"hei alice… kemari!" leon mengejar alice kesana kemari melewati beberapa ruang dan berahir di lantai satu ruang tamu, dilihatnya gadis kecil itu bersusah payah mengatur nafasnya. Dan sesekali terbatuk karna tertawa sambil berlari.
"hahaha mau kemana lagi kamu…" leon mendekati alice
Menyadari leon mendekat, alice menjadi waspada dia bersiap ingin berlari tapi tubuhnya sudah lelah dan hanya bisa sedikit berjalan ke kanan dan ke kiri. Kini mereka berhadap-hadapan saat alice ingin melarikan diri dia dihadang oleh kedua tangan leon yang terlentang. Saat alice bergerak ke kiri leon dengan sigap mengarahkan tubuhnya kekiri begitupula sebaliknya.
"haha baiklah aku menyerah!…" teriak alice sambil tertawa ringan dengan tubuhnya yang lelah
Melihat ekspresi lemah alice dan kata-kata tanda menyerah , leon menjadi luluh dan menurunkan sedikit rentangan tangannya. Namun ternyata alice mencoba menipu leon lagi dan berlari melewati leon.
Tapi leon segera menangkap alice masuk dalam pelukannya
"ahhhh" alice terkejut
"hahaha kamu kira aku akan tertipu untuk kedua kalinya" seraya mencubit pipi alice
"hehehe…" alice hanya meringis dalam dekapan leon,
Jantung alice berdegup kencang dan keringat bercucuran dari dahi dan lehernya akibat berlari. Namun sekarang keringat itu lebih bercucuran memikirkan hal apa yang setelah ini akan terjadi
Sekarang apa yang harus aku lakukan… apa aku harus menciumnya.. pikir alice. Dia perlahan memandang wajah tampan leon. Mata mereka bertemu seakan menembus pemikiran satu sama lain. Alice menelan ludah yang bahkan tidak ada, matanya memandang bibir sexy pria di depannya membayangkan sentuhan lembut ketika tangannya menyentuh bibir itu tadi pagi.
"em… bolehkah aku membatalkan yang ku katakan tadi hehe" Tanya alice ragu.
"e'em" leon menggeleng dengan senyum tipis di bibirnya. Dia tiba-tiba menggendong alice dan berjalan menuju sebuah meja putih yang panjang khas di gunakan untuk minum wine. Diletakkannya alice di atas meja dan kedua tangan leon bersandar dimeja itu. Tubuh pria itu seakan menghadang alice untuk pergi. Alice yang kebingungan hanya menatap wajah leon dan berulang kali menelan ludah di mulutnya
Tubuh alice yang duduk di atas meja membuatnya lebih tinggi dari badan leon yang berada didepannya. Sehingga leon sedikit mendongakkan wajahnya saat melihat alice
"apa yang kau lakukan?" Tanya alice lirih
"menangih sebuah janji" jawab leon dengan santainya
"janji apa?" alice berpura-pura lupa akan yang terjadi, dia berharap leon bisa melepaskannya kali ini
Leon hanya tersenyum sambil menunjuk bibir sexynya dengan jarinya.
Wajah alice merona malu
Aish! Rencana Z memang ampuh tapi resikonya juga besar! Aku menyesal!! T^T teriak alice dalam hati
"oke oke baiklah tuan muda penagih janji, tapi pejamkan matamu"
"oke.." leon memejamkan matanya.
Alice mengambil nafas dalam… kedua tangan dinginnya merangkul rahang pria tampan itu,mendongakkan wajah pria tampan itu sedikit ke atas. Dia mulai menggerakkan wajahnya menunduk mendekati wajah leon. Alice mulai melihat wajah leon secara mendalam, wajah itu bagai pahatan yang sempurna bahkan dia bisa melihat bulumata leon
Ternyata bulu matamu sangat indah,
Semakin dia mengamati, pandangannya tertuju pada bibir sexy yang sebentar lagi akan dia rasakan kelembutannya bukan dengan tangannya namun dengan bibirnya, jantungnya bedetak makin kencang darah panas mulai mengaliri diseluruh tubuh gadis itu.
My first kiss.. bahkan dengan pacarku sebelumnya aku tidak pernah menciumnya… oh tuhan kuatkan diriku..
Hembusan nafas mereka mulai terasa satu sama lain dan beberapa detik kemudian alice memejamkan kedua matanya.
Chup…
Lembut,…Oh tidak! Aku menyentuhnya! Bibir pria tampan ini sudah aku nodai! Oh tuhan ampuni aku yang menodai maklum tampan yang hanya kau ciptakan seribu tahun sekali ini!, sekarang apa? Aku harus bagaimana? Pikir alice dalam hati dengan bibir mereka yang masih bersentuhan.
Perlahan leon membuka matanya dilihat gadis yang menciumnya ini memejamkan mata dengan ekspresi kegugupannya. Dalam hati leon juga merasakan kegugupan yang alice rasakan, darahnya menjadi hangat dan detak jantungnya berdetak sangat cepat. Namun dia menikmati ekspresi gugup alice yang terlihat lucu,
Leon kemudian tersenyum dan mencoba menggerakkan bibirnya memberikan sensasi mengejutkan seakan ingin memakan bibir gadis didepannya itu.
Oh tidak! Apa yang dilakukan pria ini, bukankah aku hanya berjanji memberinya kecupan.. tapi kenapa bibirnya mulai bergerak!
Alice membuka matanya, dengan gerak reflek alice mendorong leon agar wajah mereka menjauh.
