kurus, senyumnya sangat indah, jika dia tersenyum matanya seperti bulan sabit dan garis halus mukanya terlihat membuatnya sangat manis. Mama memiliki tahilalat kecil di bawah pelipis mata kirinya, dia sangat manis. Dan juga rambut ikalnya yang panjang sangat cantik. Suaranya lembut sekali, aroma tubuhnya seperti mawar merah yang mekar dan yang terpenting dia seorang yang penuh kasih" leon mengingat saat pertama kali melihat yonaa dipanti asuhan

"pasti sangat cantik" sekilas alice membayangkan sketsa wajah yonaa, walau dia belum pernah bertemu dengannya namun alice merasakan kesempurnaan dari wanita itu.

"ya.. kamu benar" leon mengelus kepala alice yang berada di pangkuannya

"apa kau merindukannya?" suara alice pelan

"tentu saja, tapi hidup harus terus berjalan.. dia akan selalu kusimpan di salah satu sudut hatiku"

Leon melihat alice yang telah tertidur secara tidak sengaja, ia menebak pasti karna alice kelelahan sedari tadi berolahraga. Di usapnya lembut sudut mata alice menghapus airmata yang tersisa di mata cantik gadis itu.

Untuk beberapa jam leon membiarkan alice terus tertidur di pangkuannya. Dia memandang alice sambil sesekali membaca laporan xing grup di tabnya. Meski tidak ingin membangunkan putri tidur di pangkuannya leon terpaksa membangunkannya karna mereka harus pergi ke nite bar

"alice" bisik leon di telinga alice

Hm…

"alice, bangun kita harus ke nite bar beberapa menit lagi"

"hm.. lima menit lagi" suara samar alice dengan posisi masih tertidur.

Melihat tingkah imut alice, leon tidak tahan untuk menolak permintaan alice. Tapi dia juga tidak bisa membiarkan alice terus tertidur. Beberapa menit kemudian

Cup.. leon tiba-tiba mencium alice. mengecup lembut bibir gadis itu. Alice yang tertidur terkejut segera. Matanya langsung terbuka lebar.

"h..he..hei apa yang kau lakukan?"

"apa" leon hanya tersenyum tidak bersalah "aku hanya membangunkan putri tidur" senyum leon

"aish.." alice langsung berlari kecil meninggalkan leon, pipinya memerah.

"hahaha hei kamu mau kemana?"

"kita harus ke nite bar kan?, ayo cepat bersiap" jawab alice dari kejauhan.

"kamu bisa tidur lima menit lagi, nanti aku akan membangunkanmu lagi" leon menggoda alice

"tidak perlu!"

Mereka ahirnya sudah menuju ke nite bar. Melewati jembatan seperti biasa namun alice tidak bisa menemui tom dimanapun. Dia sedikit sedih dan menundukkan kepalanya sesaat sampai kemudian ringtone handphone leon berbunyi.

"halo" leon menjawab sebuah panggilan di ponselnya

"tuan, semua dokumen sudah siap, 55% saham jo grup sudah diambil alih xing grup"

"temui aku di nite bar malam ini dengan semua dokumen itu" jawab leon dingin

"baik tuan"

Baiklah alice, kita akan memulai semuanya beberapa hari lagi, apa kamu bisa menangani ini?

"siapa?" Tanya alice

"bukan siapa-siapa" leon memberi alice senyumannya agar alice tidak cemas.

"oke"

Sesampainya di nite bar.

"Kakak.." sapa dean dengan senyum cerianya

"hai kak" Kevin ikut menyapa alice dengan nada dan ekspresi datarnya lagi-lagi

"hai dean, Kevin. Oh ya Kevin apa kamu baik-baik saja kemarin?"

"oh itu, tidak apa-apa kak" jawabnya datar.

"syukurlah jika tidak terjadi apa-apa" alice terlihat lega, dia mulai berjalan mengambil celemek kulit dan mengenakannya di pinggang rampingnya. Begitu juga dengan leon.

"halo.." alice mengangkat telfonnya yang baru saja berbunyi

"alice… aku sebentar lagi menuju nite bar.. apa kamu ada disana? Aku ada berita hot hahhaa" suara sella senang

"benarkah?!… iya aku ada disini, cepatlah aku sudah merindukanmu" alice mulai membayangkan reunian yang menyenangkan dengan sahabatnya.

Duapuluh menit kemudian, pintu nite bar terbuka, sella memasuki nite bar dengan malu-malu, dia melihat sekeliling tatapannya langsung tertuju pada sekelompok orang di sebrang meja panjang itu

"selamat datang" senyum dean merekah

Seperti adegan pada drama romatis. Waktu seakan berjalan melambat bagi sella dan tiba-tiba terdengar backsound lagu romatis (paul anka-you are my destiny) di hatinya. Angin sepoi-sepoi seakan bertiup kesana kemari dihadapan ketiga pria yang dia lihatnya

Wow!!! Oh my GOD! Inikah surga? Mereka sangat tampan, malaikat berambut panjang itu sangat imut meski terlihat lebih muda dari yang lainnya tapi ekspresi datarnya sungguh mempesona, yang satunya lagi beraura ceria dan tampan dengan senyum merekah bagai buah delima oh tuhan.. dan juga tidak di ragukan lagi pemimpin mereka yaitu leon malaikat setengah iblis yang dingin namun aura ketampanannya dapat membuat orang buta bisa melihat kembali… oh alice!! Darimana kau mendapatkan mereka!!!

