lelaki tinggi tegap, berperawakan atletis sedang memandangi jendela ruangan kantornya, jauh di lubuk hatinya ia sangat merindukan wanita yang sangat ia cintai. namun ada kekesalan dalam hatinya, mengapa bibinya membohonginya, ia hanya sakit biasa, hanya demam saja. hingga membuat zhi han yang panik segera terbang dari vietnam menuju korea selatan akibat kabar kebohongan tersebut. namun yang ditemui hanya bibinya yang sangat merindukannya. ia terpaksa meninggalkan istrinya yang sedang hamil dan membohongi perihal bibinya. itu ia lakukan agar riri tak gelisah. zhi han hanya seminggu sebenarnya ingin menemani bibinya, namun perusahaan cabang di korea selatan memiliki sedikit masalah yang harus ia selesaikan. mau tak mau ia menunda kepulangannya ke vietnam. dan hari ini zhi han baru saja kembali dari jerman di temani adik sepupunya nathalia. ia terpaksa meminta bantuan sepupunya yang seorang dokter. nathalia sebenarnya tak mau, namun zhi han bersikeras meminta bantuannya. karena perusahaan perlu penanganan cepat dan harus segera menyelesaikannya dengan para rekan bisnis, sialnya mereka ada di jerman untuk beberapa alasan kerja, sedang zhi han fikirannya terbagi saat ini, kacau. antara istri yang sangat ia cemaskan kesehatannya dan perusahaan yang mengalami beberapa permasalahan. hanya nathalia yang mampu membantu karena selain dokter spesialis ia juga seorang pembisnis handal.
sekembalinya dari jerman, zhi han segera mengantar nathalia ke rumah sakit tempatnya bekerja, dan ia kembali ke perusahaan menyelesaikan pekerjaannya.
namun tanpa disadari dan tanpa sepengetahuannya riri telah tiba di bandara korea selatan bertepatan dengan zhi han dan nathalia sampai dari jerman. awalnya riri tak sengaja mengedarkan pandangan ke sebuah taxi, namun matanya tertuju pada wajah yang tak asing ia kenal dan berpindah ke sisi lelaki itu, seorang perempuan muda yang sangat cantik dengan balutan pakaian yang rapi dan di padu padankan dengan kacamata hitam sedang tersenyum ke arah lelaki itu dan menggandeng mesra lengannya. hati riri sangat teriris melihat pemandangan itu, ia cancel taxinya. dan berjalan cepat mengikuti lelaki yang tak lain suaminya yang di gandeng perempuan muda. riri mencoba ingin mencari tahu siapa wanita itu, ia terus berjalan, sampai yang di ikutinya menaiki sebuah mobil van hitam. riri tak menyadari ia berdiri hampir di tengah jalan. dan " bruukk " sebuah mobil menyenggol tangannya. riri tersungkur dipinggir jalan. menahan sakit dan tangannya penuh goresan dan darah. baru mau berdiri, sebuah klakson kendaraan hampir menyerempetnya kembali, beruntung ada seseorang yang merangkul tubuhnya ke pinggir jalan hingga mereka terjatuh bersamaan.
" riri...punya mata gak sih, mau mati ya.." ucap suara itu yang ia kenal namun perlahan menghilang. riri tak sadarkan diri.
" dia gak apa apa beb.. kamu juga gak apa apakan.. kak riri..kak bangun...dia pingsan nih..." ucap seorang wanita panik melihat tunangannya dan adik sepupu tunangannya yang pingsan dan langsung menghubungi ambulance.
" cepat bantu aku memapahnya, mana berat lagi kayak bumil aja...omg..ini...ini darah kan..." ucapnya panik melihat darah yang mengalir dari sela kaki adik sepupunya.
segera setelah ambulance datang mereka langsung menuju rumah sakit terdekat. di perjalanan kakak sepupu riri memegangi tangan riri erat. ia terlihat cukup panik. sementara sang tunangan ikut ikutan memegang jemari riri.
riri yang setengah sadar mencoba membuka matanya, ia menarik tangan kakak sepupunya dan berbisik " jangan beritahu siapa siapa tentang keadaan aku di sini, berjanjilah " ucap riri yang kemudian kembali menutup matanya tak sadarkan diri. membuat yang mendengarnya saling berpandangan.
riri langsung di bawa ke ruang ICU untuk di tangani secepatnya.
