sesampainya di depan perusahaan, riri langsung menuju lift ke lantai paling atas menuju apartemennya. ia segera mandi menyegarkan badannya setelah seharian mengalami berbagai kejadian. walau ia merasakan tangannya masih sakit dan perutnya sedikit kram, 'apa mungkin ini efek pelukan dan dorongan rifah tadi ya..' ucap riri dalam hati. ia berjalan pelan seusai mandi dan menuju lemari pakaian mencari pakaian yang nyaman di kenakan. segera ia menyeduh susu ibu hamil untuk ia minum. setelah itu ia terlelap kelelahan.
*****
zhi han sangat gelisah, karena rapat hari ini ternyata di sambung dengan rapat lainnya juga yang memang sempat ia tunda. hatinya sangat cemas, dalam fikirannya apakah istrinya sudah meminum obatnya, sudahkah ia makan, sudahkah ia meminum susunya apakah ia beristirahat cukup hari ini. fikiran gelisah itu terus membayangi zhi han. baginya rapat hari ini sangat lama sekali. ia tak berkonsentrasi menghadapi. pengawal kwang hanya pasrah melihat kegelisahan tuannya, untungnya ia merekam semua isi rapat hari ini. ia tahu tuannya sedang tak enak fikiran dan perasaan, walau ini bukan perangai yang biasa ia lihat pada tuannya. ternyata cinta dan wanita mampu merubah sesuatu yang tak biasa terjadi fikir pengawal kwang.
" setelah ini, apa lagi jadwalku " ucap zhi han pada pengawal kwang seusai rapat barusan. ia melirik jam tangannya karena ini sudah malam, pukul 22.00 malam.
" semua sudah beres tuan, anda bisa melanjutkan cutinya, sisanya saya yang bakal urus " ucap pengawal kwang memastikan tuannya.
" syukurlah...terimakasih " ucap zhi han membuat pengawal kwang tersanjung.
sesampai di apartemen istrinya, zhi han langsung menyebut nama istrinya, ia tahu istrinya ada diapartemen karena melihat sepatu dan tas yang berserakan di samping sofa tamu.
zhi han hanya tersenyum, dan merapikannya. " sweety...kau dimana cinta... " ucapnya sambil berteriak karena tak ada tanda tanda istrinya menyambutnya pulang. ia segera menuju kamar pribadi mereka dan melihat istrinya yang tertidur pulas di ranjang king size nya. zhi han mendekat, di kecupnya kening dan tangan istrinya yang masih terlelap tidur. ia tersenyum senang. namun begitu melihat pergelangan tangan istrinya yang memerah, alisnya naik sebelah.
" apa ini...kenapa memar seperti ini, apa ia sakit, terjatuh atau.." fikiran zhi han bertambah gusar. segera ia ambil handphone nya memanggil pengawal ali. mereka bertemu di teras apartemen.
" apa kegiatan nyonya hari ini selepas kami dari rumah sakit siang tadi " ucap zhi han dingin.
" nyonya mengadakan rapat dadakan di perusahaan cabang " ucap pengawal ali.
" rapat dadakan, apa maksudnya " ucap zhi han penuh selidik.
" ada masalah di bagian keuangan perusahaan tuan, makanya nyonya mengadakan rapat dadakan " ucap pengawal ali kembali menjelaskan. zhi han tahu hal ini lambat laun jadi sebuah permasalahan besar, andai ia di ijinkan ia pasti akan menjual perusahaan naas itu.
" lalu apa yang menyebabkan istriku tangannya memar, apakah ia terjatuh atau ada yang menyakitinya " ucap zhi han tajam.
" maaf,, soal itu saya kurang mengetahuinya, karena seusai rapat nyonyaa..." ucapnya bingung melanjutkan.
" nyonyaa...ada apa dengannya jelaskan yang lebih jelas " ucap zhi han memandang dingin pengawal ali.
" nyonya berbicara empat mata dengan karyawannya tanpa boleh kami tahu " ucap pengawal ali membuat alis zhi han kembali terangkat.
" dengan siapa ia berbicara " ucap zhi han lagi.
