Chereads / help you kill you / Chapter 21 - Kecemburuan

Chapter 21 - Kecemburuan

di dalam bar suara musik lembut mengalir mengisi ruangan, kursi-kursi sudah penuh dengan orang-orang yang lelah dengan hari mereka dan menikmati ketenangan di dalam bar. Suasana terasa sangat nyaman bahkan alice tidak lagi merasa murung dengan tidak adanya leon dia dengan asik meracik minuman bagai bartender handal

"wah kak kau sudah terbiasa dengan ini sebelumnya?" dean memuji alice dengan gerakan tangan alice yang mahir menggerakkan shaker stainless khas seorang bartender.

"benarkah? Aku hanya mempraktekkan apa yang kau ajarkan tadi" jawab alice dengan wajah lugunya

"wah kak kau lebih baik dari pada dia" Kevin menyela dengan wajah datarnya.

"hahaha tidak, kalian jangan memujiku seperti itu" alice tersenyum lebar dia tau mereka hanya mecoba menghiburnya

"tapi apa benar kau tidak pernah melakukan ini sebelumnya kak?" dean mencoba memastikan sekali lagi

"mau ku beri tau rahasia kecilku?" alice berbicara santai. Kedua pria tampan itu hanya mengangguk penasaran melihat alice

"sebenarnya aku cepat dalam mempelajari sesuatu, bahkan orangtuaku sendiri saja kagum.." dengan bangga alice memamerkan bakatnya itu.

"aihh.. kau bercandakan" ejek dean.

"sungguh.. coba saja jika tidak percaya" balas alice dengan nada bercanda

"oke.. mari kita buktikan, bagaimana dengan ini" dean mulai menggerakkan dan memainkan gelas shaker ke atas dan kebawah layaknya akrobatik sulit di tangannya.

"hahaha apa kamu bisa menirukannya?" dean terlihat senang seakan yakin bahwa alice tidak akan bisa menirukannya

"tentu saja, seperti ini kan" alice mulai menirukan gerakan dean saat menggoyangkan gelas shaker persis seperti yang dean lakukan.

Kedua pria tampan itu tidak hentinya melihat alice dengan mata melotot dan mulut terbuka saat alice memainkan gelas shaker itu. Dan saat permainan alice berahir mereka tidak sadar bertepuk tangan begitu juga para pelanggan yang melihat alice di meja panjang bar itu.

"wow kak… kau memang hebat, pantas saja bos menyukaimu!" dean mengacungkan dua jempolnya pada alice

"hahaha kalian melebih lebihkan" alice tersipu malu dan mengambil gelas kosong dan mengelapnya untuk mengalihkan kedua pria tampan itu darinya. Keadaan kembali tenang seperti biasanya, nyaman dan malam semakin larut. Alice sesekali memalingkan pandangannya ke pintu masuk bar seperti mencari seseorang.

"kak kau menunggu seseorang?" kata Kevin datar.

"ah.. tidak hehe" alice mengalikan pandangannya dan tersenyum pada Kevin.

Apa yang aku pikirkan, dari tadi aku hanya melihat pintu itu berharap leon datang. Hais.. alice kau harus focus bekerja!

Sementara mereka asik membuat minuman sambil sesekali bercengkrama dengan beberapa pelanggan tiba-tiba pintu bar terbuka, terlihat seornang wanita sexy memasuki bar.. gaun mininya begitu sexy dengan rok di atas lutut memperlihatkan paha mulusnya dan gaun itu tidak memiliki lengan hanya menutupi setengah dada wanita itu. Semua orang melihat begitu terpesona.

"oh,.. bukankah baju itu terlalu kecil untuknya? Lihat buah dadanya seperti memberontak keluar" alice berbisik ke telinga Kevin dengan polosnya. Tanpa sadar Kevin yang tadinya meneguk air tersedak melihat yang alice bicarakan. Dia tebatuk dan mukanya memerah

"hei.. kamu tidak apa-apa?" alice menepuk punggung Kevin agar tidak tersedak

Apa yang aku bicarakan salah? Aih… Kevin kan lebih muda dari kami apa dia malu dengan yang aku bicakan tadi? Seharusnya aku tidak mengatakan hal itu aih… alice kau bodoh sekali! Gumam alice dengan memukul kepalanya pelan

"Kevin apa aku tadi mengagetkanmu hehe aku hanya tidak sengaja berbicara"

"haha tidak apa-apa kak, aku hanya merasa kata-katamu itu lucu sekali," Kevin tersenyum lembut pada alice

Kak kau lucu sekali, apa kau tidak pernah melihat wanita sexy sebelumnya haha ya walau sheren memang berlebihan hanya demi menarik perhatian leon selama ini.

