"yaaa...Frangky Guk.. apa yang kau lakukan pada puteriku, sehingga air ketubannya pecah..." ucap Papi Riri yang datang setengah berlari dengan wajah yang kesal.
Prima pun menoleh, kemudian berusaha menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. ia tahu bakal banyak keluarga yang akan memarahinya. namun bagaimana lagi, kejadian tadi tak terduga sama sekali.
" Maaf papi...maaf... maaf... kami tak tahu bakal ada kejadian tadi, saya hanya menemani Riri makan Tahu goreng dan belanja cemilan " ucap Prima yang dahinya kena sentilan Papi Riri.
" sayaang...sudah jangan ribut - ribut...ini rumah sakit.. " ucap Mami Riri.
" Besanku selamat datang, maaf kalau kedatangan kalian kami sambut di rumah sakit " ucap Bibi Zhi han sambil membungkukkan badannya kemudian memeluk mami riri.
" Tak apa...aku mengerti dengan kejadian ini, tak ada yang perlu di salahkan ibu Zhi han. kami juga meminta maaf terlalu merepotkan kalian selama menjaga putri kami yang sedang hamil, dia pasti banyak maunya" ucap Mami riri sambil membalas pelukan Bibi zhi han.
" Uncle Frangky Guk... itu anjingnya kenapa dari tadi melihat ke arah Uncle " ucap Satria sambil mengucek matanya yang masih agak berat terbuka.
" haahh... busyeet nih anjing yang ngejar kita tadi. bener kata Riri sampai halaman rumah sakit dia ikutin " ucap Prima tak menyangka kalau anjing yang mengejar mereka tadi masih berada di sekitar rumah sakit, namun tak ada kegarangan maupun gonggongan seperti tadi yang ia tunjukkan sewaktu mengejar Riri dan Prima. yang membuat Prima melihatnya dengan keanehan, adalah kaki anjing tersebut, sepertinya sedang terluka. iapun mencoba mendekati bersama satria dengan perlahan. hingga sangat dekat.
" hhuuuhhh... kamu terluka ya sewaktu mengejar kami tadi,, ini anjing kenapa juga mengejar sampai sini , ya sudah ayo ikut " ucap Prima sambil menuju ruang apoteker untuk membeli obat agar bisa mengobati luka anjing tersebut. walaupun ia bukan dokter hewan setidaknya tugas dokter adalah menolong sekalipun itu hewan.
"ok..sudah beres" ucap Prima yang telah selesai mengobati luka di kaki anjing tersebut, anjing itupun lalu duduk di halaman rumah sakit dengan tenang.
*****
" kuat ya sweety...kamu pasti berhasil" ucap Zhi han sambil menggenggam tangan Riri dengan erat. melihat istrinya yang kesakitan ia sangat tak tega untuk meninggalkan, walaupun sebenarnya dalam hati zhi han iapun sangat ketakutan. karena ini baru pertama kalinya menemani wanita melahirkan. mendengarnya saja ia sangat takut dan khawatir apalagi menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri. namun sebagai seorang suami yang siap siaga untuk sang istri ia berusaha mengesampingkan hal tersebut.
Riri yang berusaha menahan kesakitan yang teramat sangat selalu menatap wajah suaminya yang sangat ketakutan. Riri tahu ini yang pertama kalinya buat suaminya mendampinginya melahirkan. ia berusaha menggenggam erat tangan suaminya agar mereka sama - sama saling menguatkan. walau Riri tahu ini adalah pengalaman keduanya melahirkan. namun tentu saja prisesnya agak berbeda , apalagi melahirkan anak kembar. proses melahirkan sedang berlangsung di ruang persalinan rumah sakit. sementara semua keluarga sangat cemas menanti di luar ruangan, ibu Zhi Han tak henti - hentinya memanjatkan doa untuk keselamatan menantu dan cucu kembarnya. selama satu jam lebih riri berjuang di temani Zhi Han sang suami di ruang persalinan. hingga tak lama suara kencang seorang bayi bersuara nyaring di tengah keheningan malam, beberapa menit kemudian, disusul suara tangisan bayi lagi. membuat semua keluarga yang menunggunya di luar ruang persalinan saling mengucapkan rasa syukur tak terhingga. mereka pun lega begitu sang dokter keluar dari ruang bersalin memberitahukan ibu dan kedua bayi kembarnya selamat dan sehat.
