suasana seketika hening, riri yang masih tak bergeming dari posisinya membuat zhi han serba salah, baru saja di rasa zhi han mereka berbaikan dan sekarang istrinya kembali berubah. zhi han hanya pasrah, ingin menjelaskan namun berhubung istrinya baru sadar membuat zhi han tak tega. ia pun membiarkan riri tetap dengan posisinya. dan ia hanya mampu memandangi punggung istrinya dengan lesu.
sementara riri terus bergumam dengan kekesalannya. ia sebenarnya tak tega melihat suaminya seperti ini, uring uringan. namun ia masih saja memendam rasa marah mengingat kejadian sewaktu di bandara. hingga ia terlelap. tanpa sadar zhi han menyelimutinya dan membelai kepala istrinya pelan. kemudian mencium punggung istrinya. biarlah kali ini ia biarkan keadaan seperti ini, nanti bila istrinya sudah sehat total baru ia jelaskan semuanya, fikirnya.
zhi han membaringkan tubuhnya di sofa dekat tempat tidur istrinya, ia pun sangat lelah sekali. sesekali ia pejamkan matanya namun selang satu dua jam kemudian ia terbangun untuk mengontrol kondisi istrinya. ia sangat takut seperti kejadian beberapa hari yang lewat, saat istrinya ia lihat dalam keadaan yang memprihatinkan. beruntung istrinya di jaga oleh orang orang yang baik, dan menyayanginya.
' terimakasih zay dan sesaria kalian sangat menjaga dan memperhatikan istriku, aku akan membalas kebaikan kalian suatu hari nanti ' gumam zhi han sambil memandangi raut wajah istrinya yang pulas tertidur, ia pun membaringkan tubuhnya di samping istrinya dan memeluk tubuh istrinya. ada buliran air mata mengalir di wajahnya, ia merasa bersalah atas kondisi istri nya sekarang. entah kenapa melihat keadaan istrinya seperti ini, bayangan ketakutan itu muncul. takut istrinya meninggalkannya seperti kedua orangtuanya. ia pun melekatkan pelukannya ke istrinya dan memejamkan mata sambil menahan tangis hingga tertidur.
sebenarnya riri tak benar benar tidur. ia pun sangat gelisah. takut suaminya tak ada saat ini, takut suaminya pergi ke wanita lain. namun begitu tahu suaminya ada di sampingnya, ia lega sekali.. hanya saja mendengar isak lirih dari suaminya ia tak tega membuka matanya, tak ingin melihat kesedihan suaminya, walau sangat ingin membalas pelukannya. ia hanya pasrah terdiam di pelukan suaminya dengan memendam rasa iba bercampur kekesalan.
****
pagi menjelang, riri yang tak tertidur pulas bangun terlebih dulu dengan mata yang agak bengkak. segera ia seduh susu ibu hamil karena bayinya sedari tadi terus menendang-nendang.
"sabar dong sayang,,," ucapnya sambil tersenyum. sesudah tuntas ia meminum susu ibu hamil, ia pun perlahan pergi dari ruang inap ingin menghirup udara pagi. walau dengan langkah berat, ia menyusuri lorong rumah sakit, hingga sampai di taman rumah sakit. sesekali ia duduk, sesekali ia berjalan mengitari taman. kemudian duduk kembali.
riri lega perusahaan suaminya sudah mulai membaik sekarang, sahabat dan keluarganya selalu ada untuknya. namun urusan hati, riri masih tak mampu melupakan. entahlah...apakah karena perasaan sensitif selagi hamil. mata riri kembali dengan pandangan kosong. raut wajahnya yang sendu menggambarkan rasa sedih dan kekecewaan.
ia menepuk nepuk kepalanya dan tersadar, pekerjaan sedang menunggunya. ia pun kembali ke kamar inapnya. melepas selang infus dan mengambil tas beserta handphonenya. kemudian bergegas meninggalkan suaminya yang masih terlelap. dan meninggalkan sebuah note untuk perawat yang akan bertugas ke kamarnya nanti.