Kevin menatap alice yang tiba-tiba raut mukanya berubah

"ada apa?" Kevin menjawab dengan raut muka datarnya

"barusan kau tersenyum? Wah…! Ini pertama kalinya aku melihatmu tersenyum, manis sekali" kata alice sambi tersenyum. Sekarang Kevin yang terkejut mukanya memerah, selama ini dia jarang sekali tersenyum atau tertawa. Bahkan dalam setahun bisa dihitung jari kapan dia tertawa.

"benarkah?" Kevin menjadi kikuk

"Em.." alice mengangguk perhatiannya teralihkan dengan wanita sexy yang tadi masuk dan sekarang duduk di sudut meja panjang bar dan sedang asik mengobrol dengan dean.

"Kevin siapa dia?"

"itu sheren dia sering mengunjungi tempan ini, dia suka dengan bos.. kak aku harus pergi sebentar" Kevin menjawab pertanyaan alice dengan datar dia masih tidak percaya barusan dia tersenyum karna alice. Kevin pergi meninggalkan dean dan alice untuk menenangkan pikirannya yang masih shock.

Alice yang tidak mengerti apa yang terjadi dengan Kevin hanya bertingkah biasa. Namun dia terus memikirkan apa yang dikatakan Kevin bahwa wanita itu suka pada leon. Alice merasa sedikit cemburu dia melirik wanita sexy di sudut meja itu dan menunduk sedih.

Sementara itu dean sedang membuatkan minuman yang biasa sheren nikmati

"hei dimana leon?" kata sheren dengan santainya

"bos sedang ada urusan" dean membalas dengan senyum cerianya

"kak, apa kau tidak kedinginan dengan pakaian seperti itu malam ini?" dean menggoda sheren dengan sedikit senyum nakalnya

"cih.. demi leon apapun kulakukan, kau seperti tidak tau saja" wanita cantik itu menyeringai di wajah cantiknya. Wajahnya perlahan berubah seperti penyihir cantik yang jahat siap untuk menyihir lelaki yang dia sukai. Dengan ketampanan leon yang melebihi rata-rata bukan tidak mungkin kaum hawa memperebutkannya begitupula dengan sheren, dia sudah mengejar leon dari beberapa bulan terahir, bahkan usahanya untuk mendapatkan leon tidak main-main dia sudah banyak menyingkirkan wanita yang mendekati leon dengan cara apapun seperti mengancam bahkan menyewa seseorang untuk meneror wanita yang menggoda leon. Namun usahanya belum membuahkan hasil hingga sekarang.

"hahaha baiklah" dean tersenyum. Hahaha kak sepertinya kau sudah kalah sebelum berperang, bos sudah memiliki gadisnya sendiri sekarang, gumam dean sambil melirik alice di sudut meja lainnya.

Sheren mengikuti pandangan dean dan pengelihatannya terhenti pada alice. Dia menatap alice penuh curiga.

Siapa wanita kurus dan tinggi itu? Dari pakaiannya dia terlihat sama dengan pakaian dean

"hei siapa gadis itu?" nada sheren mulai curiga

"oh kak alice, dia pegawai baru disini"

Apa pegawai baru? Sejak kapan nite bar memperkerjakan seorang wanita. Jika dia bekerja disini berarti dia akan bekerja bersama leon! Aish!!!

Kemarahan sheren mulai timbul nafasnya mulai cepat dan raut wajahnya menggelap.

"oh.. benarkah? Dari mana kau mendapatkan dia? Aku sepertinya pernah melihatnya" sheren bertanya pada dean dengan nada sombongnya

"hm.. bos yang memperkerjakannya" tentu saja kau pernah melihatnya saat dia bertelanjang kaki memasuki nite bar beberapa hari lalu gumam leon menyeringai.

"apa! Leon?!" sheren seakan tidak percaya apa yang di dengarnya. Dia menatap alice dengan tajam seperti mendapat saingan baru.