"mmmm... Tuan Rifah..." ucap pengawal ali dengan jelas.
membuat hati zhi han seperti tertusuk sembilu, ada rasa tak suka menyelimuti hatinya. mengapa istrinya mau berbicara berdua saja dengan mantan suaminya itu, tanpa pengawalan.
" berapa lama mereka berbicara " ucap zhi han lagi.
" 45 menit lebih, sebelum tuan rifah di bawa polisi untuk mem pertanggungjawabkan perbuatannya" ucap pengawal ali membuat zhi han diam membisu sesaat.
' secepat itukah riri bertindak ' fikir zhi han.
" lalu.. apakah rifah menyakiti tubuh istriku " tanya zhi han lagi.
" mmm..soal itu saya kurang tahu....tapii.." ucap pengawal ali kembali terpotong.
" jelaskan maksudmu " balas zhi han tak sabar.
" sebelum tuan rifah di bawa polisi, ia sempat Me..me..luk..nyonya lumayan lama " ucap pengawal ali yang tak tega menyampaikan kepada suami nona majikannya ini yang menatapnya penuh tajam dan dingin.
" deg..." ada tautan cemburu terselip di hati zhi han. namun ada amarah pula yang menyelimuti hatinya, ia yakin lelaki itu pasti sempat menyakiti tubuh istrinya, buktinya pergelangan istrinya memar memerah.
" baiklah...lain kali beritahu aku apa saja kegiatan nonamu, ingat jangan sampai ia tahu, ini hanya aku dan kamu saja , aku akan memberikan.." ucap zhi han terpotong.
" maaf tuan, saya tak perlu bonus apapun karena nona sudah memberikan lebih dari bonus pekerjaan yang saya dapatkan selama ini, memang kewajiban saya memberitahukan kegiatan nona pada anda, karena saya pun terkadang khawatir apabila nona mengatakan tidak atau jangan ikut campur di setiap pekerjaan yang ia rahasiakan. sayaa... sangat menghormati nona, tuan. mungkin dengan perintah tuan barusan saya jadi ikut terbantu mengatasi permasalahan yang nona hadapi dengan pekerjaannya yang kadang tanpa nona sadari bisa membahayakan dirinya. sekali lagi tolong saya dan terimakasih atas kesediannya." ucap pengawal ali panjang lebar, membuat zhi han terkesima, segitu berwibawa dan terhormatnyakah istrinya hingga para bawahannya turut khawatir apabila ada yang menyakiti istrinya.
di kamar, zhi han sedang menatap wajah istrinya yang terlihat lelah namun tak menutupi kecantikannya. sambil mengompres pergelangan tangan istrinya sesekali ia ciumi jemari istrinya. ia sangat bersyukur memiliki istri yang sangat tangguh menghadapi berbagai kejadian bahkan tanpa ia di samping istrinya.
" besok...kau tak boleh melakukan apapun sweety .. aku akan memanjakanmu, maafkan aku yang meninggalkanmu hari ini" ucap zhi han terdengar lirih ada sedikit rasa kebersalahan dalam hatinya karena sempat meninggalkannya tadi siang.
zhi han pun berbaring sambil memeluk tubuh istrinya dan mendaratkan ciuman hangat di pipi istrinya sebelum tertidur.
****
sinar mentari yang menyapa pagi ini menghangatkan wajah riri. ia terbangun malas pagi ini, ia sibakkan selimut yang menyelimuti tubuhnya, " aww... ia meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya, bahkan perutnya masih terasa kram. namun matanya tertuju ke samping ranjang, di mana suaminya, apakah ia tak pulang semalam, apakah ada yang terjadi dengannya. riri meraih handphonenya, baru mau memencet no. ponsel suaminya.
" sweety...cinta sudah bangun...aduhh cantiknya ratuku ini " ucap zhi han sambil membawa nampan berisi susu ibu hamil dan sandwich hangat. ia pun meletakkan di atas meja nakas kemudian mengambil handuk yang berisi air hangat, lalu mengusap wajah istrinya dengan handuk tersebut membuat riri agak bingung dengan perlakuan manja suaminya.
sambil memandangi wajah natural istrinya yang manis, sesekali dengan nakalnya zhi han mencubiti wajah tembem istrinya. ia sangat menggemaskan fikir zhi han. kemudian zhi han mengambil nampan berisi susu ibu hamil dan sandwich, ia meminumkan susu tersebut ke mulut istrinya, kemudian mengelapnya dan memasukkan potongan kecil sandwich yang masih hangat bikinannya sendiri. sesudah itu ia terus memandangi wajah istrinya yang kebingungan, kemudian tersenyum dan meraih wajah istrinya kemudian menciumi bibir mungil istrinya yang masih belepotan sisa sandwich, sangat lama hingga riri kehabisan nafas.