"a a a apa yang kau lakukan?" suara lirih alice sambil menutup bibirnya dengan salah satu punggung tangannya.
Leon tersenyum menyeringai senang kemudian mendekati salah satu telinga alice dan berkata
"itu peringatan dariku, jangan pernah membuat janji seperti itu lagi pada siapapun kecuali aku, oke.." bisik leon lembut.
Gadis bodoh, bagaimana kamu bisa mengatakan hal seperti itu di depan seorang pria. Jika bukan aku mungkin kamu sudah berada di ranjang seseorang sekarang, kamu tidak tau seberapa menggodanya dirimu guman leon.
Kata-kata itu membuat alice bergidik dan wajahnya memerah. Belum sempat tersadar dari apa yang terjadi tiba-tiba leon menggendong alice di atas bahu kanan membawanya pergi menaiki tangga
"hei apa yang kamu lakukan?" Tanya alice yang seakan menjadi karung beras yang sedang dipikul
"latihan kita belum selesai… jangan berharap bisa kabur lagi tuan putri hahaha" suaran leon senang seakan memegang mangsanya untuk disiksa kembali.
"huaaa…. Bukankah tadi sudah cukup menyiksaku…" alice memberontak seakan ingin menghilang dari malaikat tampan yang berubah menjadi iblis tampan ini.
Mereka memasuki ruang gym lagi, kali ini leon mengajak alice untuk berlari dia atas tredmill setelah itu melakukan pushup, situp dan beberapa gerakan pendingin. Beberapa puluh menit telah di habiskan alice untuk berolahraga, dan ahirnya selesai
"ahirnya… owh badanku sakit semua, ini terasa seperti dikeroyok preman waktu itu ahhh" teriak alice seraya bediri berjalan keluar dari ruang gym bersama leon.
"hahaha setidaknya setelah ini badanmu akan bugar tidak memar seperti preman itu lakukan" kata leon sambil mengacak acak rambut alice.
"hah… jika tau seperti ini aku tidak akan mengatakan rencana Z ku padamu.." alice menyesali rayuannya tadi.
"hahaha…" leon tertawa senang sampai senyumnya hilang dalam sekejap oleh kata-kata alice yang baru saja di dengarnya
"kau sangat beruntung itu adalah ciuman pertamanaku, bahkan ketika pacaran dengan ken aku tidak pernah menciumnya" kata alice dengan santainya sambil memasuki kamar mandi dan menutup pintunya meninggalkan leon sendiri di luar.
Apa? Ken? Siapa dia? Dia mengatakan ketika mereka pacaran berarti alice memiliki pacar sebelumnya! Ahh aku bisa gila dengan pertanyaan ini!
"alice!" teriak leon dari sebrang pintu.
Alice mendengar samar suara leon dari balik guyuran air shower.
"iya ada apa?" jawab alice sambil mengusap rambutnya dengan sampo
"siapa ken?"
Hem? Ken.. apakah tadi aku mengatakan nama ken padanya?
"ken? Bukan siapa-siapa"
Bukan siapa-siapa katanya? Arrgg!
Leon merasa semakin frustasi dan tidak nyaman ahirnya sambil menunggu alice dia memutuskan untuk mandi di ruang sebelah. Air shower terdengar deras mengguyur badan sixpacknya hal itu sedikit mengendorkan rasa curiganya, leon mulai membersihkan keringat yang menempel di badannya setelah berolahraga tadi. Saat sedang membasuh rambutnya yang hitam dengan sampo dia mendengar samar-samar suara pintu dibuka, yap benar dugaan leon itu pintu kamar mandi alice yang terbuka pertanda alice sudah selesai mandi.
"aaaa!!! Apa yang kau lakukan!" jerit alice histeris.
Di hadapannya berdiri leon yang mendorong tubuh alice ke dinding. Leon menempelkan kedua tangannya ke dinding membuat tubuhnya sangat dekat dengan alice.
Yang membuat alice panik pria di depannya itu hanya mengenakan handuk putih menutupi pinggangnya. Tubuh bagian atas leon terekspos seluruhna dan dengan sisa tetesan air di otot-otot dan perut sixpack pria itu sangat menggoda.
"siapa ken?" jawab leon yang sedikit terengah engah karna berlari dari ruang sebelah dan langsung menemui alice yang mengenakan handuk kimono.
"apa!? kau bahkan belum menyelesaikan mandimu demi ingin tahu siapa ken?"
Apa dia gila? Astaga! Lihat roti sobek menggoda ini! Pikir alice sambil menatap badan topless leon.
Leon mengikuti arah pandangan alice dia tersadar hanya menggunakan handuk di depan wanita ini. Bahkan rambutnya saja masih tertutupi busa sampo. Wajah leon memerah menyadari kebodohannya.
"ah.. benar juga" leon berusaha menutupi badannya dengan tangan
"tapi aku sangat penasaran siapa ken?"
"hahaha… hanya karna ken? Ayolah leon selesaikan dulu mandimu, setidaknya bilas dulu sampo di kepalamu itu" alice menuntun leon masuk ke kamar mandi dan dengan cepat dia menutup pintunya dari luar.
Tidak bisa di bayangkan tadi dia melihat sesosok dewa romawi tanpa busana, hampir saja alice tidak bisa mengendalikan pikirannya karna pria itu. Alice mengatur nafasnya yang menggila.
Fyuhhh hampir saja jantungku copot… walaupun ini rumahnya tapi tetap saja aku ini wanita, setidaknya dia harus memakai pakaian dasar pria tampan mesum. Ketus alice dalam hati