Chereads / Me is me / Chapter 86 - Tak ingin berpisah walau sebentar...

Chapter 86 - Tak ingin berpisah walau sebentar...

suara deru air pantai dan angin laut mengibaskan tirai jendela kamar seorang ibu hamil yang masih berbaring setengah terlelap. riri merasakan kegelisahan mulai tengah malam tadi. ia bermimpi buruk tentang suaminya. membuat ia terbangun seketika, dan meringis menahan sakit di bagian perutnya, akibat aksinya yang bangun mendadak akibat mimpi buruk. ia melirik jam di nakas, masih terlalu pagi fikirnya, bahkan mentari masih belum muncul. ia mengelus pelan perutnya,"maaf sayang,,,membuat kamu kaget" ucap riri sambil menarik nafas pelan dan menghembuskannya perlahan. kemudian ia beranjak dari tempat tidur membersihkan diri.

"mungkin kita perlu jalan jalan ya...maaf mimmo mimpi buruk tentang daddy kamu ya...mudahan itu hanya mimpi belaka." ucap riri pelan walau rasanya ia ingin menangis, namun harus ia tahan.

sudah dua minggu lebih ia tak bertemu suaminya, karena suaminya harus pulang ke kampung halamannya ke korea selatan, karena sang bibi yang jatuh sakit. namun entah kenapa sudah beberapa hari ini zhi han suaminya tak memberi kabar. membuat ia sangat cemas terlebih usia kandungan yang tengah menginjak 6 bulan. ia merasakan sangat berat bahkan lebih berat dari usia kehamilannya saat suami yang ia cintai tak berada di sampingnya. ia ingin ikut tapi tak memungkinkan untuknya bepergian jauh saat itu. mau tak mau ia melepaskan suaminya pergi sendiri. karena tahu suaminya sangat menyayangi bibinya yang merawatnya sedari kecil. bagi riri tak mengapa toh bibi suaminya adalah bibi sekaligus ibu buatnya.

riri berjalan sendirian di bibir pantai, dengan pelan ia memainkan air pantai. walau wajahnya di liputi kecemasan dan kesedihan.

ia memandangi langit langit pagi yang mulai memperlihatkan sinar mentari yang muncul di ufuk timur pantai. "sangat suka sekali andai aku bersamamu saat ini sweetheart" ucap riri sambil menghembuskan nafasnya.

tak terasa hari mulai cerah berganti pagi, ia harus kembali ke rumah, kalau tidak mami dan papinya akan mengomelinya nanti karena pergi tak bilang bilang.

" chamomile...ayo kita sarapan nak, wangja sayang..." ucap mami riri sambil berteriak dari ruang makan.

wangja perlahan menuntun sang mimmo yang memang berjalan sangat kewalahan. melihat hal itu papi riri turut membantunya.

" chamomile...kamu habis dari mana tadi" ucap mami riri yang curiga melihat kaki anaknya yang memerah, ia tahu pasti anaknya berjalan di pantai tanpa alas kaki.

" biasalah mi.. hirup udara pagi yang segar biar kami sehat..." ucap riri sambil mengelus perutnya berusaha tersenyum tak ingin maminya curiga akan kecemasannya. wangja yang melihat maminya seperti itu langsung mengecup jemari maminya.

"tenang mimmo..ada satria nih...makanya cepat keluar dong de.. kasian mimmoo" ucap wangja yang di sambut senyuman sang grandpa.

" kamu sangat menggemaskan keponakanku..." ucap rima seketika sambil mengacak rambut satria dan duduk di sebelah riri.

" are you ok..?? " tanya rima pada sahabatnya ini.

" biasalah rim,,, berat banget nih kandungan, dulu hamil satria gak gini..." ucap riri.

"tenang...kalian sehat sehat az kok, mungkin karena usia kandungan yang beranjak tua " ucap prima yang mengelus kepala sahabatnya, sebenarnya ia sangat tak tega melihat sahabatnya seperti ini, ingin memberi tahukan tapi zhi han masih ngotot melarangnya. hingga prima merasa serba salah. alasannya cuma simple..Surprise. membuat prima hanya menghela nafas. kesal..itu pasti.

" kangen sama daddy anak anak nih..." ucap cathrine membuat riri tersenyum.

" coba hubungi jeng..." ucap rima.