" kamu apaan sih sweetheart,, ngidam apa kamu hari ini " ucap riri heran.
" aku...ngidam pingin sama kamu terus... sampe kita menua dan maut memisahkan " ucap zhi han.
" oughhh...." balas riri sambil tersenyum tak percaya.
" kok gitu jawabannya " ucap zhi han tak terima dengan kata kata istrinya.
" ya...aku mau bilang apa lagi dong, yang aku mau seumur hidupku sudah kamu jawab " ucap riri sambil beranjak hendak berdiri.
"aww..." ucap riri merasakan kesakitan kembali.
" kau kenapa..yang mana yang sakit " ucap zhi han cemas sambl merangkul tubuh istrinya.
"pe..perutku...kram..aww..sakit bangett " ucap riri meringis sambil memegang perutnya. hingga terlihat di lantai titik titik merah berjatuhan dan itu darah segar. membuat kepalanya sangat pusing ia tak percaya apa yang sekarang terjadi dengannya. zhi han yang melihatnya pun sangat panik sekali.
segera saja zhi han mengambil handphonenya dan menelpon dokter kandungan untuk datang ke apartemen mereka. zhi han pun dengan cekatan membaringkan tubuh istrinya perlahan sambil terus memegang jemari istrinya memberi kekuatan.
"aahhkk...sakit banget" teriak istrinya di tempat tidur dengan keringat dingin yang bercucuran.
" sabar..dokter sebentar lagi sampai, aku sudah menyuruh pengawal kwang menjemputnya mereka sudah berada di lift sweety ", ucap zhi han menenangkan istrinya walau hatinya sangat cemas sekali ia takut terjadi apa apa dengan istri dan bayinya.
" cucuut... kamu kenapa..." suara Prima terdengar jelas di ruang kamar pribadi riri dan zhi han.
" frangky...kok kamu yang datang, dokter sarah mana..." ucap riri di sela sakitnya.
" tuhh...cepetan dong sarah, saudari ku kesakitan nih..." ucap prima membuat dokter sarah cepat cepat mengeluarkan peralatan medisnya. ia tak mau membantah perintah direktur utama rumah sakit tempat ia bekerja.
setelah memeriksa sebentar, dokter menyarankan agar riri istirahat total, beruntung janinnya kuat, ia hanya kelelahan yang teramat sangat.
"tuhh..kan cucut..dengerin tuh... gila kerja boleh tapi jangan sampai menyakiti diri, terlebih ada keponakan aku diperut kamu" ucap prima tanpa mau tahu ada zhi han di samping mereka.
"woii...harusnya aku yang mengucapkannya, kayak kamu aza suaminya " ucap zhi han tak suka.
"oppss ...sorry..." ucap prima.
sepeninggal dokter sarah, riri terus seharian di dalam kamar, membuat ia uring uringan, sementara prima sedang asik main game di lantai bawah ruang keluarga, membuat zhi han merasa tak nyaman ada orang asing di apartemen mereka.
" sweetheart...aku bosan di kamar terus..aku mau ke lantai bawah, mau cari udara segar." ucap riri memelas membuat mata zhi han setengah tajam memandang istrinya, namun ia juga iba tak tega dengan rengekan istrinya.
sambil menggendong riri mereka menuju lantai bawah ke ruang keluarga di mana prima masih asyik dengan gamenya.
" kamu gak pulang prim, udah mau malam loh,,gak kerja ya..." tanya riri yang heran melihat sahabatnya masih berada di apartemennya.
" aku cuti,, sampai kamu melahirkan " ucapnya cuek.
" whaatt!!!" ucap riri dan zhi han kaget dan berpandangan tak percaya.