"semangaat!!?" ucapnya dalam hati begitu sebuah taxi melintas di depannya ia segera naik menuju kota gangnam, karena ia memiliki sebuah hotel di sana. ia ingat pengawal ali mengatakan ada beberapa dokumen yang sempat tertunda ia urus. kali ini mood gila kerja riri kembali lagi, walau ia tahu kondisinya masih agak lemah.
" agassi..." ucap pengawal ali yang memang sudah berada di korsel sebelum riri sampai beberapa minggu yang lewat.
" apa kau sudah menyelesaikannya..." ucap riri yang melihat pengawal ali takjut melihat nona majikannya berada di kantor sepagi ini.
riri mengambil beberapa dokumen yang sedari tadi di pegang pengawal ali.
"yaa... apa kau hanya melongo saja tanpa menjawab pertanyaanku " ucap riri menyadarkan pengawal ali.
" ya nona... sedikit lagi " ucap pengawal ali kikuk.
" kenapa..ada permasalahan " ucap riri sambil memegang bolpoin dan memeriksa beberapa dokumen di meja kerjanya.
" mmmm....nona...bukankah nona harus ada di rumah sakit,, apa nona benar benar sudah sehat.." ucap pengawal ali.
"apa kau melihat mayat hidup di depanmu sekarang" ucap riri memandang ketidakpercayaan pengawal ali.
pengawal ali hanya menarik nafas panjang, paham betul siapa nona majikannya.
****
"nae anae ganhosa eodi bang-i isaibnida (perawat istri saya kemana apa ruangannya dipindah) " ucap zhi han panik.
"i seonsaengnim ... oneul achim-e ne anaega tteonan geos gatji anhda (ini pak...kami juga tak mengerti sepertinya istri anda sudah pergi pagi tadi) " ucap perawat sambil menyerahkan secarik note ke tangan zhi han.
zhi han membaca pesan istrinya yang mengatakan ia meminta maaf karena pamit pulang, zhi han mengusap wajahnya, kenapa ia tidur pulas malam tadi. ia pun segera berkemas menyelesaikan administrasi rumah sakit, memanggil pengawal kwang agar menjemputnya.
" tuan, kita kemana, ke rumah atau ke kantor " ucap pengawal kwang.
" mencari istri ku, tadi zay bilang istriku tak kembali ke rumahnya, rima bilang handphonenya non aktif, apa kau tahu ia di mana" ucap zhi han dingin.
"maaf tuan, saya akan cari tahu secepatnya " ucap pengawal kwang.
selang dua puluh menit kemudian.
" tuan ini..." ucap pengawal kwang menyerahkan handphonenya kepada tuannya. mata zhi han setengah melotot begitu tahu foto istrinya terpampang di sebuah medsos bersama pengawal ali. mereka memakai bando micky mouse dan memegang ice cream. nampak senyum ceria keduanya.
" sepertinya mereka di sebuah wahana bermain ,lotte world tuan, apa kita kesana " ucap pengawal kwang.
" baiklah..." ucap zhi han bersemangat. ia ingin tahu apa saja yang dilakukan istrinya bersama pengawalnya sekarang.
" miseu ... gidalyeoyo, ttwiji maseyo. ( nonaaa....tunggu..jangan lari...)" ucap pengawal ali yang mengejar riri yang setengah berlari karena gembira ia menghabiskan waktu di sebuah wahana bermain. sedang pengawal ali kewalahan mengikuti nona majikannya.
' tahu gini, gak usah deh tadi di usulkan kesini...habislah aku ' gumam pengawal ali lesu sambil terengah engah mengikuti riri.
" ini...pegang..." ucap riri.
" nona...apa anda tak letih... " ucap pengawal ali.
" belum...kita belum menaiki perahu terbang itu " ucap riri
" haahhh... nona bahayaaaa...saya gak mau...nona baru sembuh... " ucap pengawal ali.
" tapi aku mauuu...temenin yaa..." ucap riri setengah memelas.