"sella?" alice memanggil pelan

Seketika lamunan gadis itu terhenti, dia kembali kekenyataan

"eh.. ehem, alice.." sella melankah ragu menuju mereka. Jantungnya tidak hentinya berdetak cepat seakan sedang mengikuti lari seratus meter.

"kakak siapa wanita cantik ini?" senyum dean yang bertanya pada alice.

Heh cantik? Dia memanggilku cantik? Suatu kehormatan tak terhingga yang mulia gumam sella dalam hati

"ini sella temanku.."

"sella ini dean dan Kevin juga kamu sudah pernah betemu dengan dia Leon"

"hai kak sella" jawab Kevin datar dengan anggukan sopan.

Sella masih tepana dia tidak mengedipkan matanya sama sekali dan senyumnya dari tadi tidak memudar bahkan hampir menganga. Bisa dirasakan dalam hati sella bahwa kini wajahnya terlihat sangat bodoh. Tapi dia tidak bisa mengkondisikannya, dia seperti terhipnotis.

"h..h..hai k..ke..kevin"

Oh andai aku memiliki adik setampan ini akan kucubit terus pipinya yang menggemaskan itu

Tatapan sella beralih ke pria tampan di sebelah Kevin

"hai sella… sepertinya kita seumuran dapatkah aku memangilmu sella?" senyum dean pada sella, Sikap manis dean tidak usah di ragukan lagi sambil tersenyum dia mencium telapak tangan sella seperti pangeran berkuda yang menemui seorang putri kerajaan

. "ah! Te te tentu saja" sikap dean membuat hati sella semakin tak karuan hampir saja dia pingsan namun alice segera membawa sella menjauh ke meja lain.

Sudah kuduga kamu akan terkejut seperti ini sella hahaha. Dia sudah menduga sella akan seperti ini. Di dalam hati alice tertawa senang.

"ayo sella"

"hahaha kau pasti terkejutkan?"

"eh.. e.. apa?" sella memyadarkan pikirannya. Butuh waktu beberapa detik untuk bisa mendengar ucapan alice di kepalanya.

"hahaha" alice tertawa lepas

"alice! Dimana kau mendapatkan malaikat-malaikat tampan itu! OMG.. jantungku hampir terlepas!"

"ceritanya panjang, apa kau siap mendengarkannya?"

"em" sela mengangguk kuat. Dia mulai berkonentrasi penuh pada alice. Kedua gadis itu asik bercerita di meja bundar sudut ruangan. Terkadang terlihat ekspresi sella berganti-ganti sambil mendengarkan cerita alice.

"tidak kusangka retenir itu sangat kejam padamu alice, beraninya mereka menjualmu!"

Sella menggengam tangan alice menunjukkan simpatinya. Alice membalas hanya dengan senyuman

"tapi aku lega kamu tidak apa-apa sekarang, jadi apa rencanamu kedepan untuk mengungkapkan semuanya? Aku akan membantumu!"

"sella, kamu telah banyak membantuku.. aku tidak ingin kamu mendapat masalah karna aku"

"lagipula leon, dean dan Kevin akan membantuku…" alice melirik leon yang berada di sebrang

"baiklah kalau begitu, tapi berjanjilah jika kamu membutuhkan bantuanku kamu harus mengatakannya, oke!"

"tentu saja… sella kamu memang teman terbaikku" mereka berdua berpelukan

"ehem.."

"leon?" alice melepaskan pelukan persahabatannya dia melihat leon sudah bediri di samping mereka membawa nampan berisikan dua cangkir kopi latte.

"aku membawakan kalian minum," leon menaruh secangkir latte di hadapan alice dan sella. Sella memperhatikan kedua cangkir tersebut. Di hadapannya secangkir kopi latte dengan busa susu berbentuk bunga namun di cangkir latte milik alice berbentuk hati yang besar.

Apakah benar-benar leon mencintai alice? Pikir sella sambil memandang wajah tampan dingin leon

"terimakasih" alice tersenyum sambil menyeruput kopi latte miliknya. Disudut bibirnya menyisakan busa kopi dengan segera jari leon mengusap bibir alice.

"lihat kamu harus berhati-hati meminumnya" kata leon ramah sambil tersenyum pada alice

"hehe.." alice hanya tersenyum pada leon

Mereka bedua seperti sepasang kekasih mereka tidak memperhatikan bahwa dari tadi sella melihat dengan tatapan terkejut

Apa yang kulihat ini nyata? Leon yang sedari tadi seperti setengah malaikat dan iblis ini tiba-tiba bersikap manis dan bakan tersenyum pada alice? Wah.. dia menjadi seratus persen malaikat di hadapan alice, gumam sella. Ekspresi tekejut sella berubah sedikit demi sedikit menjadi kehangatan.

Syukurlah, alice kuharap kamu mendapatkan kebahagiaanmu sekarang… jika pria tampan dan mempesona ini menyakitimu kamu masih punya aku yang akan menjagamu.

"baiklah aku akan pergi melayani pelanggan dulu, kalian bisa melanjutkan obrolan kalian"

"em" alice mengangguk.

"ada apa?" alice melihat sella yang sedari tadi termenung memandangnya

"ah tidak ada apa-apa" senyum sella pada alice.

"apa berita hot yang ingin kamu katakan di telfon tadi?"

"oh iya aku hampir lupa" sella menepuk keningnya karna kebodohannya.

catatan: (paul anka-you are my destiny) = salah satu lagu.