"sebenarnya ada apa sih beb..kak riri kok kaya orang kebingungan ya tadi, ini bukan pertama kalinya dia ke korselkan" ucap Sesaria kepada tunangannya.
" aku juga bingung, riri tak memberi kabar kalau ia mau ke korsel, untung kita lihat tadi kalau gak..." ucap Zay kakak sepupu riri.
"maaf pak kami tak berhasil menemukannya " ucap sang asisten kepada Zay, karena Zay yang meminta mencari tahu plat no.mobil yang menabrak adik sepupunya tadi. bagaimanapun sangat aneh sekali, mobil itu sengaja ingin mencelakai adik sepupunya.
"aku gak mau tahu, kalian tetap selidiki" ucapnya datar.
" baik pak.." ucap sang asisten yang ijin pamit setelahnya.
dokter baru saja keluar dari ruang ICu. Zay dan sesaria menghampirinya.
"gimana om...kak riri gak apa apakan" ucap sesaria pada sang dokter yang tak lain adalah pamannya.
" kondisinya masih shock, bayinya beruntung bisa di selamatkan. dan persediaan kantong darah tercukupi." ucapnya terdengar lemah.
" emang ada apa om, adik saya gak apa apakan ". tanya zai heran yang melihat perubahan raut wajah paman tunangannya.
" adik kamu... terlihat sangat tidak baik, bukan hanya shock dan sedikit stress, tapi sepertinya ia mengalami anemia, memang wajar pada ibu hamil sering terkena anemia, tapi jangan di biarkan berlarut larut, asupannya juga harus dijaga " ucap sang dokter.
" tapi bukankah ibu hamil sering di beri obat penambah darah om.." ucap sesaria.
" ya.. kau benar, tapi sepertinya wanita ini mengalami kelainan dengan obat anemia tersebut, sepertinya tubuhnya tak merespon dengan baik. mungkin ada beberapa kandungan obat anemia yang tak cocok dengan tubuhnya, saranku buat dia istirahat yang cukup dan asupan yang sehat. " ucap sang dokter sambil menepuk bahu keponakannya dan berlalu kemudian.
" tunggu... maksud om kamu soal bayi.. riri hamil..." ucap zay tak percaya.
" aduh beb..kemana aja fikiran kamu...dari tadi om bilang ibu nya belum sehat betul bayinya selamat. artinya kak riri hamil...kamu gimana sih.." ucap sesaria menepuk jidatnya.
segera setelah riri dipindahkan ke ruangan khusus mereka pergi menemuinya. riri pun tersadar ia sekarang berada di ruangan asing. kepalanya sangat pusing dan ia tersadar pula yang terjadi pada dirinya. riri panik meraba perutnya takut kenapa kenapa pada bayinya.
" gak kenapa kenapa kok kak, hanya perlu istirahat. ibu hamil makan makanan yang bergizi dan jangan lupa minum obatnya biar gak anemia " ucap sesaria memeluk riri.
" kamu kenapa gak kabari aku ada disini, hampir aja kamu mati di tabrak orang, sebenarnya siapa sih yang kamu kejar kejar sampe kebingungan gitu.." tanya zay dengan nada kesal.
" su..suamiku.." ucap riri getir mengingat apa yang baru di lihatnya di bandara.
" haah...kak rif'ah ... ada di sini ya.." ucap sesaria asal menebak.
" aku sudah cerai dengannya..." ucap riri tiba tiba.
" Whaatt..." ucap zay dan sesaria berbarengan.
" lalu..suami,, suami yang mana yang kamu kejar tadi..." tanya zay tak menyangka dengan apa yang di dengarnya.
" ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜... ya suamikulah...gimana sih...yang bikin ini nih..." ucap riri sambil menangis menunjuk perutnya.
" udah dong kak, jangan nangis...klo nangis gimana mau cerita sama kita kakak baru sadar lagi." ucap sesaria menenangkan riri.