' adduuhh..kacauu...pasti bakal berkali kali minta naik wahana gini...ampuunn... bumiill...saya tak sanggup ' gumam pengawal ali.
zhi han dan pengawal kwang yang mengikuti sedari tadi hanya melongo menatap riri yang masih menunjuk wahana tersebut. sedang mereka iba melihat pengawal ali yang sepertinya kelelahan mengikuti kemauan riri.
" bagaimana di gantikan sajaa... " ucap pengawal kwang yang mengejutkan riri dan pengawal ali.
" hay...maksudnya..di gantikan dengan siapa " tanya riri.
" tuuhh...sama dia " ucap pengawal kwang menunjuk ke arah majikannya.
' akuu...' ucap zhi han dalam hati sambil menunjuk dirinya sendiri.
'mmmm....boleh juga di uji nyalinya' ucap riri dalam hati. sedang pengawal ali merasa senang ada yang menggantikan dirinya. ia sudah sangat kewalahan.
" boleh...kemarilah..." ucap riri menjentikkan jarinya ke arah suaminya.
hingga akhirnya mereka menaiki wahana tersebut. awalnya zhi han sangat takut namun tak ia perlihatkan. sedang riri paham ekspresi suaminya. begitu wahana di mainkan, riri tersenyum bahagia, rasanya ia akan menghabiskan kekesalannya hari ini. dengan bermain seharian. ia tertawa, kemudian berteiak sekencang kencangnya. sedang suaminya hanya terdiam kaku di sampingnya. berulang ulang riri menaiki wahana yang sama sampai ia akhirnya bosan.
wahana pun berakhir, zhi han nampak lega sekali. walau jalannya agak sempoyongan.
' baru segini.. kok kayak nyerah siih ' gumam riri.
" sudah ya nona, karcisnya habis..." gumam pengawal ali yang paham betul sikon kedua majikannya.
" sekarang kita makan ya...lapar..." ucap riri yang tak terasa waktu begitu cepat berlalu. karena sudah malam.
" oke..sweety makan apa..." ucap zhi han.
" mie kocok..." ucap riri.
" haahh... di sini gak ada nyonya..." ucap pengawal kwang.
" gak mau tahu,,, maunya cuma mie kocok " ucap riri cuek, membuat para lelaki saling berpandangan.
" sweety...yang lain aja ya..., Budae Jigae itu juga mie lo, trus ada Jajangmyeon,...trus..." ucap zhi han terpotong.
" trus ada mie kocok..." ucap riri.
" ini bukan di indonesia honey..." ucap zhi han menegaskan. namun riri tetap mau makanan yang ia ingini.
" tuan...kita kembali ke hotel aja gimana, mungkin koki hotel bisa memasak mie kocok..." ucap pengawal ali.
" ya udah, gak usah makan nih.." ucap riri ngambek.
" jangaaan..." ucap para lelaki bersamaan.
" nona cuma makan makanan ringan tadi, kasian si bayi nona... oke kita cari restoran yang menyajikan berbagai macam mie, terserah nona nantinya mau milih " bujuk pengawal ali.
" nah..itu aku setuju..." ucap zhi han sambil memegang erat tangan istrinya. mereka akhirnya menyusuri restoran restoran yang menyajikan berbagai hidangan mie, hingga riri menjatuhkan pilihan pada Naengmyeon yang disajikan dalam kondisi dingin dan dimakan saat cuaca sedang panas-panasnya. Bahannya terbuat dari tepung kentang dan soba, lalu dipotong tipis. Ketika sudah diolah, mie dicampur dengan kaldu ayam dingin. membuat riri sangat ngiler.
" syukurlah..."bisik pengawal kwang pada pengawal ali. dan mereka bersamaan saling berpandangan dan menghela nafas. kalau tidak mereka akan kebingungan mencari makanan dengan nama mie kocok di korea selatan.
' ada ada aja ibu hamil ini ' ucap zhi han dalam hati sambil geleng geleng kepala melihat tingkah istrinya sambil tersenyum dan membelai kepalanya.