Cih… trik kotor apa yang dia pakai untuk mendapatkan leon, kita liat saja nanti.

Alice sekilas melihat sheren dia terkejut melihat tatapan sheren. Dan menunduk memalingkan pandangannya

Kenapa wanita itu memandangku seperti itu? Apa salahku?

Dia menundukkan pandangannya untuk beberapa lama seakan ada perasaan sedih dan cemburu di hatinya sampai tiba-tiba sebuah tangan kuat memeluk lembut pinggang alice dari belakang dan suara familiar terdengar berbisik di telinga kirinya

"sedang memikirkan apa? Apa kau merindukanku?" bisik leon pada alice membuat telinga gadis itu sedikit geli.

"eh!" alice kaget melihat leon di belakangnya sedang memeluknya lembut. Wajahnya memerah perlahan, detak jantungnya tak beraturan. Untung saja leon segera melepaskan pelukannya

"ayo pulang tapi tunggu, aku akan mengganti pakaianku dulu" leon tersenyum manis pada alice seraya pergi keruangannya. Alice melihat leon menjauh dengan jaket dan topi hitam yang dia kenakan.

Tiba-tiba suasana hati alice menjadi senang kembali. namun dia menyadari ada tatapan tajam ke arahnya. Benar saja sheren menatap alice tajam seakan ingin menjambak-jambak rambut gadis yang baru di peluk leon.

Sialan! Siapa wanita itu. Kenapa leon menyentuh gadis jelek itu! Selama ini bahkan ketika aku memegang tangannya saja dia langsung melepaskannya!

Sheren tau malam ini tidak ada kesempatan untuknya jadi dia memutuskan meninggalkan nite bar dengan dendam pada alice.

"aku pergi dulu!"

"baik kak, hati-hati" dean merasakan aura kecemburuan dari sheren, dia sedikit bahagia melihat wanita itu pergi tanpa harus dia usir secara halus seperti hari-hari biasanya.

"wah kak kau hebat bisa mengusur wanita itu" dean tersenyum pada alice

"heh? Aku? Apa yang aku lakukan?"

Dean hanya tertawa meninggalkan alice dan masuk ke ruangan leon.

"bos!"

"wow! Sudah lama aku tidak melihat otot-otot menggodamu itu hehehe" dean menatap leon yang sedang membuka bajunya

"hem.. ada apa?" leon hanya menjawab biasa

"hanya memberi laporan yang tadi siang kau minta"

Leon mencoba mengingat kejadian siang tadi, dia hampir saja lupa karna manager mata keranjang itu

"ow iya, bagaimana hasilnya" leon bertanya santai sambil mengancingkan bajunya

"haha kau tau kali ini aku menyamar menjadi penjual minuman hahha dan juga aku memberikan para preman itu obat pencahar diminumannya" dean terlihat tertawa bangga akan aksinya kali ini

"heh bagus" leon menyeringai mengangkat salah satu sudut bibirnya seakan merasa senang

"oya.. dari mereka aku mendapat informasi hutang kakak ada sekitar Sembilan ratus juta"

"oke kerja bagus, untuk saat ini itu saja sudah cukup" leon keluar dari ruangan di ikuti dean di belakangnya.

Mendapat sanjungan dari bosnya dean seakan mendapat angin segar. Sudah lama bosnya tidak memberi dia pujian.

Leon menghampiri alice

"ayo kita pulang.." senyum leon dan mata coklatnya begitu hangat menatap alice.

"kenapa? Ini kan belum jam tutup?" sela alice sambil menghampiri leon

"pagi-pagi besok kau harus mulai berlatih"

Oya benar yang dikatakan leon aku hampir saja lupa tujuanku.

"oke.. ayo.."

"tunggu dimana Kevin?" leon menatap dean yang di jawab gelengan kepala pria itu

"ow itu.. dia sedang pergi sebentar, sehabis aku mengatakan bahwa dia tersenyum sikapnya langsung berubah dan pamit pergi"

"apa! Wow kak selain kau bisa cepat belajar menggunakan sesuatu ternyata kau juga bisa membuat Kevin tertawa" dean kagum pada alice begitu juga leon karna mereka tau Kevin tidak pernah tertawa lagi setelah kejadian beberapa tahun lalu.

"ayo.." leon menggandeng alice keluar dari bar.