Zhi Han yang menyaksikan perjuangan sang istri dalam melahirkan kedua buah hatinya tak henti hentinya memandangi wajah sang istri yang sedang kelelahan, tanpa terasa air matanya menetes,, ia bahagia dan terharu. ternyata perempuan memang makhluk hebat di dunia, mampu menahan dan merasakan sakit yang teramat sakit melebihi apapun. hal ini tak akan Zhi Han lupakan begitu saja. dalam hatinya, mungkin seperti itulah yang pernah di rasakan kedua orangtuanya, terlebih ibunya sewaktu melahirkannya ke dunia dulu. ia jadi sempat menyesali, terlambat mengucapkan rasa terimakasih pada kedua orangtuanya, karena telah tiada. namun, hal ini tak membuat Zhi Han patah semangat dalam membangun keluarga barunya, walau orangtua kandungnya tak sempat menimang cucu darinya.
kini ia semakin tau dan menyadari peran orangtua itu seperti apa. sambil ia pandangi istrinya, ia membelai lembut wajahnya yang masih diam membisu seusai persalinan tadi, sedang kedua bayi kembarnya sekarang sedang berada di box bayi yang berada di ruangan khusus bayi.
" kamu kenapa memandang saya seperti itu Sweety " ucap Zhi Han. riri pun tersenyum dan mengusap air mata yang keluar dari pelupuk mata suaminya.
" don't cry baby, semuanya baik baik saja ok.." ucap riri menenangkan suaminya.
" maaf ya membuat kamu dan keluarga kita panik tadi, aq juga tak menyangka akan melahirkan secepat ini jauh dari perkiraan sebelumnya " ucap riri menjelaskan ke suaminya.
" mmmm... aku mengerti, yang penting kamu dan kedua bayi kita selamat dan sehat, dan semua kepanikan sudah kita lalui tadi, saatnya kita kembali bergerak dan berjuang untuk membesarkan anak - anak kita " ucap zhi han memandangi istrinya.
"sayaaangg... " ucap mami riri sambil menekan timbol pegangan kursi rodanya menuju tempat tidur putrinya yang masih terbaring lemah.
"mamii... mamii sama papikan, satria manaaa... " ucap riri sembari meliat putranya.
"satria menemani si frangky diluar, biasa frangky habis di omelin papi kamu " ucap mami riri sambil mencium putrinya.
"jangan diomelin lah mii, bukan salah dia juga.." ucap riri setengah membela sahabatnya.
" wajarlah ... papi kamu kaget setelah mendengar cerita kalian tadi " ucap mami riri.
" trus frangkynya manaa... " ucap riri.
"Mimmoo... " ucap satria memanggil ibunya.
" Wangjaaa... sayyaaangg... mommy kangen nih.. " ucap riri sambil memeluk putranya.
hingga akhirnya seluruh keluarga berkumpul di kamar rumah sakit yang riri tempati.
"waahhh... sikembar ngegemesin jeng.. cantik dan tampan... mirip kalian" ucap Rima..
" Benarkah.. syukurlah gak mirip kamu ma frangky.. " ucap riri setengah mengejek. 😁
" cucu cucuku masih sangat mungil aku sampai tak berani menggendong mereka barusan " ucap uncle lee.
" nanti uncle terbiasa kok menggendongnya.. " ucap Zhi han
" aku masih tak menyangka menyambut dua cucu sekaligus,, Riri gomawoo... "ucap bibi zhi han bahagia.
"lalu.. apa kalian sudah menyiapkan namanyaa... " ucap papi riri membuat semuanya yang ada di ruangan saling memandangi riri dan zhi han.
"Namaa... " ucap riri dan zhi han bersamaan kemudian saling berpandangan. karena mereka masih memperdebatkan masalah nama yang belum kelar untuk si kembar.