" no aktif...aku gak tahu kenapa, mudahan aza tak terjadi apa apa sama keluarga di sana, kamu tahukan zhi han hanya punya uncle lee dan istrinya. " ucap riri lirih seperti ada nada kesedihan.

" sabar... mungkin zhi han terlalu sibuk mengurus tantenya yang sakit..." ucap mami riri menenangkan anaknya.

'' mimmo...satria berangkat ya..ayo unclee...antar satria " pinta satria pada prima sambil menciumi pipi mimmonya.

"apa kabar uncle lee ya..." ucap cathrine yang merindukan sosok lelaki tua yang sangat lama tak ia jumpai.

memang riri masih mengistirahatkan uncle lee dari pekerjaannya berhubung ada rasa salah dan tak enak semenjak pertemuannya dengan istri uncle lee beberapa bulan silam.

~Flasback.

( pertemuan riri dan bibi zhi )

di bandara vietnam, karena landing riri dan prima terpaksa harus menunggu lama di bandara sebelum berangkat pulang ke indonesia. karena saat itu usia kehamilannya yang masih muda membuat aktifitasnya sangat aktif namun membuatnya mudah lapar. ia menarik tangan sahabatnya prima menuju sebuah cafe di bandara. baru ia ingin duduk seorang wanita anggun menarik kursi dan mempersilahkan riri duduk terlebih dahulu. kemudian ia duduk di hadapan riri. membuat riri dan prima bingung siapa wanita ini.

" perkenalkan nama saya mrs.lee.. " ucapnya lembut namun tegas membuat riri sedikit tergidik dengan nama itu.

" istri uncle lee.." ucap riri.

" maj-a. naneun neoui nampyeon-ui anaeija eomeoni ya.(benar aku istrinya dan ibu dari suamimu)." ucap wanita itu pada riri. ia berfikir riri tak memahami ucapannya. sebenarnya ini pertemuan pertama mereka, bibi zhi han sangat senang sekali melihat menantunya yang sangat cantik. namun ia juga kesal kenapa suami dan keponakannya tak berkunjung menemuinya untuk memperkenalkan menantunya ini. dan kebetulan mereka bertemu secara tak sengaja.

"jebal, je nampyeongwa adeul-eul dollyeo bonaejuseyo (tolong,kembalikan suami dan putraku )." ucapnya membuat riri sangat kaget.

"neoneun nega nae adeulgwa gyeolhon han ilaelo, geudeul-ui aideulgwa nampyeon-eun geoui mannaji anh-assgo na-egedo yeonlag-eulhaji anh-assda. geudeul-eun bappeuge bosalpyeo jueossda.(kau tahu semenjak kau menikah dengan putraku, mereka anak dan suamiku sangat jarang menemuiku bahkan menghubungiku, mereka sibuk mengurusmu saja)" ucap bibi zhi han membuat riri yang sensitif karena hamil merasa bersalah jadinya. ia bahkan iba melihat bibi suaminya yang terlihat kesepian.

"neoneun nae ma-eum sog-e pungseonghan jaesan-i iss-eodo honjaissneun salamcheoleom neukkyeojinda (kau tahu aku seperti orang yang sebatang kara, meski harta berlimpah jiwa dan hatiku kosong)" ucap bibi zhi han yang hampir menangis namun di tahannya.

"neoneun geogjeonghal pil-yoga eobsdaneun geos-eul ihaehanda, naneun neoui nampyeon-eul dollyeo bonael geos-ida.(aku mengerti, anda tak usah khawatir aku akan mengembalikan suamimu)" ucap riri sambil berdiri dan membungkuk memberi tanda hormat pada bibi suaminya kemudian tersenyum simple dan pergi meninggalkan bibi suaminya yang melongo mendengar ucapan riri barusan. bibi zhi han berfikir bahwa riri tak mengerti bahasanya namun ternyata keliru. terlebih ucapan barusan. bibi zhi han cemas kalau riri marah padanya. walau ia tak bermaksud seperti itu pada menantunya. ia hanya mencurahkan isi hatinya hanya saja waktunya tak tepat. ia tak tahu bahwa riri sedang sensitif karena sedang hamil waktu itu.

*Flasback off

" mungkin ini yang di rasakan bibi waktu itu, aku mengerti kenapa ia sangat merindukan suami dan putranya, harta melimpah tapi hati dan jiwa kosong, aku sangat merindukanmu zhi han " ucap riri yang duduk sendirian di balkon memandangi pemandangan siang menjelang sore .