" ya udah,, pokoknya kamu sabar dulu, sampai sembuh benar baru cerita ke kita..apa yang terjadi di indonesia sama kamu..dan siapa suami kamu, kamu gak poliandri kan " goda zay pada riri yang mengusap matanya sembab.
" gila aja aku poliandri.." ucap riri kesal pada kakak sepupunya.
" kamu gak kasih tahu mami dan papikan tentang keadaanku..." ucap riri
" ya gak lah... ntar tante tambah sakit lagi...untung kamu sama keponakanku baik baik az...setelah ini kita harus check kandungan kamu, pastiin aza sih bayinya benar benar dalam keadaan sehat.bikin khawatir aza kamu nih " ucap zay sambil memeluk adik sepupunya.
" hmmm... aku juga khawatir sama kakak..untung gak kenapa kenapa cuma kakak sering ngalamin pusing ya.." tanya sesaria.
" iyaa...semenjak usia kehamilan 5 bulan pusingnya berat banget, aku udah konsumsi obat penambah darah, tambah sakit sampai sampai aku bisa tidur berjam jam. " ucap riri.
" kakak pernah anemia ya..." tanya sesaria.
" gak pernah... kalau anemia kakak gak langsung minum obat tapi makan makanan penambah darah aja, kamu kan tahu kakak gak cocok sama obat anemia, semenjak hamil aja kakak konsumsi." ucap riri bingung mendengar pertanyaan tunangan sepupunya ini.
" ya udah, obat anemianya kita off tapi kita ganti makanan sehat penambah darah dan vitamin, ok.." ucap sesaria sambil mengelus perut riri.
*****
saat sedang asyik bekerja, zhi han di kejutkan dengan suara dering handphone dari saku celananya.
" yess, morning..." ucap zhi han.
" hai boss... gak kasih kabar ya kamu, ngapain aja semalem, ngelepas kangen ma istri..." goda prima membuat zhi han tak mengerti.
" ngomong apa sih kamu frangky..." ucap zhi han tak mengerti.
" si cucut baik aza kan, udah ilang kan kangennya ma kamu.." ucap prima lagi.
" cucut..cucut...ada namanya tahu,,, riri ma keluarga di sana baik aja kan." ucap zhi han balik bertanya.
" loh...bearti si cucut gak nyampe ke rumah kamu.. kemaren pasti sampai dong di korsel...dia berangkat sendirian tanpa ngasih tahu kami tau gak, bikin kita semua panik banget, untung dia sms kalau dia nyusul kamu ke korsel, pasti udah nyampe lah ini udah dua hari" ucap prima yang merasa heran dan kaget dengan ucapan zhi han barusan.
zhi han pun demikian, kemudian ia mematikan handphonenya sambil berfikir. mengapa istrinya tak memberitahu kedatangannya dan kemana ia sekarang. sontak zhi han panik dan merapikan semua dokumennya dan berteriak memanggil pengawal kwang.
" yes sir.." ucap pengawal kwang
" cari tahu keberadaan istriku sekarang, ia berada di sini, korsel aku tak mau ada apa apa dengannya " ucap zhi han sambil menutup pintu mobil yang di ikuti pengawal kwang. pengawal kwang mencoba menghubungi beberapa anak buahnya dan mencari tahu keberadaan nyonyanya.
15 menit berlalu. zhi han yang gelisah sambil memperhatikan jalanan mencoba menenangkan diri. tak mungkin terjadi apa apa pada istrinya fikirnya.
" tuan...ini.." ucap pengawal kwang sambil menyerahkan handphonenya.
zhi han memandangi sebuah foto di mana riri di peluk mesra oleh seorang lelaki yang tak pernah di kenali zhi han. di foto kedua lelaki itu mencium kening istrinya dengan mesra. membuat hati zhi han bergemuruh. ia mengepalkan tangannya, di saat sedang kacau seperti ini zhi han di kejutkan dengan berita tentang istrinya barusan.
"tuan..anda tak apa apa, kabarnya lelaki itu seorang CEO pula, perusahaan cabangnya sangat banyak bahkan pernah meraih penghargaan pula..." ucap pengawal kwang terputus,
" cari tahu hubungan mereka " ucap zhi han dingin. dengan tatapan yang penuh amarah. ia sangat cemburu sekali.